"Dav, kok lu malah diem si?"
🍁🍁🍁
Matahari bersinar terang siang ini, seperti hari-hari sebelumnya. Sinarnya yang terang berhasil terasa menusuk ke dalam kepala David dan Yoshi yang sekarang tengah berjalan, menyusuri tiap jalan untuk mencari pedagang kaki lima penjual makanan.
Ini waktu istirahat makan siang, perusahaan sebenarnya selalu menyediakan cathering bagi para karyawan dan karyawati nya, namun nyatanya David dan Yoshi lebih memilih makan di luar karena beberapa alasan.
Pertama karena mereka kebiasaan makan diluar, kedua mereka bosan dengan makanan yang itu-itu saja, ketiga entah kenapa pihak cathering nya lama alias belum datang-datang juga.
"Balik lagi aja yu Dav?"
Ajak Yoshi.
"Gak konsisten banget si lo Shi."
David menatap Yoshi yang sekarang terlihat kepanasan.
"Gue tiba-tiba males makan di luar nih, yuk mending balik. Siapa tau catheringnya juga udah dateng."
Entahlah, selain kepanasan Yoshi merasa kalau perasaannya itu tidak enak hari ini. Dia juga seakan-akan ingin cepat-cepat berada di perusahaan.
"Nanggung banget lu anjir, bentar lagi ini. Gue mau ngajak lo ke tukang ketoprak yang disebelah sana tuh!"
David menunjuk Kang Ketoprak yang berada di persimpangan jalan. Persimpangan jalan itu berada lumayan jauh dari tempat yang David dan Yoshi pijaki saat ini.
"Hah? Apa kata lo?"
"Ketoprak di persimpangan jalan sana noh!"
"Kalo pengen ketoprak kenapa gak ketoprak yang biasa aja? Tau mau jajan ketoprak mah gue beli yang biasa aja daritadi."
"Yeee, dasar gak ada seni hidup lu. Biar makan ada sensasinya, bodoh. Ketoprak tuh jangan yang itu-itu aja."
"Bicit aja lo, seni apaan hah? ketoprak."
David menggeleng-gelengkan kepalanya. Tanda tak habis pikir dengan Yoshi, Sementara Yoshi sendiri sudah terlihat muak dengan David.
"Nyari tukang ketoprak itu kayak kita nyari inspirasi buat kehidupan. Kalo lo tetep pengen makan ketoprak yang itu-itu aja, itu berarti hidup lo monoton, tapi kalo misalnya lo pengen makan sesuatu yang baru, itu tandanya hidup lo berkembang. Persis seperti kehidupan David yang mau mendekati kemajuan ini."
"Bla-bla-bla ngomong aja lu terus."
David dengan enteng mendorong kepala Yoshi dari belakang. Sementara Yoshi hanya mendatarkan wajahnya, Yoshi itu tidak mau lelah, tapi malah terjebak dengan David yang tingkahnya ada-ada saja.
"Liat jam btw, takut udah masuk entar berabe kita."
Saran Yoshi.
David mengangguk, betul juga. Lalu ia mengeluarkan Handphone dari saku celananya.
"Baru juga jam dua belas lebih lima belas me-"
"Eh."
Dengan tiba-tiba seseorang begitu cepat berlari melewati David dan Yoshi sambil membawa Handphone milik David yang tengah berada di genggaman sang pemiliknya.
David malah mematung, tatapannya menatap punggung pencuri itu "nit."
Yoshi ikut mematung, terdiam. Lalu menatap David tidak habis pikir.
"Dav kok lu malah diem si?"
David seperti terkena ungkapan "Kena mental". Sementara Yoshi tidak tinggal diam, itu Handphone milik sahabatnya, ia cepat berlari menyusul sosok pencuri itu meski sudah agak jauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beda
Hayran KurguPertemuan itu, entah memang disengaja atau justru sudah menjadi takdirnya? Zalfa tidak tau apa rencana Sang Pencipta dibalik itu semua. Tuhan memang lebih tau apa yang terbaik untuk Ciptaan-Nya, namun kalau-kalau semua sudah terjadi dan melewati bat...