Extra Part || Bagian 3

12K 826 26
                                    

/Flashback

Sesuap demi sesuap, bubur yang bahkan sangat hambar itu terpaksa Derga habiskan.

"Cukup," perkataan Derga membuat tindakan Vita terhenti.

"Udah kenyang pak? Masih ada sisa, mubazir kalau dibuang."

Derga hanya mengurut kening lalu menggeleng, ia bahkan sedikit mual.

"Saya ke kamar mandi sebentar."

"Gak mau saya antar pak?"

Menggeleng kepala sebagai balasan, Vita hanya memperhatikan Derga yang berjalan perlahan menuju kamar mandi.

Setelah pintu tertutup, suara muntahan terdengar membuat Vita cukup khawatir. Ia berjalan mendekat dan mengetuk pintu.

"Bapak baik-baik aja kan?"

Tidak mendengar balasan, Vita membuka pintu mendapati Derga yang merunduk pada wastafel dengan air mengalir.

Hanya menghembus napas sedikit berat, ia berjalan mendekat menekan tengkuk Derga. Dan alhasil, benda menjijikkan yang mengganjal berhasil keluar lewat muntahan.

"Bapak gak mungkin hamil kan?" Vita yang tiba-tiba bersuara membuat Derga sedikit kesal dengan pertanyaan absurd.

Dan setelahnya menjentikkan jari-jari membuat air ditangannya mengenai tepat diwajah Vita.

"Bercanda pak!" Gurau Vita dan masih mengurut pelan tengkuk Derga.

Merasa lebih baik, Derga melangkah keluar dibantu Vita. Merebahkan tubuh beratnya pada bangsal membuat Derga rileks sementara.

Melihat Vita yang sibuk disebelahnya, senyum tipis timbul diwajah Derga. Ia merasa seperti seorang istri mengurusnya.

Namun, pikirannya itu membuat Derga kembali memunculkan wajah datar.

"Mood bapak gak baik?" Tanya Vita setelah melihat wajah masam Derga.

"Atau bapak mau sesuatu?" Sambung Vita masih bertanya.

"Saya mau nikahin kamu bisa?"

Deg!

Vita selalu berpikir untuk mengorek kuping setiap hari, entah ia yang salah dengar, atau Derga yang salah berbicara. Wajah cantiknya begitu terkejut.

"H-hah? Nikah? Maksud bapak?" Rentetan pertanyaan terucap pada bibir kering Vita.

"Saya serius kalau kamu gak percaya."

"Bukannya bapak udah punya calon?"

Namun, sebelum ucapan Derga terlontar. Panggilan telepon berasal dari ponsel Vita terdengar.

Drrttt! Drrtttt!

"Halo, dengan Vita disini ada yang bisa saya banting?"

"Kemana aja kamu?! Pintu rumah gak dikunci, mobil dibawa lari. Kamu merampok?!"

Tiba-tiba mendengar suara nyaring milik tantenya, Vita menggosok kuping mencoba menghilangkan suara cempreng tantenya yang tengiang-ngiang.

"Vitaa! Masih hidup kamu? Jangan sampe tante pasang bendera kuning depan rumah! Pulang sekarang!"

"Tapi tan-"

"Gak ada tapi-tapi! Kalau kamu gak pulang detik ini juga, jangan harap tas macanmu masih aman. Pulang buruan!!"

Mendengar nyawa tas bermotif macan faforitnya terancam. Vita bergegas berdiri untuk melangkah pergi, tapi tangannya keburu diraih.

"Mau kemana?"

Late and Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang