Hari ke empat;

27 5 0
                                    

"Maksudnya Jun?"

🍁🍁🍁

"Jun? Ya Allah, kok cepet datengnya?"

Zalfa berlarian dari tadi. Ia telat untuk bertemu dengan Jun.

Saat baru sampai Zalfa mengatur nafas, merasa lelah. Ia lebih takut kalau Jun sudah menunggu lama.

Jun menoleh, lalu menatap Zalfa. Jun merasa kasihan melihat Zalfa yang sepertinya lelah sekali. Namun dia ingin menjaili Zalfa.

"Ngambek ah."

Jun memanyunkan bibirnya, tidak lupa dia beranjak dari duduknya, terus menghadap Zalfa dengan tangan yang terlipat di dada.

"Ih Jun.."

Zalfa menatap Jun, tidak percaya kalau ternyata Jun akan marah. Meski terlihat lucu, Zalfa yakin kalau Jun benar-benar marah karena ke telatan nya tadi.

"Ih Zal.."

Jun masih dengan posisinya, kali ini dia meniru Zalfa yang sebelumnya berkata.

"Ih apa sih."

Zalfa malah tergelak melihat tingkah Jun. Sementara Jun akhirnya ikut tertawa juga.

"Ih serius gue ngambek nih."

"Jangan ngambek dong."

Bujuk Zalfa, mengikuti tingkah manja Jun.

Jun yang melihat itu merasa gemas, entah.

"Lo mau gue maafin?"

Tanya Jun.

Zalfa mengangguk-ngangguk, "Iya dong."

"Sebagai syarat pemberian maaf dari gue, lo harus mau temenin gue keliling taman ini."

Zalfa tergelak lagi sambil mengangguk-ngangguk. Syarat pemberian maaf macam apa itu? Jun malah ikut tersenyum melihat Zalfa.

Zalfa dan Jun pun mulai melangkahkan kaki, untuk sekedar mengobrol sambil mengelilingi taman tersebut.

"Gue dulu sering banget main ke sini."

Ucap Jun.

Taman ini adalah taman bersejarah bagi Jun, karena disini dia dapat belajar banyak hal bersama Appa nya dulu. Selain itu, ini tempat bermain nya dengan Danny, sebuah kenangan yang berharga.

"Beneran?"

Zalfa menatap Jun tidak percaya. Lalu teringat kembali ke masa kecilnya.

"Aku juga dulu sering main disini."

Zalfa rasanya tidak menyangka kalau Jun ternyata dulu suka main juga disini.

"Tapi kok ketemunya sekarang-sekarang ya?"

Jun balas menatap Zalfa, sementara Zalfa hanya mengusap-ngusap tangannya, "Mungkin taqdirnya emang kayak gitu Jun."

Jun memperlambat langkah kakinya. Membuat Zalfa lebih santai, karena sebelumnya Jun agak cepat dan langkah kaki yang kecil punya Zalfa agak kewalahan.

BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang