Selamat membaca...
Hubungan Lala dan Zacky berangsur mulai membaik pasca aksi ngambeknya Lala sekitar seminggu yang lalu. Perlahan Zacky pun juga sudah mulai mengubah sikapnya menjadi lebih perhatian ke Lala, tetapi terkadang juga kembali ke mode dingin dan kakunya. Entahlah, Lala pun juga masih bingung untuk menghadapi sikap Zacky yang seperti bunglon. Suka berubah-ubah sesuai suasana hati laki-laki itu.
Seperti pagi ini. Jika biasanya Lala yang mendapat jadwal untuk memasak sarapan, tapi kali ini ia dibuat heran dengan tingkah suaminya yang sudah mendahuluinya berkutat di dapur.
"Bapak ngapain?" Lala berjalan mendekat sembari menggulung rambutnya ke atas, lalu menjepitnya dengan jepit rambut yang dibawanya. Piyama lengan pendek dengan motif tie dye masih menjadi outfit-nya pagi ini.
Zacky yang mendapat pertanyaan basi-basi dari Lala mendengus. "Punya mata 'kan? Ngapain tanya kalau kamu udah tahu jawabannya?" balas Zacky tanpa repot menoleh menatap Lala.
"Jawabnya santai aja bisa kali, Pak."
Lala memilih untuk duduk di kursi bar yang ada di dekat dapur daripada ikut merecoki suaminya memasak. Seiring dengan perubahan sikap Zacky yang sedikit hangat dengannya, sikap canggung dan takut Lala juga perlahan ikut memudar. Masalah panggilan, baik Lala maupun Zacky tak mempermasalahkannya. Untuk saat ini mereka masih nyaman dengan Lala yang memanggil Zacky 'Pak'. Walaupun terkadang juga mendapatkan teguran dari Ibu Laila dan Mama Indah. Namun, mereka belum ada rencana untuk mengubah panggilan sayang masing-masing.
"Gimana lengan kamu?" Zacky menoleh menatap Lala sejenak, lalu kembali melanjutkan kegiatan membuat menu makanan untuk sarapan pagi berupa waffle dengan toping buah.
Lala mengamati luka yang ada lengan kanannya. Karya yang diciptakan dari hasil perdebatan kecil antara dirinya dan Zacky saat memasak menu makan malam. "Enggak melepuh sih, tapi jadi gosong gini."
"Makanya kalau masak itu yang hati-hati. Enggak usah banyak gaya."
"Kalau Bapak mulutnya enggak nyinyir juga tangan saya aman-aman aja. Enggak akan kesenggol wajan."
Zacky menghentikan kegiatannya membereskan peralatan masak yang ia gunakan, kemudian berbalik untuk menatap Lala. Kedua tangannya dilipat di depan dada.
"Lagian apa korelasi antara kamu saya suruh goreng ikan sama jas hujan dan helm?"
"Ya... untuk keamananlah, Pak."
"Saya takut ikannya loncat. Eh, maksudnya... takut kena cipratan minyaknya."
Zacky menghela napasnya pelan, lalu kembali memunggungi Lala untuk melanjutkan kembali kegiatannya yang tertunda.
"Kamu mandi dulu sana!"
"Sebelum ke kantor, nanti kita mampir dulu ke rumah sakit."
"Ngapain, Pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Auristela
RandomYang dadakan bukan hanya tahu bulat, tapi menikah juga bisa dadakan seperti yang dilakukan oleh Zacky dan Lala. Sahabat dari Dewa itu menikahi sekretarisnya karena suatu kondisi yang memaksanya untuk melakukan pernikahan segera. Penasaran dengan kis...