40. Secret

3.6K 255 13
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat membaca...

kreeek!

Lala tersenyum menatap perempuan paruh baya yang memakai snelli lengkap dengan stetoskop yang menggantung di lehernya yang terbalut hijab warna rosepink.

"Sudah merasa lebih baik, La?" tanya Tante Clara sembari berjalan mendekat ke ranjang. Tempat di mana sekarang Lala sedang duduk setengah berbaring bersandarkan tumpukan bantal yang ditata Zacky.

Masih dengan senyum yang mengembang, Lala mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Tante Clara.

Tante Clara yang sudah berdiri di sisi kanan ranjang mengulurkan tangan kirinya untuk mengusap pelan lengan kanan Lala. "Tante tahu kamu orang yang kuat. Jangan menyerah dengan keadaan yang sudah terjadi."

Lala mengangguk. "Minta doanya ya, Tan. Semoga aku bisa ikhlas."

Tante Clara mengangguk. Perempuan paruh baya itu memberikan seulas senyum tulus untuk penyemangat Lala.

"Oh iya... tadi Zacky titip pesan sama Tante. Dia mau pulang sebentar. Mau ganti pakaian sama ambil perlengkapan kamu." Lala hanya mengangguk untuk menanggapi ucapan Tante Clara.

Tak lama berselang, seorang perawat memasuki ruang rawat Lala. Perempuan berusia sekitar dua puluh lima tahunan itu menyerahkan sebuah map yang berisi laporan hasil pemeriksaan kepada Tante Clara.

Dengan seksama, Tante Clara membaca satu per satu deretan huruf dan angka yang ada pada lembaran-lembaran tersebut sebelum mengembalikannya kembali kepada perawat yang berdiri di sebelah kanannya.

"Tante periksa dulu ya kondisi kamu."

Lala pun mengangguk. Memberikan izin kepada Tante Clara untuk melakukan tugas dan kewajibannya sebagai seorang dokter yang bertanggung jawab untuk menangani Lala. Sementara Sang perawat berpindah ke sisi kiri ranjang untuk mengecek cairan infus yang masih terpasang di tiang penyangga yang berada di sudut ranjang bagian kiri atas.

Setelah selesai, Sang perawat bername tag Putri itu mulai memperhatikan Tante Clara dan menulis hasil pemeriksaannya pada lembaran yang disediakan.

Tante Clara mulai memeriksa kondisi Lala. Memastikan bahwa kondisi perempuan itu sudah benar-benar pulih sehingga ia bisa memberikan kepastian kapan Lala diperbolehkan untuk pulang.

"Alhamdulillah, kondisi kamu sudah jauh lebih baik dari semalam," ucap Tante Clara sembari menurunkan stetoskop dan membiarkan benda itu menggantung di lehernya kembali.

Mendengar pernyataan tersebut, membuat senyum Lala kembali merekah. "Jadi, aku bisa pulang sore ini, Tan?"

Tante Clara ikut tersenyum. "Sabar dulu ya. Kondisi kamu memang sudah baik, tapi Tante harus memastikan jika kondisi rahim kamu benar-benar sudah kuat."

Lala menghela napasnya, lalu tatapannya turun ke arah perut ratanya. Tangan kanannya terulur mengusap lembut perutnya yang terlapisi selimut.

"Masih terasa sakit?"

AuristelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang