"Gue gak mandang apapun dari lo. Gue cuma liat apa yang ada di dalam diri lo, gak gue temuin di dalam diri orang lain."
🍁🍁🍁
Angin berhembus agak kencang waktu itu. Berhasil sedikit menerbangkan rambut Jun dan kerudung yang Zalfa pakai.
Suasana juga tiba-tiba hening saat Jun berhasil mengutarakan apa yang menjadi rencana awal nya kepada Zalfa.
Sementara Zalfa terlihat dibuat bingung lagi dan lagi, masih tidak mengerti apa yang di maksud oleh Jun.
"Jadi gini.."
Jun perlahan mendekati Zalfa. Zalfa hanya menatap Jun dengan seksama, menunggu apa yang akan dilakukan oleh Jun kepada dirinya.
"K-kenapa?"
Jun meraih pergelangan tangan Zalfa dengan perlahan. Zalfa benar-benar dibuat terkejut atas perlakuan Jun detik itu juga.
"Gue suka sama lo."
Jun bersorak ramai di dalam hatinya. Mana berani dia kalau bersorak ramai di saat-saat serius seperti ini. Akhirnya, dia berhasil mengutarakan apa yang jadi inti sebenarnya dia mengajak Zalfa ke taman ini.
Malam kemarin, saat sedikit adu perkataan dengan David dan Yoshi. Jun dengan mantap mengatakan bahwa dirinya memang ingin Zalfa menjadi pendamping hidupnya. Jun ingin Zalfa, sosok perempuan yang menjadi pertama maupun terakhir di dalam hatinya.
Jelas David sangat kaget, Yoshi biasa saja karena memang dia tidak ingin ikut campur terlalu dalam. David malah sempat memberikan perkataan-perkataan lainnya, yang memang lebih menusuk di hati Jun, namun Jun tidak goyah, dia tetap pada pilihannya.
David yang merasa semua perkataannya hanya sia-sia itu pun tidak bisa apa-apa, itu kemauan sahabatnya, David juga bahkan sudah sempat mengingatkan. Namun karena Jun tetap pada pilihannya, David akhirnya menyerahkan semuanya pada diri Jun sendiri.
"Suka?"
Zalfa menatap Jun dengan kedipan mata berulang kali. Masih menyangka bahwa semua ini mimpi dan perkataan Jun tadi hanya lelucon semata.
"Iya.. suka. Bukan dalam ruang lingkup teman tapi suka murni laki-laki ke perempuan yang mampu menarik hatinya."
Entah dari mana Jun mendapatkan kata-kata puitis itu. Dulu dia selalu bergidik ngeri ketika melihat drama Korea atau sinetron Indonesia yang rata-rata memang mengeluarkan kata-kata puitis. Namun sekarang dia mengalaminya dan itu keluar tulus dari hatinya.
"Kok suka?"
Zalfa masih speechless. Otak Zalfa terasa berhenti bekerja detik itu juga. Rasanya baru kemarin dia curhat pada Sinta. Rasanya baru kemarin dia dengan susah payah menampar dirinya untuk sadar diri.
"Maksudnya, kamu punya alasan kan kenapa suka sama aku yang begini?"
Jun tergelak lagi dan lagi melihat Zalfa yang memang sulit percaya. Jun mempererat pegangan tangannya ke pergelangan tangan milik Zalfa. Lalu menatap mata Zalfa dengan dalam-dalam.
"Gue gak mandang apapun dari lo. Gue cuma liat apa yang ada di dalam diri lo, gak gue temuin di dalam diri orang lain."
Kata-kata Jun barusan berhasil menyentuh hati Zalfa. Zalfa tau makna dari kata itu benar-benar tulus. Dengan tiba-tiba saja mata Zalfa malah mengeluarkan airnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beda
FanfictionPertemuan itu, entah memang disengaja atau justru sudah menjadi takdirnya? Zalfa tidak tau apa rencana Sang Pencipta dibalik itu semua. Tuhan memang lebih tau apa yang terbaik untuk Ciptaan-Nya, namun kalau-kalau semua sudah terjadi dan melewati bat...