19. Stalker

5.7K 490 7
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca...

"Berkas yang saya minta udah kamu siapkan, La?"

Lala mendongak, mengalihkan tatapannya dari layar laptop ke arah di mana Zacky duduk.

"Udah, Pak."

"Bawa ke sini!"

Lala mengambil map plastik warna biru yang berisi berkas tersebut. Ia berdiri dari duduknya, lalu mendekat ke meja kerja Zacky.

Gadis yang hari ini memakai outfit cewek bumi berupa kemeja warna beige yang dipadukan dengan rok span selutut warna mocha itu memberikan map yang dibawanya ke Zacky.

Lala masih berdiri di samping meja. Menunggu Zacky memeriksa berkas tersebut sebelum dibubuhi tanda tangan.

"Ehm, Pak...." Lala memanggil Zacky, setelah laki-laki itu selesai menandatangani berkas tersebut.

Zacky mendongak menatap Lala. Ia diam tak menyahut panggilan Lala, tapi dari tatapannya menyiratkan jika laki-laki itu meminta Lala untuk melanjutkan ucapannya.

"Saya mau izin."

"Saya ada janji makan siang sama teman lama."

"Laki-laki atau perempuan?"

"Ehm ... perempuan," jawab Lala tak yakin.

"Di mana?"

"Di resto dekat kampus saya dulu, Pak."

"Oke," balas Zacky singkat sembari membereskan berkas-berkas yang sudah ia tanda tangani.

Lala mengernyit bingung mendengar balasan singkat dari Zacky. "Maksudnya, Pak?"

"Kamu mau saya berubah pikiran?"

Zacky menghela napasnya ketika masih mendapatkan tatapan bingung dari Lala.

"Saya izinkan kamu pergi untuk ketemu sama teman lamamu."

Lala tersenyum lebar, "makasih, Pak." Dengan senyum yang masih mengembang, gadis itu berbalik untuk duduk kembali ke kursi kerjanya.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Lala membereskan meja kerjanya. Menumpuk beberapa map laporan di pojok meja, kemudian mematikan laptopnya.

Lala membuka tasnya. Ia mengambil pouch yang berisi beberapa peralatan make-up yang biasa ia bawa pergi. Gadis itu mengambil kaca dan lip cream.

Di tangan kiri Lala sudah ada kaca, sementara tangan kanannya dengan lihai memoles lip cream tersebut di bibirnya. Ia asyik dengan kegiatannya merias diri tanpa mengindahkan seseorang yang sedari tadi mengamati setiap pergerakannya.

"Ngapain kamu dandan lagi? Genit banget sih jadi cewek."

Lala menoleh untuk menatap Zacky. "Biar keliatan lebih seger aja, Pak." Lala menutup lip cream-nya, lalu menyimpannya kembali ke tempat semula.

AuristelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang