13. Pasrah

7K 501 6
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca...

"Pak, beneran enggak mau pulang?" Lala bertanya kembali untuk ke sekian kalinya kepada Zacky.

Hari sudah berganti sore. Jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore dan setengah jam lagi toko bunga tersebut akan tutup. Keduanya kini sedang berada di toko bunga milik Ibu Laila. Hanya ada mereka berdua. Bu Laila tadi pamit mau mandi. Sementara karyawati yang membantu Bu Laila di toko, Lala ijinkan untuk pulang cepat. Hitung-hitung sebagai bonus karena sudah bersedia membantu dan menemani ibunya setelah ia menikah dan ikut tinggal bersama Zacky.

Lala mencebikkan bibirnya karena tak mendapati jawaban dari Zacky. Padahal ia sudah bertanya hampir sepuluh kali jika dihitung-hitung. Itu pun dengan pertanyaan yang sama.

Zacky yang sedari tadi hanya duduk diam sembari tangannya sibuk dengan ponselnya, mendongak untuk menatap Lala sejenak. Ia kembali menatap layar ponselnya dan tak perlu repot menjawab pertanyaan Lala.

"Pak, apa susahnya sih jawab pertanyaan saya?" kesal Lala karena ia tak ditanggapi Zacky sama sekali.

"Kenapa? Kamu enggak suka kalau saya menginap di sini?"

Lala mendengus sebal. "Udah tahu pakai nanya lagi," gumam Lala pelan karena takut didengar oleh Zacky.

Zacky yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, kini kembali mendongak untuk menatap Lala yang berada di balik meja kasir. Jarak dari tempatnya tak terlalu jauh.

"Kenapa kesannya kamu enggak suka kalau saya menginap di sini?"

"Ibu aja senang kalau saya menginap di sini."

Lala memutar bola matanya jengah. Ingin sekali ia berkata jujur. Namun, ia takut. Selain takut kepada Zacky, Lala juga takut mendapat ceramah sampai Subuh dari ibunya.

Lala memutar otaknya mencari alasan untuk mengusir Zacky secara halus tanpa ia harus berkata jujur kalau dirinya memang tak menginginkan Zacky menginap di rumah ibunya malam ini.

Lala mengulum senyumnya ketika ia menemukan ide. Ia tatap Zacky yang kembali sibuk dengan ponselnya.

"Pak ...."

"Pak Zacky," panggil Lala lagi ketika Zacky hanya diam tak menyahuti panggilannya.

"Kenapa?" tanya balik Zacky tanpa menatap Lala.

"Ehm ... Pak Zacky 'kan enggak bawa pakaian ganti, apa enggak sebaiknya kalau Pak Zacky pulang aja."

"Enggak usah ikut menginap di rumah ibu," tambah Lala pelan tanpa berani untuk menatap Zacky.

"Kamu enggak usah khawatir soal pakaian ganti saya. Di bagasi mobil ada travel bag yang berisi pakaian ganti saya."

'Gagal sudah usahamu, La!' batin Lala kesal, lalu mendongak untuk menatap Zacky karena bingung sekaligus penasaran dengan ucapan Zacky tentang pakaian ganti tersebut.

AuristelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang