Selamat membaca....
Di atas kasur ukuran single itu, seorang laki-laki menggeliatkan tubuhnya untuk meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.
Ia mengerjap-ngerjapkan kelopak matanya, lalu dahinya mengernyit ketika sadar jika dirinya sedang tak berada di dalam kamarnya.
Zacky langsung mendudukkan dirinya di atas kasur ukuran single milik Lala. Ia mengusap wajahnya ketika mengingat kalau sekarang dirinya sedang berada di rumah mertuanya.
Zacky mendongak. Tatapannya jatuh pada jam dinding yang menggantung di dinding yang berada di dekat meja belajar milik Lala. Jam dinding berbentuk lingkaran berwarna putih dengan pinggiran bergerigi dan berwarna silver. Di bagian tempat berputarnya jarum jam terdapat gambar berupa menara eifel.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Zacky segera beranjak dari kasur karena dirinya belum menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim.
Zacky melepas jam tangannya, lalu menyimpannya ke atas nakas dekat ponselnya. Ia melangkah keluar dari kamar Lala.
"Eh ... baru bangun, Bang?" sapa seorang pemuda bernama Auriga ketika berpapasan dengan Zacky yang baru keluar dari kamar Lala.
Zacky mengangguk sembari tangannya menutup pintu kamar Lala kembali.
"Mbak Lala masih bantuin Ibu di toko. Mau aku panggilkan Mbak Lala?" tawar pemuda yang kerap dipanggil Riga. Dia adalah adik satu-satunya Lala yang juga menjadi wali yang menikahkan Zacky dengan Lala.
Belum sempat Zacky menjawab, pemuda itu sudah beranjak dari hadapan Zacky.
"Ga," panggil Zacky ketika Riga berjalan melewatinya hendak pergi dari hadapannya untuk memanggilkan kakaknya.
"Kenapa, Bang?"
"Ehm, kamar mandinya di sebelah mana?" tanya Zacky.
Rumah orang tua Lala adalah rumah dengan bangunan sederhana yang hanya terdiri dari satu lantai. Tak ada kamar mandi yang berada di dalam kamar seperti di rumah orang tua Zacky maupun di apartemen milik laki-laki itu.
Di rumah Lala hanya ada tiga ruangan kamar, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, ruang cuci dan setrika, serta satu kamar mandi.
"Di dekat dapur, Bang."
Zacky mengangguk dan membiarkan Riga pergi meninggalkannya.
Zacky berjalan mencari letak kamar mandi yang Riga tunjukkan tadi.
Sepuluh menit berselang, Zacky keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah karena air wudhu. Zacky kembali berjalan menuju kamarnya Lala. Ia segera bersiap untuk menunaikan kewajibannya sebelum waktunya habis.
Zacky menyimpan kembali sajadah yang ia gunakan tadi ke ladder hanger yang terbuat dari kayu.
Tak ada niatan Zacky untuk langsung keluar dari kamar tersebut. Ia lebih memilih untuk mengamati kamar istrinya semasa masih lajang. Kamar tersebut berukuran dua kali tiga meter. Terlihat sempit memang, tapi karena tak banyak furnitur di kamar tersebut membuat kamar itu terlihat luas. Kamar tersebut didominasi oleh warna putih dan cokelat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
RandomYang dadakan bukan hanya tahu bulat, tapi menikah juga bisa dadakan seperti yang dilakukan oleh Zacky dan Lala. Sahabat dari Dewa itu menikahi sekretarisnya karena suatu kondisi yang memaksanya untuk melakukan pernikahan segera. Penasaran dengan kis...