60

269 47 41
                                    

Temari terduduk di sudut panggung sambil selonjoran dan mengipas ngipaskan kertas naskahnya dengan paksa. Panas banget njir. Teater tertutup kayaknya perlu tambahan AC.

"Panas ya".

Temari mendongak. Shikadai lagi berdiri tepat di hadapaannya. Dia ngasihin sebotol Pocari dingin. Langsung aja Temari membukanya dan meneguk cepat tuh Pocari. Latihan Romeo and Juliet buat English Department Festival bulan Desember tuh kayak a kind of another level of pain.

Shikadai duduk bersila di sebelah Temari, nggak lupa sembari ngeluarin hp dan mengecek whatsapp. Rasa rasa dari tadi hpnya nggak berhenti geter dan bener aja sih, ada Cho Cho nggak berhenti ngirim chat bertubi tubi. Oiya lupa, katanya mau nyusul ke teater. Entahlah, sedari pagi nempel terus sama Shikadai. Padahal dia bisa ngabisin waktu sama temen temen seangkatan di jurusannya toh? Tapi malah dia sendiri yang nggak mau.

"Ha? Iye? Masuk aja gue di panggung sama Temari", kata Shikadai yang sekarang sibuk menelfon. Temari cuma ngeliatin dia datar. Dia udah tau itu Cho Cho. Ya siapa lagi yang bakal nyariin Shikadai kalo nggak sepupunya yang menurutnya agak bawel itu.

"Shikachu!"

Shikadai dan Temari auto menoleh ke sumber suara. Ada Cho Cho yang jalan cepat kearah panggung, tepatnya kearah mereka. Rambutnya yang biasa digerai sekarang dikuncir dua, entah apa maksudnya tapi yang pasti buat menarik perhatian cowok. Tipikal Cho Cho. Masih inget Sasori yang pernah jadi inceran tuh cewek kan? Nggak tau deh mereka udah sampai mana soalnya Cho Cho nggak pernah nunjukin lagi tanda tanda kalo dia deket sama Sasori. Maksudnya yah nggak pernah curhat ke Shikadai.

"Hai Temari!" sapa Cho Cho ke Temari lalu duduk di depan cewek itu.

"Hei", balas Temari, "sendirian kesini?"

"Iya", jawab Cho Cho sumrigah, "tadi sih ketemu Inojin pas di depan apa tu ya, pendopo gitu, ah nggak tau, dia lagi sibuk sama temen temennya, gue ajakin kesini dia cuek aja".

"Ya ngapain lu ajakin tolol. Dia kuliah", sahut Shikadai. Cho Cho auto merengut pas denger dia dipanggil tolol sama Shikadai. Huh!

"Kan gue nggak tau", ujar Cho Cho lalu menoleh ke Temari, "Temariiii kasih cabe dong mulutnya Shikachu! Kasar!"

Temari jadi termotivasi buat ngejitak kepala Shikadai. Boleh nih ada Cho Cho tukang adu. Jadi dia bisa bebas ngejitak Shikadai dengan alasan logis. Yang dijitak cuma mesem mesem aja. Dasar cewek, maunya enak doang. Pas dijitak balik ntar nangis.

"Shikadai!"

Sontak mereka bertiga kompak menoleh. Ada salah satu mahasiswa yang manggilin Shikadai nyuruh dia mendekat karena mau ngomong sesuatu yang penting menyangkut drama.

"Gue kesana bentar", pamit Shikadai kemudian beranjak pergi dan langsung terlibat obrolan serius. Tinggal Cho Cho dan Temari senderan di sudut panggung.

"Lo jadi apa Tem? Lupa gue", tanya Cho Cho ngebuka obrolan. Temari auto ngeliatin kertas naskah yang sedari tadi dia kipas kipas.

"Nurse nya Juliet".

"Kenapa bukan lo aja yang jadi Juliet?"

"Ya karena gue nggak cocok, mungkin", Temari mengangkat bahu, "tapi Shikadai keren bisa jadi Romeo. Tapi susah sih, dialognya banyak".

"Gue aja nggak nyangka dia bisa jadi Romeo. Ganteng juga yah nggak ganteng ganteng amat", Cho Cho mendekap tangannya, "yang gue bayangin Romeo tu mukanya ganteng banget kayak yang sering gue tonton di drakor drakor. Macam siapa ya? Hm Kim Seon-ho keknya, gue lagi suka dia, tapi rambutnya agak panjangin dikit".

"Nggak ngerti", timpal Temari sambil memperbaiki posisi duduknya, lama lama kok duduknya ngelorot gitu, "tapi di gue Romeo itu mukanya western, bukan asia. Leonardo DiCaprio udah cocok jadi Romeo".

[2] Lost in Cool-yeah! ㅡ BORUTO : NARUTO NEXT GENERATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang