3. Bahagia Berbalut Duka

8.8K 642 16
                                    

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca...

Zacky, Lala, dan juga ibunya Lala sekarang berada--di lobby Asy-Syifa Hospital. Zacky sudah membicarakan mengenai lamarannya ke Lala kepada ibunya Lala. Ia juga meyakinkan ibunya Lala tentang keseriusannya untuk menjadikan Lala istrinya.

Zacky langsung menghubungi Dewa--sahabatnya setelah ibunya Lala menyetujui pinangannya, sedangkan Lala menghubungi adik laki-lakinya untuk dijadikan wali nikahnya nanti.

Zacky mendongak saat mendengar derap langkah kaki mendekat ke arahnya.

"Ikut gue, Zack!" ucap Dewa sembari menarik tangan Zacky untuk berdiri dan mengajaknya keluar dari Asy-Syifa Hospital sebentar. Menjauh sedikit dari tempat di mana Lala dan ibunya berada.

Dewa melepaskan pegangan tangannya ke Zacky lalu menatap laki-laki yang tampak kacau di depannya. Mereka sekarang berada di dekat parkiran.

"Sekarang lo jelasin ke gue. Apa maksud lo tadi minta tolong sama gue untuk cari penghulu sekarang juga?" tuntut Dewa untuk meminta penjelasan Zacky.

Zacky menghela napasnya berat. "Gue mau mewujudkan permintaan Papa yang mungkin merupakan permintaan terakhir beliau," balas Zacky lirih.

"Terus lo mau nikah sama siapa? Cewek aja lo enggak punya."

"Lala." Dewa membelalakkan matanya mendengar jawaban singkat dari Zacky.

"Jadi selama ini lo ada hubungan sama sekretaris lo?" tanya Dewa tak percaya sekaligus penasaran.

Zacky diam lalu mengangguk ragu.

Dewa berdecak kesal. "Enggak usah ngibulin gue. Ngomong jujur. Lo paksa Lala 'kan untuk nikah sama lo?"

Zacky menyugar rambutnya. "Gue enggak maksa Lala."

Ingin sekali Dewa mengumpat. Namun, ia tahan. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu. Ia tak sepenuhnya percaya dengan ucapan Zacky tentang Lala yang begitu saja bersedia menikah dengan Zacky. Ia tetap menaruh curiga kepada sahabatnya itu.

"Gue enggak setuju. Lala bersedia nikah sama lo, pasti karena takut lo pecat."

Zacky diam menatap Dewa.

"Bukannya gue enggak mau bantu lo, tapi gue kasihan sama Lala. Dia gadis baik-baik, Zack. Jangan lo rusak dia."

"Dia terlalu penurut dan terlalu baik untuk lo yang dingin dan kaku ini," tambah Dewa.

"Wa, please! Gue mau mewujudkan permintaan Papa. Gue mau lihat beliau bahagia. Mungkin ini untuk yang terakhir kalinya ... sebelum Papa pergi," lirih Zacky.

Zacky kembali menatap Dewa dengan tatapan memohonnya. Jika sedang dalam situasi normal, mungkin saja Dewa sudah tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi memelas Zacky yang jarang sekali diperlihatkan ke orang-orang.

AuristelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang