Selamat membaca...
"Pulangkan aku ke orang tuaku dengan cara baik-baik, kalau Abang sudah enggak bisa berjalan bersamaku lagi."
Zacky menggeleng keras. "Enggak, La! Tolong jangan ngomong kayak gitu."
"Aku salah. Aku minta maaf, tapi tolong jangan pernah minta pisah. Sampai kapan pun aku enggak akan lepasin kamu, La."
"Percuma, Bang!"
"Tolong kasih aku kesempatan, La. Aku janji. Aku akan berubah seperti apa yang kamu mau," lirih Zacky.
"Beri tahu aku alasan kenapa harus kasih Abang kesempatan kedua?"
"Aku..." Zacky terlihat gugup. Ia menatap Lala, lalu menunduk. Kedua telapak tangannya menangkup wajahnya untuk menghapus jejak air matanya.
"Aku sayang sama kamu," bisik Zacky. Namun, masih bisa terdengar di telinga Lala.
"Apa? Aku enggak denger." Perempuan itu pura-pura tak mendengar untuk memancing Zacky mengulangi kata-katanya lagi.
"Aku cinta kamu," ucap Zacky cepat tanpa berani menatap Lala.
Lala mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau gitu buktikan, kalau Abang memang benar-benar sayang dan cinta sama aku."
Sebenarnya Lala terkejut mendengar pengakuan Zacky, tetapi sebisa mungkin ia menutupinya. Ia ingin bukti bukan hanya ucapan. Jikalau Zacky memang bersungguh-sungguh dengan ucapannya, mungkin ia bisa memikirkan ulang keputusannya tadi yang ingin meminta berpisah dengan Zacky karena sejujurnya Lala sendiri pun belum siap jika harus berpisah dengan Zacky. Ia sudah terbiasa hidup dengan laki-laki dingin dan kaku itu.
Zacky menatap Lala. Seulas senyum terbit di bibirnya. ia meraih kedua tangan Lala, lalu mengecupnya berkali-kali.
"Makasih, La. Makasih sudah kasih aku kesempatan."
Zacky menghentikan kegiatannya, kemudian beralih menatap Lala. "Aku bodoh, La. Harusnya aku enggak kepancing sama omongan cowok itu karena aku sudah membuktikannya sendiri."
Zacky kembali mengecup punggung tangan Lala, lalu mendongak untuk menatap Lala lagi. "Makasih sudah menjaganya untuk aku ... suami kamu."
Lala memalingkan wajahnya ketika Zacky mengingatkannya tentang malam pertama mereka yang terlewat telat untuk dilakukan. Bahkan ia mengutuk laki-laki itu, bagaimana ia bisa lupa jika laki-laki itulah yang pertama kali menjebolnya.
Lala melepaskan tangannya dari genggaman Zacky. "Sekarang Abang keluar."
"Loh?!"
Lala menatap Zacky. "Kenapa?"
"Enggak segampang itu ya."
"Kesalahan Abang cukup berat."
"Mau dijabarin satu-satu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
RandomYang dadakan bukan hanya tahu bulat, tapi menikah juga bisa dadakan seperti yang dilakukan oleh Zacky dan Lala. Sahabat dari Dewa itu menikahi sekretarisnya karena suatu kondisi yang memaksanya untuk melakukan pernikahan segera. Penasaran dengan kis...