"Kamu Sukses ya sekarang? Sampai lupa sama bibi yang sudah mengurus kamu lama sekali."
🍁🍁🍁
"Makasih banyak ya Kak eh Jun."
Ucap Zalfa.
Kini, Jun sudah berhasil mengantar Zalfa selamat sampai tujuan. Zalfa tentu sangat bersyukur karena antaran Jun membantu meringankan beban Zalfa untuk membawa semua barang-barang itu.
"Santai aja, hehe."
Jun membalik badannya lalu nyengir, "Bisa bawa sampe rumah? Atau mau gue bantu?"
Jun menawarkan diri nya lagi karena sepertinya barang itu terlalu banyak untuk Zalfa bawa sampai rumahnya yang entah ada di mana, Jun tidak tau.
"Gak usah Jun, ngerepotin banget. Kita baru kenal, Kamu udah aku susahin aja."
Zalfa mulai memeluk semua barang yang ia bawa dari restoran itu. Zalfa sudah sangat terbantu dengan Jun dari awal, sekarang ia tidak mau menerima bantuannya lagi. Terlampau malu bertemu manusia sebaik Jun.
"Ish, dibilangin gakpapa. Santai kata gue juga, santai."
Jun tergelak lalu cepat keluar dari dalam mobilnya. Sedikit berlari dan membukakan pintu agar Zalfa tak perlu bersusah payah membuka pintu mobil untuk bisa keluar.
Zalfa beranjak perlahan, tekanan dari barang-barang yang banyak itu membuatnya agak sulit keluar dari dalam mobil.
"Udah Jun, gakpapa. Gak usah ngebantu, kontrakan ku deket kok dari sini, tinggal jalan dikit masuk gang sana tuh."
Zalfa menunjuk jalan gang yang nantinya membawa ia ke kontrakan. Masih mencoba menolak lagi dengan ramah bantuan yang akan Jun lakukan kepada Zalfa.
"Yaudah deh, lo hati-hati ya."
Jun menyerah, baru kali ini dia menemui perempuan yang bersikeras untuk tidak mau ditolong. Namun begitu, Jun mengerti. Zalfa hanya tidak ingin terlalu merepotkan dirinya.
"Makasih sekali lagi."
"Makasih mulu ah lo, jadi gue yang gak enak."
Sekarang giliran Zalfa yang terkekeh, baru pertama bertemu saja sudah se asyik ini.
"Aku pamit ya? Assalaamu'alaikum."
Tanpa lama-lama lagi, Zalfa mengangguk sopan dan melangkahkan kaki berlalu pelan ke arah kontrakannya.
"I.. iya, Salam."
Jun sempat tergagap, ia familiar dengan salam itu, namun tidak pernah mengucapkannya. Karena memang dia bukan bagian dari agama yang mempunyai salam tersebut.
Jun menatap punggung Zalfa yang perlahan pergi meninggalkannya.
Saat sedang memperhatikan Zalfa yang sudah mulai jauh, sebuah ide tiba-tiba muncul di pikiran Jun. Jun merasa begitu khawatir dengan Zalfa yang membawa banyak barang itu, bukan tidak mungkin kan kalau sewaktu di jalan Zalfa tiba-tiba terjatuh lagi dan lalu tidak ada yang menolong?
Maka dari itu, Jun memutuskan untuk mengikuti Zalfa diam-diam. Sekedar mengawasi, tapi sebenarnya kepo juga sih.
Zalfa berjalan dengan hati-hati dan perlahan, tidak mau kejadian di Taman tadi terjadi lagi di tempat yang berbeda. Lagian Zalfa sebentar lagi akan sampai di kontrakan, jadi ia tidak perlu terlalu terburu-buru. Yang penting selamat.
BRAK
"Aw."
Seseorang mendorong Zalfa, ia mengaduh sakit karena secara tiba-tiba sesuatu menabrak nya dengan sengaja, sehingga semua barang itu terjatuh ke tanah. Bukan hanya barang-barangnya, tapi juga bersama diri Zalfa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beda
FanficPertemuan itu, entah memang disengaja atau justru sudah menjadi takdirnya? Zalfa tidak tau apa rencana Sang Pencipta dibalik itu semua. Tuhan memang lebih tau apa yang terbaik untuk Ciptaan-Nya, namun kalau-kalau semua sudah terjadi dan melewati bat...