Selamat Membaca....Zee yang melihat kedatangan kembarannya langsung berdiri dan memeluk Zae. Zaedan yang mendengar berita tentang keberadaan Zacky dan juga adik kembarnya di IGD ketika ia selesai melakukan operasi, segera menyusul ke IGD.
"Apa yang terjadi, Zee?" tanya Zae pelan sembari mengusap punggung adik kembarnya.
"Kita enggak jadi dapat ponakan, Kak."
Mendengar satu kalimat yang keluar dari mulut Zee, Zae sudah tahu apa yang terjadi dengan kakak iparnya. Laki-laki itu mengeratkan pelukannya. Ia juga terkejut mendengar berita tersebut. Namun, sebisanya ia harus mengontrol emosinya agar tak menghajar lagi abangnya untuk saat ini.
Zae menatap Tante Clara yang masih terdiam di tempatnya.
"Tante Clara, tolong segera lakukan prosedur apa saja yang memang seharusnya dilakukan kepada Mbak Lala."
Zae melirik Zacky sebentar. "Enggak usah peduliin dia."
Tante Clara mengangguk dan tak banyak tanya karena melihat kondisi Zacky yang tampak terpukul setelah mendengar kabar Lala keguguran. Beliau kembali masuk ke dalam ruangan IGD untuk memantau kondisi Lala agar bisa dilakukan tindakan medis selanjutnya.
Malam sudah semakin larut. Setelah memastikan kondisi Lala yang sudah mulai membaik setelah dilakukan beberapa tindakan medis dan perempuan itu juga sudah dipindahkan ke kamar rawat dengan ditemani oleh Zee, Zae mengajak abangnya untuk naik ke rooftop rumah sakit.
Di tempat yang luas beralaskan beton dan tak beratap itu, keduanya sama-sama duduk termenung. Zae beberapa kali menarik napasnya berat. Masih berusaha mengendalikan emosinya untuk tak menghajar lagi abangnya. Sementara Zacky, pikirannya masih kalut mengingat apa yang baru saja terjadi kepada Lala.
"Sekarang Abang puas?"
Zacky tak menyahut. Sedari tadi laki-laki itu memilih diam sembari menikmati terpaan angin malam."Apa tujuan dulu Abang nikah sama Mbak Lala?"
"Kalau Abang menikahi dia untuk Abang sakiti .... lebih baik lepaskan dia sekarang."
"Dari awal gue juga sudah peringatkan Abang. Kalau niat Abang menikah cuma ingin membahagiakan Papa, niat Abang sudah tercapai. Papa sudah pergi dengan senyuman setelah melihat Abang menikah, tapi tolong... jangan Abang korbankan kebahagiaan orang lain."
Zae masih dalam posisi berdiri. Sama seperti Zacky. Laki-laki itu memasukkan jemari tangannya ke dalam saku celananya. Tatapannya menerawang menatap langit malam yang malam ini dihiasi banyak gemerlap cahaya bintang.
"Sebelum bertemu Mbak Manda sama Bang Dewa, hidup Mbak Lala sudah penuh perjuangan dan pengorbanan. Gue tahu karena gue sengaja cari tahu latar belakang perempuan yang Abang nikahi tanpa sepengetahuan Abang dan yang lainnya. Jadi, jangan tambah beban hidupnya dengan keegoisan Abang."
"Abang enggak ada niat bikin Lala menderita," bantah Zacky.
Zae tersenyum sinis. "Enggak ada niat, tapi bikin istri sedih sampai keguguran," sarkas Zae.
"Abang tahu Abang salah. Abang bodoh." Zacky mengusap wajahnya kasar dengan kedua telapak tangannya.
Tatapan Zae ke Zacky mulai melunak. Laki-laki itu menghela napasnya pelan sebelum melanjutkan kembali obrolannya. "Laki-laki itu cuma mantannya Mbak Lala, Bang. Dia yang ninggalin Mbak Lala tanpa kejelasan."
Beberapa saat suasana kembali hening. Zacky dan Zae sama-sama larut dengan pikiran masing-masing.
"Sebenernya gue bingung dengan hubungan rumah tangga yang kalian jalani. Kalian nikah dadakan. Tanpa cinta, tapi kalian masih bisa berkembang biak."
Zacky menoleh menatap Zae setelah mendengar kata-kata janggal di akhir kalimat yang diucapkan adiknya itu.
"Sorry, Bang. Tapi memang itu kenyataannya 'kan?"
"Gue tahu kalian sama-sama dewasa. Setiap manusia juga pasti punya nafsu."
"Kalian belum saling cinta, tapi sudah bisa menghasilkan bayi..."
"Siapa bilang belum cinta?" potong Zacky cepat. Ia tak setuju dengan ucapan Zae.
Zae mengangguk. "Oh... sudah saling cinta toh," gumam Zae, kemudian kembali menatap abangnya.
"Kalau sudah saling cinta, kenapa mesti ada drama kayak gini segala?"
"Kalau Abang percaya sama Mbak Lala, Abang enggak akan kemakan sama hasutan laki-laki itu."
"Bukannya gue mau menggurui Abang. Gue cuma mau ngingetin kalau membangun sebuah hubungan itu butuh pondasi. Kepercayaan dan komunikasi itu pondasi utamanya karena cinta dan sayang aja enggak cukup menjamin kalau hubungan itu akan awet."
"Coba Abang renungkan sekarang."
"Karena ego Abang, Mbak Lala sedih. Dia kepikiran dan stress memikirkan nasib rumah tangga kalian dan dampaknya apa? Mbak Lala sampai enggak sadar kalau dirinya sedang hamil. Sekarang dia bukan hanya kehilangan kepercayaan dari Abang, tapi dia juga kehilangan calon bayinya."
"Tolong pikirkan baik-baik. Mau Abang sudahi atau lanjutkan rumah tangga kalian itu."
"Gue harap, keputusan Abang kali ini enggak bikin gue dan lainnya kecewa lagi sama Abang."
Zae melihat arlojinya sebentar,, lalu kembali menatap Zacky. "Gue pergi dulu, masih banyak pekerjaan yang harus gue kerjakan."
Zae menepuk pelan bahu Zacky, lalu berbalik dan pergi meninggalkan Zacky sendiri.
.
.
.
.Sampai jumpa di part selanjutnya ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
RandomYang dadakan bukan hanya tahu bulat, tapi menikah juga bisa dadakan seperti yang dilakukan oleh Zacky dan Lala. Sahabat dari Dewa itu menikahi sekretarisnya karena suatu kondisi yang memaksanya untuk melakukan pernikahan segera. Penasaran dengan kis...