Selamat membaca...
Jarum pendek sudah menunjuk ke angka sepuluh, sedangkan jarum panjang berada di angka empat. Malam semakin larut. Lala tak kunjung memejamkan kelopak matanya.
Ia menoleh ke kanan, menatap suaminya yang tidur dengan posisi membelakanginya. Gadis itu tersenyum kecil mengingat bagaimana sikap kekanakan Zacky saat ini.
"Pak?" panggil Lala, tetapi tak ada respons dari Zacky.
"Pak Zacky..." panggil Lala lagi karena gadis itu tahu jika suaminya saat ini belum tidur.
Lala mengembuskan napasnya pelan. Ia kembali menoleh menatap punggung kokoh Zacky.
"hmm... Abang," panggil Lala ragu.
Lala segera memalingkan wajahnya ketika melihat pergerakan Zacky.
"Kamu panggil saya apa tadi?" Lala melirik Zacky sejenak yang sudah berbalik posisi menjadi menghadapnya, lalu gadis itu kembali menatap langit-langit kamar. Jujur saja, ia gugup ditatap sebegitu dalam oleh Zacky.
"La,"
"Pak! Saya manggil Pak Zacky." Lala tak berani menoleh ke arah Zacky. Bahkan, ia menutup kedua pipinya dengan selimut agar tak terlihat Zacky jika saat ini pipinya merona lantaran malu.
"Saya enggak keberatan kamu manggil sama seperti itu."
Lala menoleh untuk menatap Zacky yang juga sedang menatap ke arahnya. Gadis itu memutuskan tatapannya terlebih dahulu dengan memalingkan kembali wajahnya.
"Gimana?"
Dengan ragu, Lala kembali menoleh menatap Zacky.
"Gi... gimana apanya ya, Pak?" tanya Lala terbata.
Zacky menghela napasnya pelan, lalu mengubah posisinya menjadi terlentang.
"Lupakan," balasnya singkat yang membuat Lala meringis tak enak hati.
"Pak Zacky masih ngambek sama saya?"
Lala menghela napasnya pelan. Ia melirik suaminya yang berbaring terlentang di sampingnya dengan kedua kelopak matanya yang tertutup. Namun, Lala tahu jika laki-laki itu belum tidur.
"Maaf. Saya enggak bermaksud bohong sama Bapak."
Zacky mendengus setelah mendengar Lala kembali memanggilnya 'bapak'.
"Maaf, maksudnya A... bang," ralat Lala. Ia sedikit terbata ketika mengucap kata 'abang'.
Lala menurunkan selimut yang menutupi setengah wajahnya, lalu menengok ke Zacky sebentar sebelum kembali melanjutkan ucapannya.
"Saya memang janjian sama teman perempuan saya. Namanya Damita."
"Saya enggak tahu kalau Kak Bian juga ikut."
Lala kembali menengok ke Zacky. Laki-laki itu masih diam, tetapi kedua kelopak matanya sudah terbuka lebar.
"Kak Bian itu sama seperti Damita. Mereka sahabat rasa saudara. Cuma bedanya kalau Damita satu angkatan dengan saya, sedangkan Kak Bian itu kakak kelas saya sewaktu SMA."
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
RandomYang dadakan bukan hanya tahu bulat, tapi menikah juga bisa dadakan seperti yang dilakukan oleh Zacky dan Lala. Sahabat dari Dewa itu menikahi sekretarisnya karena suatu kondisi yang memaksanya untuk melakukan pernikahan segera. Penasaran dengan kis...