"Jun? Kamu kemana aja?"
🍁🍁🍁
Terhitung sudah lima hari Jun mengabaikan segala pesan ataupun telpon dari Zalfa. Terhitung lima hari juga dari sejak saat dia mempunyai sekretaris baru dan merenungkan Zalfa.
Angin sepoi berhembus, menerbangkan pelan rambut Jun. Jun menyentuh rambutnya lalu menatanya ke belakang. Jun bingung sekarang, dia harus seperti apa dan bagaimana."Jun, dicariin heh."
Jun menoleh, itu Kakaknya. "Tau-taunya disini."
"Ini udah mau larut, masuk heh. Malah nangkring lagi."
Jun tengah berada di balkon kamarnya. Menyapa angin malam, karena berharap siapa tau angin malam dapat menenangkan hatinya dan memberinya solusi.
"Masih betah Kak."
Ucap Jun.
Danny menghela nafas, dia lalu ikut duduk di samping Jun. Berniat untuk menemani adiknya itu.
"Mikirin Zalfa ya?"
Tanya Danny.
Jun yang ditanya begitu menatap Danny dengan tatapan kaget, "Sejak kapan lo jadi peramal Kak?"
Danny tertawa, menepuk-nepuk bahu Jun lalu merangkulnya dari samping. Jun yang di rangkul begitu otomatis menyenderkan kepalanya ke bahu Danny.
"Gue seneng Kak, lo hangat kek gini."
Jun senyum, pandangannya entah tertuju kemana. Jelas Jun sangat bahagia ketika Danny bisa sehangat ini. Jun benar-benar ingat kapan terakhir kali dia dan Danny sehangat ini. Itu dulu, saat Jun masih duduk di sekolah dasar.
"Hangat sih hangat, tapi jangan sampe lo salah paham ye."
Danny tergelak, semakin mengeratkan rangkulannya.
"Gimana nih? Pertanyaan gue yang tadi gak mau lo jawab?"
Tanya Danny.
"Iya Kak, gue mikirin Zalfa."
Jawab Jun langsung tanpa di pikir lama lagi.
"Sebelumnya, gue mau minta maaf karena mungkin omongan gue kemaren ngebikin lo jadi sakit hati."
"Gakpapa Kak, gak usah minta maaf. Lo begitu juga karena sayang kan sama gue?"
"Idih, ge er banget lo!"
Jun mendatarkan wajah merespon apa yang di katakan oleh Danny. Sementara Danny tersenyum lebar, "Canda, gitu doang marah."
"Ya itu lah intinya."
Jun itu suka malas sendiri kalau sedang serius malah di buat bahan bercanda.
"Lo beneran cinta sama dia?"
Jun mengangguk, "Iya Kak, cuma dia yang bisa bikin hati gue gak karuan. Dari sekian-
"Juta.. keindahan dunia. Di mata hatiku? Hanya kaulah yang aku cinta.. la la la la la."
"Ih sialan lo Kak!"
Jun mendatarkan wajahnya lagi. Sementara Danny yang baru beres menyanyi sepenggal lirik lagu itu tertawa terbahak-bahak, "Lagian lo ngomongnya puitis banget."
"Gue bener-bener suka Kak sama Zalfa."
Ucap Jun.
Jun kini menunduk, tiba-tiba merasa bersalah pada Zalfa yang sudah lima hari ini dia abaikan. Danny yang melihat itu hanya dapat menepuk-nepuk lagi pundak Jun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beda
FanfictionPertemuan itu, entah memang disengaja atau justru sudah menjadi takdirnya? Zalfa tidak tau apa rencana Sang Pencipta dibalik itu semua. Tuhan memang lebih tau apa yang terbaik untuk Ciptaan-Nya, namun kalau-kalau semua sudah terjadi dan melewati bat...