Selamat membaca...Lala masih berdiri di belakang Zacky dengan menyisakan jarak satu meter. Ia masih setia menunggu Zacky yang sedang menjawab telepon dari salah seorang karyawan 'Kananta' yang sedang mengurus acara pembukaan 'Kananta' cabang Malang.
"Loh! Kok masih berdiri di sini?" ucap Zacky setelah ia berbalik dan menemukan Lala yang berdiri tak jauh darinya.
Lala tersenyum tipis, lalu mendekat ke Zacky. Ia meraih lengan Zacky, lalu mengajaknya pergi menjauh dari cafe tersebut.
"Kita cari cafe yang lain aja."
Walaupun masih bingung, Zacky tetap berjalan mengikuti Lala dan tak banyak protes.
Sekarang keduanya sudah berada di dalam sebuah cafe. Duduk berdua berhadapan dengan meja berbentuk bundar yang menjadi pemisah di antara keduanya. Dia atas meja sudah terhidang vanilla latte dan banana muffin pesanan Lala serta kopi hitam pesanan Zacky.
Zacky meraih cangkir kopinya, lalu menyesap perlahan kopi itu. Setelah puas menikmati kopinya yang kini tinggal setengah, laki-laki itu meletakkan kembali cangkirnya ke atas meja. Dahinya mengernyit bingung sekaligus heran melihat tingkah istrinya yang sedari tadi masih bungkam. Bahkan minuman dan makanan yang ia pesan sama sekali belum tersentuh.
"Kenapa kamu hobi banget melamun?"
Lala tersentak kaget mendengar teguran Zacky. "Kenapa, Pak?"
Zacky mendengus mendengar Lala memanggilnya 'pak'.
"Maaf, maksudnya Abang," ralat Lala.
"Cepat habiskan makananmu! Waktu kita enggak banyak."
Lala menghela napasnya, lalu menatap makanan dan minuman yang sudah ia pesan. Walaupun selera makannya sudah hilang, tapi mau tak mau ia harus menghabiskan makanan dan minuman yang telah dipesannya agar tak memicu kemarahan Zacky.
Jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Setelah turun dari pesawat, Zacky langsung membawa istrinya ke hotel yang lokasinya tak jauh dari 'Kananta' cafe cabang Malang yang akan diresmikan besok untuk beristirahat.
"Kamu mau makan sekarang atau nanti?" Lala yang sedang membereskan barangnya, menoleh untuk menatap Zacky. Laki-laki itu sudah terlihat segar kembali. Pakaian yang dikenakan tadi pagi juga sudah berganti.
"Kalau mau makan sekarang, saya pesankan makanan biar nanti diantar ke kamar."
"Makan nanti aja," sela Lala sebelum Zacky kembali melanjutkan ucapannya.
"Ya udah, kamu istirahat aja di sini."
"Bang Zack mau ke mana?" tanya Lala ketika melihat Zacky mengambil ponsel dan dompetnya.
"Saya mau ngecek persiapan ke cafe dulu."
"Nanti pulangnya mau saya bawakan makanan apa?"
"Terserah Abang aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
RandomYang dadakan bukan hanya tahu bulat, tapi menikah juga bisa dadakan seperti yang dilakukan oleh Zacky dan Lala. Sahabat dari Dewa itu menikahi sekretarisnya karena suatu kondisi yang memaksanya untuk melakukan pernikahan segera. Penasaran dengan kis...