Selamat membaca...Sudah satu jam berlalu Lala berkutat dengan kertas dan laptop yang ada di atas mejanya. Lelah mulai ia rasakan. Gadis itu memiringkan kepalanya pelan ke kanan dan ke kiri untuk melemaskan otot lehernya, lalu menjulurkan kedua tangannya ke atas untuk melakukan peregangan.
Zacky belum kembali ke ruangan. Kemungkinan besar, meeting masih berjalan dan sedikit ada kendala sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Lala meninggalkan pekerjaannya untuk sejenak. Ia meraih ponselnya yang sedari tadi ia biarkan tergeletak begitu saja di atas meja. Ada beberapa chat yang masuk. Sebagian dari client yang segera Lala balas, kemudian gadis itu melanjutkan lagi membaca pesan dari teman-temannya.
Lala menutup aplikasi perpesanan yang baru saja ia buka. Ia beralih membuka salah satu aplikasi social media berbentuk persegi dengan bangun lingkaran kecil di bagian tengah yang didominasi warna merah yang sering gadis itu kunjungi untuk mengusir rasa bosannya.
Jempol tangannya dengan lihai menekan tombol hati ketika ada beberapa postingan temannya yang muncul di berandanya. Setelah puas melihat-lihat foto yang diposting dari orang-orang yang ia ikuti, Lala berpindah untuk melihat kumpulan foto yang sudah ia post.
Jempol jari Lala masih setia menggulir layar ponselnya. Ia baru berhenti menggulir ketika menemukan postingan foto beberapa tahun lalu. Foto dirinya bersama seorang laki-laki.
Agam Bagaskara. Laki-laki yang pernah ia harapkan untuk menjadi masa depannya. Namun, seolah takdir tak merestui mereka untuk bersatu dengan perginya Agam tanpa kabar dan datangnya Zacky yang mengikatnya dalam sebuah hubungan sakral.Satu per satu sekelebat kenangan antara dirinya dan Agam mulai muncul. Ada kenangan manis dan ada juga kenangan pahit.
Lala mengusap air matanya yang menetes tanpa bisa ia cegah kala dirinya mengingat bagaimana ia dihina dan direndahkan oleh mamanya Agam saat pertama kali Agam mengajaknya dan mengenalkannya kepada keluarga dari laki-laki itu sebagai kekasih. Sedangkan laki-laki itu hanya diam tak membela Lala.
Tidak hanya sekali Lala diperlakukan seperti itu oleh mamanya Agam. Pernah ia tak sengaja bertemu dengan wanita itu saat dirinya dan Damita berada di sebuah pusat perbelanjaan. Di sana dirinya juga tak lepas dari hinaan dan makian mamanya Agam. Hanya karena status sosial saja, wanita itu sampai sebegitunya membenci Lala.
Damita sudah menyarankan Lala untuk menyudahi hubungannya dengan Agam. Namun, Lala masih ingin memberikan kesempatan untuk laki-laki itu dengan alasan cinta. Bahkan ia selalu mengalihkan pembicaraan jika Abian bertanya tentang hubungannya dengan Agam karena Lala tak mau Abian menghabisi Agam yang juga merupakan sahabat dari Abian.
Tatapan Lala beralih ke jari manis tangan kanannya yang bertengger manis cincin pernikahannya. Cincin yang diberikan Zacky saat mereka pergi untuk mengesahkan pernikahan mereka di mata hukum negara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
RandomYang dadakan bukan hanya tahu bulat, tapi menikah juga bisa dadakan seperti yang dilakukan oleh Zacky dan Lala. Sahabat dari Dewa itu menikahi sekretarisnya karena suatu kondisi yang memaksanya untuk melakukan pernikahan segera. Penasaran dengan kis...