64

528 50 39
                                    

Warning nsfw

Boruto terbangun akibat suara tv yang lumayan mencekam pendengaran dan lampu ruang tv yang menusuk mata. Sudah dua kali dia terbangun karena dua hal tersebut. Padahal sebelum sebelumnya tv memang selalu hidup di antara malam dan pagi demi menemani Sarada membuat tugas. Tapi entah kenapa dua hari ini tidurnya tak nyenyak seperti dulu.

Boruto mengucek mata kemudian turun dari tempat tidur dan membuka pintu. Tampak Sarada sedang fokus menulis sesuatu. Cewek itu memang sempat melirik sedikit lalu kembali memandang tugasnya. Boruto berjalan ke sofa dibelakang Sarada. Ia menghempaskan pantat disana.

"Kenapa bangun?" tanya Sarada tanpa menoleh sedikit pun.

"Ntah, nggak tau", jawab Boruto sekedarnya sambil melihat tugas yang sedang ditulis Sarada dengan mata mengantuk.

"Tidur lagi sana, jangan ganggu", usir cewek berkacamata itu. Namun bukannya kembali ke kamar, Boruto melorot ikut duduk di lantai, tepatnya di belakang Sarada. Jarak antara badan cewek itu dengan sofa lumayan gede, jadi Boruto bisa nyempil. Dia mengalungkan kedua tangannya di badan Sarada, memeluk pacar kontraknya hangat, nggak lupa kepalanya ia sandarkan di punggung Sarada. Sontak cewek berkacamata itu kaget. Pengen berontak tapi ternyata kalau dipeluk Boruto dari belakang itu adem banget rasanya. Nyaman.

"stay with me", bisik cowok itu. Sarada terenyuh. Ingin melanjutkan tugas but everything gets blurry right now, sampai dia pun nggak bisa mengucap sepatah kata.

"Lanjut aja bikin tugasnya", sambung Boruto lagi, "gue temenin".

Sarada menghela napas, mengusap lengan cowok berambut kuning itu pelan lalu mencoba kembali merangkai kata diatas kertas double folio yang ada di depannya.

Acara tv pun berlanjut menjadi acara musik indie. A Letter To You bermain disana menghiasi pendengaran dua insan yang sedang berdebar tak karuan.

"Give me chance to be with you, I wanna spend my years with you and face what we'll get through", Boruto ikut bersenandung sembari matanya terpejam dibalik punggung Sarada, "cause you're the only one I need and no one can deny that I will be for you".

Sarada merinding ringan mendengar setiap alunan yang datang dari bibir cowok tersebut. Aduh, kalau begini terus, bisa bisa tugasnya nggak akan kelar. Tapi kalau diusir, nggak mau ah, jarang jarang romantisan juga hehe.

"Boruto", gumam Sarada sambil menulis.

"Apa sayang?" balasnya. Cewek itu auto mencelos. Cara Boruto memanggilnya 'sayang' sangat jauh berbeda dari yang biasanya. Ingat kan, 3 am is the best time to get to know the real version of someone.

Sarada terdiam tak jadi melanjutkan obrolan. Ia biarkan menggantung sampai disana. Lebih baik menyelesaikan tugas.

Boruto memperbaiki posisi kepalanya ketika ia tak sadar sudah tertidur. Tangannya makin mengeratkan pelukan, mengubah Sarada menjadi gulingnya sejenak.

"I love you", bisiknya. Sarada menggigit bibir. Ia berusaha menoleh untuk melihat apakah cowok itu sedang mengigau, bercanda, atau bagaimana. Dan ia menemukan Boruto yang balas menatapnya dengan mata setengah mengantuk.

"Kita pacaran beneran yuk Sar, gue udah sayang banget sama lu", katanya. Lagi lagi Sarada diam tak menanggapi karena masih belum sepenuhnya percaya dengan omongan Boruto barusan.

"Gue nggak mau lu direbut orang. Gue mau lu jadi milik gue".

Yang biasanya Sarada akan mengomel tak terima, sekarang hanya bisa menunduk menatap tangan Boruto yang bergelayut manja. Bagaimana ini? Dia ingin, tapi hatinya belum menerima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[2] Lost in Cool-yeah! ㅡ BORUTO : NARUTO NEXT GENERATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang