21. Tumbang

6.6K 510 15
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca...

Zacky menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam istirahat sudah selesai. Namun, Lala belum juga menampakkan batang hidungnya.

Zacky kembali melanjutkan pekerjaannya. Namun, fokusnya kini terpecah. Ia tak bisa berkonsentrasi penuh untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Zacky berdiri dari kursinya. Ia menyugar rambutnya. Hatinya gelisah memikirkan Lala.

Zacky langsung kembali ke kantor setelah tak kuat menahan kecemburuannya melihat Lala bersama laki-laki lain yang membuat Dewa terus mengomelinya sepanjang perjalanan menuju Deza Group.

Zacky meraih ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Ia cari nomor istrinya itu.

Zacky mendekatkan layar ponselnya ke telinga kanannya. Terdengar suara nada tersambung dari ponselnya. Namun, panggilannya tak kunjung diangkat oleh Lala.

Zacky kembali menatap layar ponselnya. "Kamu ke mana sih, La?" gumamnya, lalu kembali mencoba untuk menghubungi Lala.

"Aaargggh...," jerit Zacky kesal.

Zacky melangkah keluar dari ruangannya. Ia mencoba untuk mencari Lala di rooftop siapa tahu saja gadis itu ada di sana.

Mata elang Zacky mengedar mengelilingi sekitar ketika sudah sampai di rooftop. Tak ada tanda-tanda keberadaan Lala di sana.

Zacky memilih untuk duduk di sana daripada kembali ke ruangannya. Persetan dengan kerjaannya yang menumpuk. Pikirannya sedang kacau. Ia tak bisa berkonsentrasi jika suasana hatinya juga sedang dalam keadaan tak baik-baik saja seperti saat ini.

Satu jam berselang, Zacky kembali ke ruangannya setelah merasa dirinya sedikit lebih baik dari sebelumnya.

Zacky mendengus kesal setelah membuka pintu ruangannya, ia melihat Lala yang sudah duduk manis sembari menatap layar laptop.

Laki-laki itu menutup pintu dengan sedikit kencang yang membuat Lala berjengkit kaget.

Lala mengernyit bingung menatap suaminya yang berjalan begitu saja melewatinya tanpa menyapa ataupun meliriknya barang sedikitpun.

"Itu orang kenapa sih?" gumam Lala.

"Jadi merinding gini hawanya," lanjutnya lagi sembari mengusap tengkuknya.

Lala lanjut menyelesaikan pekerjaannya. Sesekali ia melirik ke arah Zacky yang sedari tadi tak bersuara. Namun, tangan dan matanya sedari tadi tak berhenti bekerja. Tumpukan berkas yang ada di atas meja sudah berkurang banyak dan hanya menyisakan beberapa map berkas yang belum diperiksa.

Tak terasa hari sudah semakin sore. Lima menit lagi jam pulang kantor tiba. Zacky meringis ketika merasakan perutnya melilit. Kepalanya terasa pusing dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Sepertinya asam lambung laki-laki itu naik akibat ia mengabaikan makan siangnya. Zacky menolak ketika diajak Dewa makan siang di kantin kantor setibanya mereka dari restoran tempat Lala dan temannya membuat janji temu.

AuristelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang