"Oh jadi disini lo sekarang? Gak tau diri banget ya lo!"
🍁🍁🍁
Hari Ini, restoran tutup. Libur mingguan, Zalfa biasanya mengisi waktu kosongnya dengan menyapu halaman depan ataupun halaman belakang kontrakannya.
"Eh Sinta.. tumben kesini?"
Zalfa yang sebelumnya tengah menyapu halaman depan rumahnya itu terkejut tatkala melihat sepasang sepatu datang menghampirinya.
"Hehe, iseng pengen main. Badmood juga di rumah, jadi mending kesini."
Sinta tersenyum menatap Zalfa. Zalfa yang mendengar alasan seperti itu hanya ikut tersenyum.
"Yaudah yuk masuk."
Ajak Zalfa sambil menyimpan sapu lidi yang dari tadi di pegangnya.
Sinta yang di ajak masuk begitu akhirnya hanya mengikuti Zalfa untuk masuk ke dalam kontrakannya.
"Mau di bikinin minum apa?"
Sinta terduduk di karpet tipis milik Zalfa, "Air putih aja."
"Gak mau teh manis?"
"Gak usah, ya ampun. Kamu kayak ke siapa aja."
Zalfa hanya terkekeh mendengar itu, ia lalu berlalu ke dapur untuk menyiapkan minum bagi Sinta.
Sementara Sinta mengedarkan pandangannya, melihat semuanya sudah tampak bersih. Ia jadi merasa senang disini, ingin berlama-lama.
"Maaf ya, aku gak punya apa-apa lagi."
Zalfa datang, dengan nampan di tangannya yang berisi kan segelas air putih. Ia lalu mendekatkannya ke arah Sinta.
"Gakpapa kok, aku kesini bukan buat minta makan hehe."
Zalfa tergelak lagi mendengar itu. Sementara Sinta menenguk air yang sudah di bawakan oleh Zalfa tadi.
"Jun udah ada kabar?"
Tanya Sinta.
Sinta agak khawatir dengan Zalfa, Zalfa kemarin menceritakan apa yang tengah di alaminya ke Sinta.
"Alhamdulillaah udah Sin, kemaren malem dia nelpon. Dia gak ngabarin karena katanya sibuk di kerjaannya."
Sinta mengangguk-ngangguk, "Aku kira dia mau ngehindar dari kamu."
"Ngehindar karena apa?"
Tanya Zalfa. Merasa penasaran dengan apa yang akan di ucapkan oleh Sinta.
"Karena dia tiba-tiba ngerasa bersalah gitu?"
"Ngerasa bersalah karena apa?'
"Eh.. ngga-ngga. Kok aku malah ngawur si."
Zalfa mengernyitkan dahi, sementara Sinta menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Kayaknya aku gila deh Zal."
Zalfa yang mendengar itu malah tertawa, aneh dengan Sinta yang tiba-tiba berkata seperti itu.
"Ada-ada aja kamu Sin."
Sinta hanya tersenyum lebar, dia juga tidak tau mengapa bisa berkata seperti itu ke Zalfa.
"ZALFA!"
Suara teriakan tiba-tiba terdengar dari arah luar kontrakan. Itu jelas mengejutkan Zalfa dan Sinta yang tengah berada di dalam kontrakan.
"Siapa itu Zal?"
Zalfa menggeleng, dia tidak tau itu siapa, dia tidak kenal itu suara siapa. Setelah saling berpandangan dengan Sinta lumayan cukup lama, Zalfa dan Sinta pun memutuskan untuk cepat pergi ke luar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beda
FanfictionPertemuan itu, entah memang disengaja atau justru sudah menjadi takdirnya? Zalfa tidak tau apa rencana Sang Pencipta dibalik itu semua. Tuhan memang lebih tau apa yang terbaik untuk Ciptaan-Nya, namun kalau-kalau semua sudah terjadi dan melewati bat...