PART 1 : Anastasya

46K 936 4
                                    

Namaku Anastasya, seorang mahasiswa jurusan arsitek semester 4. Aku juga seorang karyawan di sebuah kafe, bekerja sebagai kasir.
Entah karena apa, akhir akhir ini perasaanku sangat gelisah, seperti ada yang berniat jahat padaku.

Hahaha... Dasar, siapa yg berniat jahat pada orang seperti ku? Tidak akan ada untungnya. Aku tidak memiki apapun, harta, keluarga tidak ada apapun.
 Tapi aku mempunyai pacar, Jangan terlalu merendahkan ku, beginipun aku masih laku,Namanya Adam.

Kami sudah pacaran selama enam bulan,tapi kami hanya bisa bertemu di kampus. Itu karena dia sibuk bekerja membantu ayahnya, dan aku juga sibuk bekerja di kafe.

Setiap hari selalu sama bagi ku, kuliah dan bekerja. Kecuali akhir pekan aku menghabiskan hariku di kafe,hampir 12 jam. Saat akhir pekan, kadang teman-temanku akan datang ke kafe, mereka bilang kafe ini sangat  dekat dengan tempat mereka bekerja. Memang kafe tempat ku bekerja berada di tengah kota. Kota yang sangat ramai dan kafe menjadi sangat sibuk di akhir pekan. Itu sebabnya aku di perbolehkan bekerja hampir 12 jam di akhir pekan,meskipun nyonya Rita sang menejer sering memarahi ku, dia takut aku kelelahan dan pingsan. Bukannya membantu, aku akan mengganggu katanya.

Tapi menurutku, yg paling menakutkan bukanlah pekerjaan, tapi saat aku di rumah sendirian dan kesepian. Seolah itu akan membunuh ku secara perlahan.

Ini masih jam 5 subuh, aku memang selalu bangun cepat di hari senin. Itu karena setiap pagi pacarku akan selalu menjemputku, dan kami akan ke kampus bersama.

Tepat jam tujuh aku keluar dari rumahku, tidak lupa mengunci pintu. Aku duduk di teras menunggu Adam, pacarku. Aku tinggal di sebuah flat. Aku sengaja memilih kamar di lantai bawah karena aku terlalu takut saat menaiki tangga, kalau aku pulang malam dari tmpat kerja.

Tiiiinnnn....

Ah dia sudah datang, aku berdiri dan berjalan menghampiri mobil Adam. Kulihat dia tersenyum, aku hnya membalasnya dengan senyum tipis. Aku tidak tau dia sadar atau tidak dengan senyumanku.

"Pagi... " sapaku saat aku sudah memasuki mobil dan memasang sabuk pengaman.

"Pagi juga Ana.. " jawabnya sambil menjalankan mobil. Dia selalu saja tersenyum manis kepadaku, sampai aku bingung mengartikan senyumnya, tidak, aku bahkan meragukan cintanya.

Dia seorang Adam,yang sangat tampan dan kaya, dia yang bahkan sangat dingin, sangat irit bicara kepada teman-temannya,tetapi sangat hangat dan sangat banyak mengucapkan kata-kata cinta padaku, yang seorang wanita miskin dan yatim piatu? Dia sangat aneh. Tapi siapa yang tau isi hati seseorang? Bagiku yang penting,aku tulus mencitai seorang Adam, tidak perduli dia mencintaiku atau tidak.

"Apa yang kau pikirkan sayang? " dia bertanya, sedari tadi dia sellu memegang tangan ku, dan tngan satunya memegang setir mobil.

"Aku sangat merindukanmu adam, " jawabku tersenyum dan melihatnya sepenuhnya.

"Kau pikir aku tidak merindukanmu juga? Aku bahkan ingin berlari memelukmu sejak kemaren, kalau saja kau tidak melarangku".dia kembali fokus melihat jalanan tanpa melepaskan tanganku.

" aku tau kau sangat lelah saat bekerja membantu ayah mu, dan aku mau, kau langsung istirahat setelah selesai dengan pekerjaan mu".jawabku.
  
"Lebih melelahkan merindukanmu dari pada pkerjaan yang menumpuk, itu hanya masalah sepele, tapi aku hampir mati karena rasa rinduku padamu Ana,,"sahutnya lagi. Aku hanya tersenyum lebar.

