27

377 60 9
                                    

Tidur jam setengah 3 pagi, bangun jam setengah 5 karena azan subuh berkumandang. Itulah Shikadai. Demi nyelesain masalah Inojin, dia rela cuma tidur selama 2 jam. Puyeng sih, tapi nggak terlalu. Sehabis sholat malah seger lagi.

Cowok itu turun ke bawah menuju kamar Boruto. Tapi sewaktu bukain pintu, tuh anak malah nggak ada. Shikadai pun auto jalan ke kamar Mitsuki dan barulah nemuin si jamet Uzumaki numpang tidur disana.

"Woi kalian", Shikadai menepuk nepuk kaki Mitsuki dan Boruto gantian. Perlahan mata Mitsuki mengerjap dan kebuka, tapi nggak dengan Boruto. Meremnya enak banget dah sambil melukin guling. Tipe orang yang susah dibangunin.

"Sholat, abis itu ngumpul di meja makan", kata Shikadai. Mitsuki ngangguk aja lalu pergi ke kamar mandi buat ngambil wudhu. Sedangkan Shikadai masih berkutat ngebangunin Boruto. Sampai bantal guling yang satunya melayang pelan di badan cowok itu biar dia bisa bangun. Tapi ya nggak mempan.

"Boruto", Shikadai ngegoyangin badan Boruto keras. Dia nggak bisa teriak teriak karena misi ngumpulin anak anak di meja makan nggak boleh ketahuan dulu sama Inojin.

Mitsuki kembali ke kamar dan mengambil sajadah yang dia taruh di badan kursi belajar, "belum bangun juga?" tanyanya. Shikadai menggeleng lemas. Si anak uler pun turun tangan. Dia ngegelitikin telapak kaki Boruto dan seketika tuh anak auto meronta ronta minta berhenti.

"SIALAAAㅡ"

Shikadai langsung mendekap mulut Boruto dengan tangannya lalu berdesis. Mata Boruto membulat heran.

"Jan teriak teriak. Lu sholat abis itu ngumpul di meja makan. Gue mau bangunin Sarada sama Cho Cho", kata Shikadai lalu beranjak dari kamar Mitsuki dan pergi jalan ke kamar cewek cewek yang terpisah di seberang garasi. Sewaktu keluar dari pintu dapur, Neji dan Hinata ternyata udah dateng buat ngeberesin rumah.

"Neji, Hinata", panggil Shikadai pelan. Mereka berdua mendekat.

"Kalian nggak usah beres beres dulu, ngumpul di meja makan. Gue mau ke Sarada Cho Cho", kata Shikadai. Dahi Neji dan Hinata berkerut bingung.

"Ntar gue jelasin. Oiya, tapi masuknya pelan pelan".

Mereka ngangguk aja kemudian masuk ke dalam lalu duduk di meja makan. Shikadai lanjut ke kamar Sarada.

"Sar, dah bangun lu Sar?" cowok itu mengetuk pintu kamar Sarada pelan, pelaaan banget. Tapi untung Sarada denger, dia langsung bukain pintu.

"Udah, gue baru kelar sholat, ada apa?" tanyanya yang masih make mukena.

"Ngumpul di meja makan, gue mau bahas Inojin. Penting. Lu kuliah jam berapa?"

Mata Sarada mengarah keatas tanda dia sedang berusaha nginget sesuatu, "hm kalo nggak salah sih jam 11, masih lama".

"Bagus. Sekarang lu pergi duduk di meja makan, udah ada Neji sama Hinata. Gue mau ke Cho Cho", Shikadai pun pergi ke kamar Cho Cho yang ada di sebelah lalu mengetuk pelan persis kayak tadi. Bersamaan dengan itu Sarada udah jalan ke ruang makan.

"Woi kunti, bangun lu", Shikadai mengetuk lagi. Ini cewek responnya lama banget ya ampun.

"Cho Cho ini gue Shikadai".

60 detik kemudian barulah terdengar kunci diputar dan pintu dibuka. Cho Cho merengut dengan tampang awut awutan baru bangun tidur.

"Paan sih ganggu orang tidur aja!" Cho Cho misuh misuh. Shikadai balik melototin cewek itu.

"Lu kagak sholat hah? Sholat sana, abis tu ngumpul di meja makan", tukasnya. Alis Cho Cho bertautan.

"Ngapain ngumpul di meja makan? Sarapan bareng? Tumben", ujarnya heran. Shikadai menggeleng.

[2] Lost in Cool-yeah! ㅡ BORUTO : NARUTO NEXT GENERATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang