Inojin membuka kembali selebaran yang sempat dia lipat diatas lantai rumah Mitsuki dengan posisi badannya tengkurap santai. Btw, pada akhirnya mereka juga menyempatkan diri ke mini market buat beli beberapa cemilan plus es krim, dan Sarada jadi tukang ingetin Cho Cho kalau kalau cewek itu diem diem ngambilin keripik kentang.
Cho Cho ikut tengkurap di sebelah Inojin sambil nyemilin pocky.
"Makan nggak boleh sambil tengkurep", cowok itu mengingatkan.
"Lo nggak ada niatan jadi pacar gue nih? Gue udah langsing gini", timpal Cho Cho sama sekali nggak nyambung dengan suruhan Inojin barusan.
"Mau lo langsing kek, gendut kek, maap ndak minat".
"Ntar kalo gue dapet pacar lebih ganteng dari lo, jan nangis ya", katanya. Inojin auto ngejambakin rambut cewek itu pelan.
"Sana pacaran! Nggak peduli juga gue!" Kemudian matanya kembali ke daftar program studi yang tertulis di selebaran.
"Keknya S1 sastra inggris bagus", kepala Shikadai ikut nemplok di punggung Inojin, "tapi nyokap keknya pengen gue masuk ilmu administrasi negara. Lo jadinya ngambil apa?"
"Masih bingung", jawabnya.
Sedangkan Mitsuki dari tadi mondar mandir mondar mandir mulu kayak orang kurang kerjaan. Entah apa yang lagi dia pikirin setelah ngebacain website resmi universitas di selebaran pemberian Konohamaru tersebut.
"WOIIIII!" tiba tiba Boruto bersorak sambil loncat loncat mengagetkan umat yang lagi asik mikir keras, "SUDAH GUE PUTUSIN KALO GUE BAKAL AMBIL S1 MANAJEMEN YEAA!"
Mitsuki, Shikadai, Inojin, Cho Cho dan Sarada mendadak berhenti berpikir.
"Manajemen? Nggak salah?" Sarada senyum ngeledek, kedua alisnya naik.
"Kenape? Gue ndak cocok?" Boruto berkacak pinggang. Matanya balas menatap Sarada dengan sengit.
Cewek berkacamata itu mengangkat bahu, "ntah lah. Kalo lo mampu, ya lanjutin".
Boruto berdecih, "heh, ya gue mampu lah! Emang lu, bisanya cuma ngomong gede".
Tangan Sarada udah bersiap buat mukulin Boruto ketika Mitsuki secepat kilat melerai mereka berdua.
"Ingat umur", kata si anak uler pelan. Sedangkan Shikadai cuma bisa geleng geleng ngeliat tingkah duo maut yang jarang akur ini.
"Mitsuuu dia tuh", Sarada merajuk manja sambil merangkul leher Mitsuki kemudian mencibir kearah Boruto.
"Lu duluan padahal bangsat!" Boruto mencak mencak.
"Udah udah", Mitsuki menggeleng pelan, "nggak baik berantem terus".
"Kasian lo ya Mitsu, hidup diantara manusia manusia yang suka naik tensi", tukas Cho Cho yang kali ini mengubah posisi badannya jadi rebahan plus masih sambil nyemilin pocky. Sesekali Inojin nebeng ngemil pockynya Cho Cho.
Boruto menghempaskan badannya diatas tempat tidur kemudian merem. Hm, walaupun hari masih jam 11, enaknya ya lanjut tidur aja deh. Lagian si Sarada bikin kesel.
Mitsuki meraih laptop yang tadi dia letakin di rak rak obat lalu ikut duduk bareng trio Ino-Shika-Cho.
"Setelah gue pikir pikir gue ngambil s1 desain komunikasi visual deh", ucap Inojin mantap.
"Uww bagus tu", Cho Cho ngacungin jempol, "itu baru mantan gebetan gue".
"Lo ngambil apa?" tanya cowok pirang itu ke Cho Cho.
"D4 manajemen perhotelan", ucapnya lancar.
"Bedanya S1 sama D4 apa?" Shikadai menoleh kearah Cho Cho yang berada tepat diatas kepalanya.
"Mana gue tau Shikachu sayang, lagian lo nanyain hal yang nggak gue ngerti".
"Kalo kata google D4 itu fokusnya ke praktik", Mitsuki ikutan nimbrung, "trus gelarnya sarjana terapan. Kalo S1 itu fokusnya ke teori trus gelarnya sarjana diikutin program studi yang diambil. Dan sebenernya D4 sama S1 itu setara".
"Gue nggak sepenuhnya paham sih", kata Shikadai, "cuman penjelasan lu nyampe lah di otak".
Kemudian tiba tiba Sarada nyeletuk, "kalo gue ambil S1 fisika murni menurut kalian gimana?"
"Ya boleh, kan itu hak lo", jawab Inojin, "lagian lo juga hebat di fisika".
"Kalo aku pengennya ambil S1 matematika murni", giliran Mitsuki ngutarain niat, lalu dia menoleh ke Sarada, "kalo iya, berarti kita bakalan 1 fakultas".
Mata Sarada membulat, "eh, iya ya? Fakultas apa?"
Cowok itu lantas mengambil selebaran Inojin lalu melihat kearah boks deskripsi fakultas dan program studi.
"Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam", bacanya.
"Kok tumben lu nggak ngikut si Boruto?" Shikadai heran.
"Belum tau sih, kan baru pengen. Mau nanya Boruto dulu. Bisa jadi aku masuk manajemen juga".
Sarada menghela napas, "Mitsu, kalo lo pengen ngambil matematika, saran gue ambil aja deh. Nggak usah peduliin Boruto. Dia bakal baik baik aja. Yang penting keinginan diri lo dulu yang harus dipenuhi. Lagian kita kan nggak pisah selamanya".
Mitsuki memandang Sarada, "tapiㅡ"
"Inget umur", cewek itu ngedipin sebelah matanya sembari mengulang kalimat yang persis sama seperti yang diutarain Mitsuki sewaktu melerai pertengkaran dia dan Boruto tadi.
Mitsuki menunduk. Kalau dia beneran ambil matematika, berarti otomatis dia pisah sama Boruto. Tapi kata Sarada, Boruto bakal baik baik aja. Yang harus dipenuhi sekarang itu adalah keinginan dirinya sendiri.
Setelah beberapa detik gelud dengan pikirannya, Mitsuki pun mendongak, "oke. Aku ambil matematika".
Mendengar itu Cho Cho auto tepuk tangan, "nah gitu dong, lo juga harus mikirin kebaikan buat diri lo sendiri, udah hebat banget ini mah, ya ampun lo mendadak masuk kategori idaman gue mas", pujinya sambil jari jemarinya membentuk logo hati.
Seakan perkataan Sarada ngobatin Shikadai yang juga diterpa dilema, akhirnya dia mantap mutusin buat ngikutin apa yang jadi keinginan dirinya juga.
"Berarti gue fix masuk S1 sastra inggris deh. Oi sat", cowok berambut hitam itu mencolek Inojin, "kita 1 fakultas btw".
Mata Inojin kembali menelusuri boks yang tadi dibaca Mitsuki, "eh iya njing. Fakultas Bahasa dan Seni".
"Trus gue sendiri dong", raut muka Cho Cho langsung berubah lesu disaat dia tau kalau kawan kawannya nggak bakalan ada yang 1 fakultas sama dia.
"1 fakultas bukan berarti bisa haha hihi bareng bego. Kita bakalan punya kesibukan masing masing", cerca Inojin. Cewek itu tetep merengut.
"Berarti jam berapa nih kita nemuin hachidaime?" tanya Sarada ke mereka.
"Sekarang? Abis zuhur? Bebas", kata Shikadai. Dia makin menggeser kepalanya ke tengah tengah punggung Inojin yang cuma bisa menggerutu saking keberatannya.
"Abis zuhur aja deh", Sarada menjawab. Mereka berempat mengangguk setuju. Mitsuki bangkit dan jalan kearah nakas disamping tempat tidur untuk mengambil buku notesnya. Diam diam matanya melirik ke Boruto yang ternyata udah tidur nyenyak.
"Itu si bangsat ngape?" tanya Shikadai ke Mitsuki sambil menunjuk Boruto yang dari tadi nggak turun turun dari tempat tidur. Mitsuki menutup laci nakas kemudian balik duduk di tempat semula.
"Tidur", kata si anak uler singkat. Tangannya sekarang sibuk corat coret notes.
"Dasar babon, lagi genting malah enak enaknya tidur".
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Lost in Cool-yeah! ㅡ BORUTO : NARUTO NEXT GENERATIONS
Fanfiction[ON GOING] Hidup mereka udah nggak lucu lagi. Cast: Boruto Uzumaki Mitsuki Sarada Uchiha Inojin Yamanaka Shikadai Nara Chōchō Akimichi Highest rank: #1 orochimaru [10/7/2020] #1 shikadai [20/3/2021]