16

428 71 9
                                    

Besoknya, Senin tanggal 25 Agustus adalah hari paling deg degan bagi Boruto, Mitsuki, Sarada, Inojin, Shikadai dan Cho Cho. Yap, mereka berenam bakalan pergi nemuin ketua dan sekretaris jurusan masing masing untuk perkenalan, pengambilan krs dan jaket almamater.

Rata rata sedari subuh mereka semua udah pada bangun. Inojin dan Boruto lagi nangkring diatas atap nungguin matahari terbit. Cho Cho menyibukkan diri menata kamar. Bahkan Shikadai yang paling males sekalipun, rela bangun pagi karena semalem dia juga nggak bisa tidur saking kepikiran kegiatan yang bakal dia lakuin di hari Senin. Padahal sebenernya waktu janji dengan jurusan adalah jam 9. Masih ada waktu 4 jam lagi.

"Woi", Shikadai ikut duduk di sebelah Mitsuki yang lagi nontonin loop-nya v channel sambil ngeteh dan nyemilin good time. Dia ngantuk banget, tapi nggak bisa dibawa tidur.

"Hai", sapa Mitsuki, "kalo mau ambil aja", sambungnya menawarkan good time. Shikadai menggeleng. Dia senderan di badan kursi sembari matanya yang berat berusaha mencerna tontonan yang ada di tv.

Sejurus kemudian Sarada nongol dari arah dapur dengan muka cemberut. Tangannya bawain boneka kelinci lusuh pemberian papa Sasuke 4 taun lalu. Mitsuki yang ngeh Sarada dateng langsung manggilin dia buat ikut duduk juga. Cewek berkacamata itu pun melangkah kearah sofa panjang yang didudukin Mitsuki dan Shikadai lalu duduk di sebelah si anak uler.

"Ngantuk", Sarada merebahkan kepala ke bahu Mitsuki sambil tangannya melukin boneka.

"Kalo ngantuk tidur dulu aja, kan masih lama", ujar Mitsuki. Sekarang jari jarinya mainin remote buat nyari nyari channel yang nayangin film bagus. Enak banget tv nya, channelnya lengkap dan banyak sampai ratusan gegara mami Kurenai langganan tv kabel.

"Nggak bisa tidur. Lo mau nontonin apa sih? Pinjem remote", Sarada mencuri remote dari tangan Mitsuki lalu gantian liat liat channel. Cowok itu auto pasrah.

"Woi gue berasa jadi nyamuk kalo kalian kek gitu", Shikadai buka suara, "apalah daya gue jomblo dari lahir".

"Kita nggak pacaran", sela Mitsuki cepat.

"Tauk tuh mulut comberan dipelihara", Sarada ikutan nimbrung. Shikadai menghela napas. Bukannya beranjak, dia malah ikutan senderan ke lengan Mitsuki. Fix anak uler jadi bantal.

"Assalamualaikum", terdengar suara Neji dan Hinata yang masuk dari pintu samping. Seperti biasa, selesai sholat subuh mereka beresin rumah ini dulu, baru ntar pergi kuliah. Untungnya jadwal mata kuliah Hinata jam 10.40 pagi, sedangkan Neji milih buat bolos karena udah janji nganterin anak anak ke jurusan masing masing. Lagian matkul cowok itu cuma 1, riset operasi jam 8 pagi nanti. Yaudah bolos aja sekali sekali.

Hinata langsung menyibukkan diri di dapur buat nyiapin sarapan bersama Cho Cho yang auto keluar kamar disaat mendengar cewek itu datang. Pun Neji pergi ke taman setelah ngambilin sapu yang terletak di belakang pintu area jemuran.

Sarada bangkit dari bahu Mitsuki kemudian ngeloyor ke dapur, ninggalin boneka kelincinya yang tergeletak begitu aja di sebelah pantat cowok itu. Ternyata bukannya mau bantu bantu nyiapin sarapan, Sarada malah ngelewatin Cho Cho dan Hinata lalu mengambil sendal kemudian pergi keluar. Dari kemarenㅡbukan, semenjak hari pertama ketemuㅡdia udah dibikin penasaran banget sama Neji.

Sarada berjalan pelan lalu berhenti di dekat pintu garasi ketika ngeliat Neji sedang asik cabutin rumput liar di taman padahal hari masih lumayan remang karena sinar matahari belum menampakkan diri. Dia beneran dibikin speechless. Sarada pun melangkah ngedeketin Neji.

"Hai Neji", sapanya sembari berdiri di belakang cowok itu. Neji menoleh lalu tersentak kaget. Sarada ketawa.

"Maap ngagetin".

[2] Lost in Cool-yeah! ㅡ BORUTO : NARUTO NEXT GENERATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang