bagian 17

491 15 0
                                    

"Gue beneran gak bisa Rey"setelah mengatakan itu ia langsung pergi dari ruangan itu.

__

Saat ini Elvano sedang berkutat dengan laptopnya. Setelah lulus kuliah dirinya memang di suruh untuk mengurus salah satu perusahaan papinya yg di jakarta.

Mengenai Rey?dari beberapa hari belakangan ia tidak bertemu dengan temannya itu lebih tepatnya menghindar karena ia bingung harus menjelaskan bagaimana lg agar Rey berhenti memintanya untuk menikahi Allyssa.

Di waktu yg sama handphone nya berbunyi.di layar itu tertera nama 'tante livia' yg notabene nya adalah mama dari Rey.
Tanpa buang waktu ia langsung mengangkat telponnya.

"Hallo tante"ujarnya mendahului.

"......."

"Yaudah El kesana tan"ujarnya yg langsung mamatikan telponnya.

Elvano menutup laptopnya dan langsung pergi untuk menuju rumah sakit,setelah mendapatkan kabar jika Rey masuk rumah sakit lg setelah seminggu yg lalu keluar dari rumah sakit.

Sesampainya di sana ia langsung menuju ruangan Rey setelah menanyakan dimana ruangan temannya itu pada resepsionis.

"Rey"panggilnya saat ia sudah berada dekat bankar dimana Rey terbaring.

Rey tersenyum melihat kedatangan Elvano disini.ia memang sengaja meminta mamanya untuk menghubungi Elvano agar datang.

"Ma,ebi bisa kalian tinggalin aku sama vano"pintanya dengan nada pelan.

Febi dan Livia mengangguk dan pergi meninggalkan kedua lelaki itu.

febi memang sudah kembali ke jakarta setelah menjalani pendidikannya di bandung.gadis itu jga salah satu teman dari Rey setelah Elvano.

Ketiganya memang sudah berteman sejak SMP.Rey mempunyai panggilan tersendiri untuk kedua temannya itu.Rey memanggil Elvano dengan sebutan vano sedangkan Febi dengan sebutan Ebi.

"van lo ingetkan ucapan gue waktu itu?"tanyanya.

Elvano terdiam ia tahu ujungnya akan kemana arah pembicaraan nya.

"Van"pnggilnya.

"Iya gue gue inget.tapi sorry gue gak bisa lakuin itu Rey"jujurnya.ia menolak bukan hanya tidak mau menikung temannya tapi dirinya tak yakin bisa membuat gadis itu menerima kehadirannya.di tambah lagi ia sama sekali tidak mengenal gadis bernama Allysa itu.

"Tapi knpa van.di baik ko,dia jga cantik dan ramah orang nya.gue yakin lo pasti suka dia"ujarnya.

"Iya mungkin gue bisa aja suka sama sama dia tapi apa mungkin dia bisa suka gue?gue dan dia bahkan gak saling kenal dan dengan mudahnya lo minta gue nikahin dia?calon lo sendiri"

Rey terdiam ia tahu ini semua pasti sulit,tapi ia jga gak bisa membiarkan gadisnya salah memilih pasangan nantinya.oke ia mengakui jika sekarang ini dirinya sangat egois dengan terus meminta temannya untuk menganggantikannya menikahi Allyssa.

"van gue tau gue egois sekarang. Tapi gue bner bner berharap kalo lo mau nikahin Allyssa dan bahagia'in dia setidaknya buat gue"lirihnya.

"Rey_"

"van please"mohonnya.

"Fine.gue ngalah.gue bakal lakuin apa yg lo mau"putusnya.Rey yg mendengar itu tersenyum tipis.

"Makasih"ujarnya.

Rey menyerahkan kotak yg berisi dua cicin yg ia sudah ganti namanya dengan nama Elvano.

"Gue udah ganti ukiran nama gue jadi nama lo"Rey memberikan handphone nya pada Elvano.

"Di handphone itu  ada satu video yg harus lo kasih ke Allysa saat hari pernikahan kalian nanti"lanjutnya.

"Vidio ap_"ia menghentikan ucapannya saat Rey sudah take sadarkan diri.ia langsung memanggil dokter untuk memeriksa kadaan temannya itu.

Elvano menunggu di luar ruangan
dan betapa tak percayanya el saat dokter mengatakan jika Rey sudah tiada.

"Gak mungkin dok.anak saya masih hidup kan"tanya Livia dengan harapan dokter itu hanya bercanda.

"Maap tapi anak ibu memang sudah tiada"ujar dokter itu.

"Rey gue gak nyangka lo bakal pergi secepat ini"batin El

#flashback off#

"Jadi karena itu lo nikahin gue?"lirihnya.

"iya.Tapi sa_"

"Gue mau pulang hiks.."ujarnya seraya menghapus air matanya.

"Sa_"belum sempat ia meneruskan ucapannya gadis itu sudah berlari meninggalkan makam itu.






Happy reading

Jgan lupa vote and komen ya man teman

See you next part😁

married to ElvanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang