17. Mencoba Berdamai

6.3K 545 6
                                    

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat Membaca...

Setelah menyelesaikan urusannya dengan Dewa, Zacky keluar dari ruangan tersebut. Ia hanya bertemu dengan Alya, sedangkan istrinya sudah tak terlihat di sana.

Zacky melanjutkan langkahnya menuju ruangannya tanpa ada niat untuk menyapa Alya.

Kreeek!

Zacky mengernyit heran ketika tak mendapati keberadaan Lala di ruangannya. Meja kerja Lala masih terlihat rapi. Tas perempuan itu juga tak terlihat di atas meja.

"Ke mana Lala?" gumamnya pelan.

Zacky kembali keluar. Ia melangkah ke pantry yang ada di lantai tersebut. Pandangannya memutari isi pantry untuk mencari keberadaan seseorang.

"Cari siapa, Pak?"

Zacky menoleh ketika mendengar suara Alya dari balik tubuhnya.

"Mau ngapain kamu?"

Alya memutar bola matanya jengah setelah mendengar pertanyaan balik dari Zacky. "Kompak banget sih ini laki sama istrinya? Ditanya, malah nanya balik," gerutu Alya.

"Yang namanya masuk ke pantry kalau enggak bikin minum, ya... bikin makanan lah, Pak."

"Pak Zacky ke sini pasti lagi cari Lala 'kan?"

"Sok tahu kamu!"

"Halah! Enggak usah gengsi deh, Pak. Kalau Bapak tanya di mana Lala, saya bakalan kasih tahu kok. Saya orangnya enggak suka main rahasia-rahasiaan."

"Kayak Pak Zacky sama Pak Dewa," imbuh Alya yang dibalas dengan pelototan tajam Zacky.

"Santai aja kali, Pak. Enggak usah pakai melotot juga."

"Lala ada di rooftop."

Setelah mendapat jawaban dari Alya, Zacky mengambil satu botol air mineral ukuran enam ratus mililiter. Tanpa repot berbasi-basi dulu dengan Alya, ia berjalan keluar dari pantry.

"Makasih, Pak." Zacky tak menanggapi ocehan Alya yang menyindirnya karena tak mengucapkan kata 'terima kasih' setelah diberitahu di mana keberadaan Lala sekarang.

Sesampainya di rooftop gedung Deza Group, Zacky diam berdiri di tempatnya. Tatapannya lurus menatap Lala yang duduk di lantai bersandar dinding sembari menikmati sarapan pagi buatannya.

Zacky melangkah pelan menghampiri Lala. Ia ikut duduk di lantai sebelah Lala.

"Kenapa malah makan di sini?"

"Memangnya salah kalau saya lebih milih makan di sini daripada di ruangan Bapak?"

"Lagian ngapain Bapak nyusul saya ke sini?" ucap Lala dengan nada ketus.

Zacky diam tak menanggapi ucapan Lala, menjadikan suasana di sana kembali hening. Sedangkan Lala kembali melahap makanannya.

"Katanya enggak mau masuk kerja dulu?" sindir Lala.

AuristelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang