Selamat Membaca...
Dengan langkah tergesa, Zacky memasuki gedung tinggi tempat ia mengembangkan usahanya bersama sahabatnya. Sapaan karyawan hanya ia anggap angin lalu seperti biasa. Sementara para karyawan Deza sudah terbiasa dan memaklumi sikap atasannya yang satu itu. Dingin, kaku, dan cuek memang tak bisa terpisahkan dari sosok seorang Zacky.
Ting!
Bunyi pintu lift terbuka, langsung membawa langkah Zacky keluar dari kotak besi itu. Ia bahkan tak menyadari jika sekarang dirinya sudah berada di lantai di mana ruangannya dan CEO berada karena fokusnya teralih memikirkan istrinya yang sekarang masih berada di rumah sakit.
"Sendiri, Pak?" Suara sapa Alya berhasil menarik perhatian Zacky.
Laki-laki itu memutar tumitnya untuk menatap lawan bicaranya. Alya sudah bangkit dari duduknya dan berdiri di samping meja kerjanya.
"Lala enggak masuk lagi, Pak? Dia baik-baik aja 'kan?" cerocos Alya. Terlihat raut khawatir yang menghiasi wajah ayunya ketika melontarkan rentetan pertanyaan itu kepada Zacky.
Zacky mengangguk. "Lala cuma butuh istirahat."
Alya memicing menatap sosok wakil CEO yang berdiri tenang dengan tatapan datar di depannya. "Yang bener? Bapak enggak lagi ngibulin saya 'kan?"
"Enggak usah sok jadi dukun!" balas Zacky ketus sembari menatap arloji yang terpasang di pergelangan tangan kirinya.
"Sudah kamu siapkan berkas untuk meeting nanti?"
Alya mengangguk. "Sudah, Pak."
"Bawa ke ruang meeting." Zacky berbalik berjalan menuju pintu ruangannya. Masih ada waktu sekitar sepuluh menit sebelum meeting dimulai.
Zacky kembali menoleh menatap Alya yang masih berdiri di tempatnya tadi. "Nanti kamu ikut meeting," ucap Zacky sebelum membuka pintu ruangannya dan meninggalkan Alya yang masih melongo di tempatnya.
"Punya bos kok ya gini amat sifatnya," gerutu Alya, lalu mulai menyiapkan berkas yang akan dibawa ke ruang meeting.
Zacky menghela napas setelah menutup kembali pintu ruangannya. Ia berjalan menuju kursi kerja sembari tangan kanannya merogoh saku celana untuk mengambil ponsel.
"Zee sudah sampai sana?" tanya Zacky langsung setelah menjawab salam dari Sang istri.
"Belum."
Zacky mengernyit, lalu menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
'kemana itu anak?' batin Zacky bertanya-tanya.
"Kondisi kamu gimana?"
"Ya... masih sama seperti tadi pagi sebelum kamu pergi."
Zacky mengangguk. "Oke, sekarang kamu istirahat saja sambil nunggu Zee datang. Aku tutup dulu. Hubungi aku kalau kamu perlu sesuatu," tutup Zacky tanpa perlu banyak mengobrol dengan Lala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
RandomYang dadakan bukan hanya tahu bulat, tapi menikah juga bisa dadakan seperti yang dilakukan oleh Zacky dan Lala. Sahabat dari Dewa itu menikahi sekretarisnya karena suatu kondisi yang memaksanya untuk melakukan pernikahan segera. Penasaran dengan kis...