Adam dengan mulut manisnya.

Kami sudah sampai di kampus dan adam sedang mengantarku ke kelas, kami tidak satu kelas tentu saja, dia seniorku dan aku juniornya.

Ada Nia di depan kelas ku, dia temannya Adam. Sangat cantik menurutku, dan sangat mahal.terlihat dari semua barang yang dia pakai di badannya,dari ujung kaki sampai ujung kepala, semuanya barang mahal. Dia berambut pirang, kulit putih,tinggi nya sedikit di bawah ku,aku lebih tinggi darinya. Dia bahkan lebih cocok jadi model dari pada jadi mahasiswa jurusan sastra. Kadang  aku berpikir, dibandingkan dengan ku, Adam lebih cocok berpacaran dengan Nia.

" oh, kalian sudah datang, aku sengaja menunggumu Ana", sapa Nia, tapi dia tersenyum kepada Adam,tanpa melihat ku.

"Apa urusanmu?" Adam yg menjwab,sangat dingin seperti biasa, dan aku hanya tersenyum tidak enak,menunggu jawaban dari Nia.  

"kau sangat menyebalkan Adam" jawab Nia,kemudian menoleh kepadaku setelah sejak tadi hanya memandangi Adam.

" nanti siang sebelum bekerja ke kafe, ayo kita makan siang bersama, temanku baru membuka kafe baru dan dia mengundangku makan siang, jangan khawatir Ana,dia yang akan membayarnya"Nia menoleh kearah Adam lagi   

"dan kau harus ikut".suruhnya sambil menunjuk Adam tanpa menunggu responku.

"Apa kau punya waktu Ana? " Adam  bertanya ,

"yah, kalau hanya sebentar, kurasa aku bisa".jawabku tersenyum.

 "Baiklah, aku akan mendatangimu nanti, dan kita berangkat bersama".putusnya.

" ok, aku akan masuk dan kalian pergilah", Adam tersenyum dan mengelus ujung kepala ku,Nia yg melihatnya tidak suka langsung pergi sambil Melambaikan tangannya.
Adam juga pergi menigalkanku.

Aku memasuki kelas ku sambil berpikir, apa Nia tidak suka dengan ku? Sebenarnya di banding dengan Adam,aku jauh lebih lama berteman dengan Nia, dan Nia adalah orang yg bersemangat dan terbuka, dia mulai berubah saat Adam yang ternyata temannya Nia mendekatiku dan kami berpacaran. Nia mulai dingin  dan berteman seadanya denganku, kami mulai jarang bertemu dan bertukar kabar. Kami hanya akan saling sapa saat tidak sengaja bertemu seperti tadi.tapi Entahlah aku tidak mau memikirkannya. Aku mulai fokus mendengarkan dosen yang sudah memulai materi sedari tadi.

Tepat setelah dosen meninggalkan kelas, aku juga keluar kelas sambil mengeluarkan handphone bermaksud menelepon Adam. Tapi ternyata dia sudah menunggu ku di depan kelas,

Apa dia sudah menyelesaikan kuliahnya?

Kulihat dia tersenyum dan aku menghampirinya "hai sayang,,, " sapanya.

"Hai Adam,,, " jawabku. Dia memelukku sebentar, kemudian mengambil tangan kananku utk dia pegang seperti biasa.

"Kita akan langsung menemui Nia, dia sudah pergi duluan dengan yang lain. Kita hanya sebentar saja disana agar kau tidak terlambat bekerja,oke?" katanya panjang lebar, aku heran, kenapa saat bersamaku dia sangat banyak bicara, tapi saat bersama dengan teman teman yg lain dia sangat irit bicara?.   

" baiklah"   jwabku singkat. Dia sudah mengatur jadwalnya dgn sangat rapi, tidak ada lagi yang bisa ku katakan, selain setuju.

Kafenya tidak terlalu jauh dari kampus, dan mungkin  akan cukup jauh ke kafe tempatku bekerja. Mungkin itu sebabnya Adam bilang kami hanya akan mampir sebentar, karena akan mamakan waktu saat aku pergi bekerja nanti.

DON'T PLAY MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang