1

1.3K 100 16
                                    

Boruto mengetuk ngetuk jemarinya sembari dia menghela napas berkali kali. Hari selasa itu emang betulan sial rupanya. Buktinya, dia abis diputusin Sumire dengan alasan 'kamu terlalu baik buat aku' di depan rumah dia sendiri pagi pagi buta.

"Halaaah bilang aje lu punya selingkuhan! Dasar anying!" Boruto misuh misuh, sampai sampai orang sebelah yang lagi santai makan burger, menoleh heran.

Sumire adalah cewek pertama yang mendadak jadi cinta monyet Boruto di dalam mimpinya yang bertajuk 'mondok di pesantren'. Karena cowok itu yakin kalau Sumire adalah orang yang tepat yang bakal bikin dia bahagia, nekatlah dia buat nembak pas udah sadar dari dunia mimpi. Mereka sempat langgeng, langgeng banget malah, pacaran sampai 4 taunan. Eh tau tau, kandas di hari selasa.

Gemerincing pintu berbunyi tanda ada orang yang masuk mengunjungi restoran thunder burger.

"Kenapa muka lo kusut gitu?"

Seperti mendengar suara seseorang yang nggak asing, Boruto lantas mendongak malas. Sarada dan Mitsuki datang dan sekarang ikut duduk di hadapannya.

Masih inget kan kalau di dalam mimpi yang bertajuk 'mondok di pesantren' itu si Mitsuki menyimpan rasa suka sama Sarada? Hamdalah  rasa suka itu nggak dia bawa ke dunia nyata. Dia masih bisa membedakan mana yang baik buat dirinya dan mana yang enggak. Yang pernah terjadi di dalam mimpi ya terjadilah. Kalau di dunia nyata lain lagi ceritanya. Nggak kayak Boruto, bucinnya pas di mimpi malah dia wujudkan menjadi kenyataan.

"Ada masalah sama Sumire?" tanya Mitsuki.

"Eh Mitsu, gue pesen dulu deh, lo mau apa?" sela Sarada sambil nepokin lengan si anak uler.

"Samain aja", kata Mitsuki. Sarada ngacungin jempol lalu berdiri dan pergi ke kasir. Mitsuki balik menatap Boruto, "ada apa?"

Boruto natapin Mitsuki malas, "gue diputusin njing", ujarnya. Cowok itu terbelalak kaget.

"Eh? Udah 4 taun kan? Kok bisa?"

Boruto mengangkat bahu, "pake alasan 'kamu terlalu baik buat aku' pula tuh! Dasar babi!!!" kemudian dia refleks menggebrak meja. Mitsuki mengatur napas lalu menoleh kearah orang orang yang sekarang ngeliatin meja mereka. Aih si Boruto kalau lagi emosi bisa bikin malu sejagat.

Sesaat kemudian Sarada pun datang membawa nampan yang berisi dua paket chicken burger deluxe. Baru aja cewek itu duduk, dia udah langsung ngomel ngomel,

"Heh Boruto, kalo sakit hati jangan disini. Pake gebrak gebrak meja. Tempat umum ini", bisiknya keras.

"Lo sih ndak tau gimana rasanya diputusin!" cerca Boruto. Sarada mendekap tangannya.

"Ya makanya jangan pacaran kalo nggak mau diputusin!"

"Trus ngape? Gue ngajakin dia nikah, gitu?!"

Sarada mengangkat 1 paket chicken burger dari nampan dan memberikannya ke Mitsuki, "ya itu. Makanya cari cewek kayak gue. Setia. Ngejomblo abis gebetan gue yang dalam mimpi mati aja gue setia, ya kan Mitsu?"

Mitsuki cuma ngangguk ngangguk doang sambil membuka bungkus burger.

"Aish, lo dateng dateng bikin pala gue pusing!" Boruto membuang muka kearah jendela. Malesin banget ngeladenin si bossy Sarada. Hatinya udah mumet, eh otaknya dibikin mumet pula.

"Udah lah, jangan diambil hati. Cewek lain masih banyak. Lo juga udah dewasa. Udah 20 taun. Masa patah hati gini aja lo uring uringan. Sekarang lo mau gimana? Lo mau dibeliin apa nih? Atau kita bawa lo happy happy deh", kata Sarada lagi. Sebenernya dia nggak tega juga ngeliat Boruto yang udah kayak orang mau mati besok. Rambut awut awutan, kaos putih kedodoran, celana pendek sebatas lutut, make sendal jepit pula. Tampilan yang sungguh dibawah standar. Dan masih sempet sempetnya nongkrong dengan tampilan yang kayak gitu.

"Iya, kan masih ada kita", sambung Mitsuki.

Boruto masih belum mau ngeliat kearah kawan kawannya. Dia masih kesel. Kesel banget. Bukan kesel ke mereka, tapi ke Sumire. Rasanya pengen dia bakarin aja tuh cewek. Eh, jahat dong?

Bunyi gemerincing sekali lagi bersenandung. Kali ini dibarengi derap kaki yang berlari masuk ke dalam restoran.

"Disini kalian rupanya!"

Boruto, Sarada dan Mitsuki mendongak. Tampak trio Ino-Shika-Cho berdiri sambil ngos ngosan. Shikadai sampai megangin sudut kursi yang lagi didudukin Sarada dan Mitsuki saking capeknya dia lari.

"Kenape? Dikejar maling?" tanya Boruto asal.

"Yakali maling. Kalian dipanggil hachidaime, ya kita betiga juga sih. Makanya kita lari kesini", sahut Inojin sembari mengatur napas.

Oke, jadi zaman tuh udah berubah, posisi hokage pun ikut berubah. Sekarang yang menjabat menjadi hokage itu adalah Konohamaru, yang tak lain dan tak bukan adalah mantan pengayom tim 7.

"Ape lagi siiiih", Boruto mencak mencak. Aisudah, banyak banget yang gangguin mental dia di hari yang sial ini.

Mata Shikadai menangkap sosok Boruto yang nggak kayak biasanya. Baru aja dia ngeh kalo tuh cowok cuma makein kaos kedodoran dengan rambut mencuat sana sini.

"Tumben tampilan lu kek gitu. Abis kerja keras lu?"

"Iye kerja gue! Kerja lembur bagai kuda!" tukasnya sengit. Shikadai, Inojin dan Cho Cho saling bertatap heran.

"Udah, nggak usah diladenin, dia lagi patah hati", bisik Sarada ke mereka bertiga, bisikan yang terdengar hingga ke telinga Boruto dan Mitsuki.

Shikadai auto ketawa ngakak, "putus lu sat? Masya Allah hahahahahah".

"Kok bisa sih?" tanya Cho Cho ke Sarada. Sumpah dia kepo banget. Dan disaat Sarada mau nyeritain semuanya ke Cho Cho, buru buru Mitsuki nepokin bahunya sambil menggeleng.

"Nanti aja", katanya. Sarada dan Cho Cho batal ngegosip.

"Ntar deh patah hatinya. Mending kita cabut ke kantor hokage, udah ditungguin", Inojin mengingatkan. Sarada dan Mitsuki yang kebetulan udah selesai makan, berdiri lalu menarik tangan Boruto supaya ikutan berdiri juga. Walaupun pada awalnya sempet berontak, lambat laun cowok itu akhirnya pasrah ditarik tarik.

Mereka berenam kemudian jalan menuju kantor hokage.

[2] Lost in Cool-yeah! ㅡ BORUTO : NARUTO NEXT GENERATIONSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang