Kembali;

29 9 3
                                    

"Aku mau nanya, boleh?"

🍁🍁🍁

Zalfa melihat jam di tangannya, menunjukan pukul lima sore lebih sepuluh menit. Zalfa harus cepat-cepat ke Taman, karena dia sudah janji bertemu dengan Jun.

Iya, tadi siang, Jun mengirim chat kalau dia ingin Zalfa menemuinya di Taman. Alasannya rindu, namun Zalfa tidak sepenuhnya tau. Terlebih, hari kemarin. Zalfa melihat peristiwa Jun bersama seorang perempuan di depan perusahaannya.

Iya. Jadi kemarin, Zalfa sengaja datang ke perusahaan karena memang bertujuan untuk mengantarkan pesanan Cathering yang sudah biasa di pesan oleh perusahaan milik Appa nya Jun.

Perasaan Zalfa tidak enak saat melihat itu, entah kenapa. Namun karena memang dia tidak ingin terlalu menuruti perasaannya itu, maka dia berusaha bersikap biasa saja. Meski, cemburu.

"Jun?"

Sesampainya di Taman, Zalfa mengedarkan pandangannya. Tidak terlihat Jun di manapun, Zalfa jadi bingung, Jun kemana?

Selang beberapa detik, masih hening. Zalfa benar-benar melihat ke segala arah, namun nihil. Hasilnya sama seperti tadi, ia tidak menemukan Jun. Zalfa lalu memutuskan untuk duduk terlebih dahulu, anggapannya mungkin Jun belum datang.

"Surprise!"

"Astaghfirulloh."

Zalfa memegang dadanya, matanya menatap siapa yang baru saja membuatnya terkejut. Itu Jun, yang tersenyum sambil menatap Zalfa.

"Udah lama ya?"

Jun mendekati Zalfa, ikut duduk di sebelahnya. Tangannya iseng mengusap puncak kepala Zalfa lembut.

"Engga, barusan kok."

Jun mengernyitkan dahinya, menatap Zalfa dengan bingung. Sementara Zalfa menundukan pandangan, bingung dan merasa tidak enak hati karena peristiwa kemarin yang dilihatnya.

"Kamu udah makan?" Tanya Jun.

Zalfa hanya mengangguk, masih saja menunduk. Jun rasanya agak aneh melihat tingkah Zalfa.

"Kamu kenapa? Sakit?"

"Engga, gakpapa."

Zalfa mendongak lalu berusaha untuk tersenyum. Zalfa jadi berpikir, apakah dia tanyakan saja perihal hal yang kemarin di lihatnya?

"Kamu jadi beda Zal, kenapa? Aku ada salah ya? Atau.. karena yang kemaren? Karena aku baru ngabarin kamu? Aku minta maaf Zal."

Jun menangkap raut wajah yang berbeda dari Zalfa. Tidak biasanya Zalfa seperti sekarang ini. Biasanya dia selalu tersenyum tatkala bertemu dengan Jun.

Zalfa menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Aku mau nanya, boleh?"

Zalfa kini menatap Jun, hendak menanyakan hal kemarin yang di lihatnya. Sementara Jun mengangguk sekaligus lega, tangannya menggenggam tangan milik Zalfa.

"Kemaren aku ke Perusahaan Appa kamu."

"Wah? Beneran? Kok gak bilang."

Raut wajah Jun terlihat begitu terkejut. Pasalnya kemarin dia tidak melihat Zalfa ada di sekitaran kantornya.

Ya jelas dong, Kantornya kan gede.

"Iya, terus aku ngeliat kamu lagi sama perempuan di depan perusahaan."

Jun berpikir, mencoba mengingat-ngingat dengan siapa saja dia kemarin bertemu. Lalu dia teringat, kalau kemarin dia bertemu dengan Sekretaris barunya, Grey.

BedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang