22. Merajuk

7.1K 518 19
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca...

Hening menyelimuti ruangan kerja Zacky sepeninggal Zae. Baik Lala maupun Zacky, keduanya sama-sama memilih untuk diam.

Lala melirik Zacky yang memejamkan kelopak matanya dengan posisi duduk bersandar sandaran sofa.

"Hm... Pak Zacky," panggil Lala ragu.

"Bapak makan dulu ya? Terus minum obatnya."

"Pak Zac---"

"Kenapa kamu seolah peduli sama saya, La?" sela Zacky memotong ucapan Lala yang belum selesai.

"Bapak kenapa sih? Dari tadi bahasnya itu terus."

"Memangnya saya salah perhatian sama Bapak?"

"Karena saya bos kamu?" sela Zacky lagi.

"Ya... Bapak maunya diposisikan sebagai bos atau suami?"

Zacky membuka kedua kelopak matanya, lalu menatap Lala. "Kalau kamu menganggap saya suami kamu, kenapa kamu enggak bisa jujur sama saya?"

"Jujur? Memangnya saya pernah bohong soal apa sama Bapak?"

Zacky mendengus mendengar balasan dari Lala. Ia meraih sepatunya, lalu memakainya. Kondisinya sudah sedikit lebih baik setelah meminum teh herbal buatan Lala, walaupun ia belum mengisi perutnya dan meminum obat yang diberikan Zae tadi.

Zacky berdiri. Ia mengambil ponsel dan kunci mobil dari atas meja kerjanya, kemudian berjalan keluar dari ruangannya.

"Itu orang kenapa coba?" gerutu Lala kesal sekaligus bingung dengan perubahan sikap Zacky setelah gadis itu pulang makan siang bersama temannya.

Lala meraih makanan dan obat yang simpan di atas meja, lalu beralih mengambil tasnya. Gadis itu segera keluar untuk menyusul Zacky.

Dalam perjalanan pulang, keduanya juga kembali memilih untuk saling mendiamkan. Lala sibuk menatap jalanan sekitar, sedangkan Zacky fokus menyetir.

Pukul delapan malam, mereka baru sampai di unit apartemen. Lala langsung menuju ke meja makan. Ia menyimpan makanan yang dibawakan Zae tadi ke atas meja makan, lalu menyusul Zacky yang sudah masuk kamar terlebih dahulu.

Lala menyimpan tasnya. Ia mengambil ponselnya yang mati sedari tadi siang untuk ia isi baterainya terlebih dahulu.

Sembari menunggu Zacky yang selesai mandi, Lala membersihkan make up-nya.

Lala menghela napasnya setelah menunggu lima belas menit, tetapi Zacky tak kunjung keluar dari kamar mandi. Ia berdiri, lalu menyiapkan pakaian Zacky dan juga mengambil pakaian ganti untuk dirinya. Gadis itu melangkah mendekati pintu kamar mandi.

Tok! Tok! Tok!

"Pak, masih lama?"

Tak ada sahutan dari dalam. Namun, masih terdengar suara gemericik air dari shower yang dinyalakan.

AuristelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang