32. Akhirnya Jujur

5.1K 360 3
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca...

Lala duduk termenung di sofa ruang keluarga di unit apartemen yang ditempatinya bersama Zacky. Malam semakin larut. Namun, rasa kantuk tak kunjung menyapanya. Hatinya gelisah. Pikirannya kacau. Makan pun ia tak ada selera.

Ingin Lala membagi cerita, tetapi ia tak tahu harus ke mana. Ia tak mau ibunya tau tentang apa yang sedang ia hadapi saat ini. Lala juga tak mau jika adiknya mengetahui permasalahan yang sedang ia hadapi ini. Namun, Lala tak sanggup jika harus memendamnya sendiri.

Bunyi dering dari ponsel Lala, membuat Lala berdiri dan mengambil ponselnya yang berada di atas meja makan.

Lala mengambil ponsel tersebut, lalu mengangkat panggilan dari sahabatnya~ Damita.

'Lalaaa...'

Lala menjauhkan ponselnya dari telinga setelah mendengar suara teriakan Damita dari seberang.

"Aku belum budeg, Mi. Enggak usah teriak-teriak bisa kali." Lala berjalan ke sofa, lalu duduk kembali di sana.

'Iya... iya... sorry. Gue lagi terbawa suasana aja.'

"Kenapa? Kamu menang giveaway lagi?" tanya Lala yang sudah hapal dengan kebiasaan Damita. Dokter muda itu suka iseng-iseng mengikuti kuis berhadiah yang diadakan di sosial media untuk mengisi waktu kosongnya di sela-sela kesibukannya.

'Bukan! Ini tentang lo, Agam, sama Abian.'

"Apa hubungannya sama aku?"

'Abian sama Agam gelut di club.'

"Kok bisa?"

'Ya... bisalah! Lo 'kan tahu sendiri gimana sayangnya Abian sama lo.'

"Maksudnya, kenapa Kak Bian bisa ribut sama tuh cowok? Pasti ada alasannya 'kan?"

"Kalau cerita langsung lengkapnya aja. Jangan cuma sepotong."

'Jadi gini... tadi gue diminta Abian untuk menemaninya ketemu sama klien di club. Kebetulan gue lagi kosong dan bosan makanya gue iyain aja ajakannya.'

"Cie, yang katanya enggak mau dijodoh-jodohin sama Kak Bian ... eh, ini malah nge-date enggak bilang-bilang," ledek Lala. Berbincang dengan Damita yang asal ceplos menjadi hiburan tersendiri baginya. Sejenak ia bisa mengalihkan pikirannya.

'Nge-date pala lo! 'Kan udah dibilang kalau gue disuruh nemani Abian ketemu klien.'

'Katanya Abian takut kalau datang sendiri apalagi tempat yang dipilih kliennya itu club, bukan cafe atau resto.'

'Kadang gue aja dibuat bingung sama tuh abang-abangan lo. Buaya kok takut masuk kandang.'

Lala tersenyum menanggapi olokan Damita untuk Abian.

'Singkat cerita, selesai meeting... Gue sama Abian turun karena tempat yang kita pakai meeting itu privat room yang ada di lantai dua.'

'Mungkin lagi apesnya si Agam, Abian langsung lihat Agam. Dia langsung nyamperin Agam yang lagi duduk di kursi bar.'

AuristelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang