Extra Part || End

20.2K 952 89
                                    

"Happy Anniversary!"

Tidak terasa, 5 tahun pernikahan keduanya. Berlika-liku kayak jalan menuju rumah mantan. Perjalanan panjang keduanya akhirnya berakhir seranjang.

Mulai dari ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Harapan yang pupus ditengah jalan, menghilang tanpa kabar. Lalu berakhir saling menukar cincin pernikahan.

Dibawah cahaya bulan, ditemani kunang-kunang yang entah datang dari mana. Dan alunan musik romantis, tumben sekali suaminya membuat kejutan seperti ini.

Diatas meja, dua lilin menyala mempermanis makan malam keduanya. Hanya saja, gadis kecil dibawah meja merusak suasana.

"Kok matiin lampu sih ma?"

Vita mendengus tak menjawab.

"Ayah, tadi sore nangkap jangkring biar gak berisik ya?"

"Jadi ini yah kupu-kupu malam?"

Mata Vita melotot. "Siapa yang ngajarin ngomong gitu, Dera?"

Dera menunjuk ayahnya, namun melihat wajah datar sang ayah telunjuknya meleset menuju rumah tetangga.

"Tetangga sebelah ma!"

"Lain kali jangan main sama tetangga sebelah."

"Dera?"

Panggilan bernada datar itu membuat Dera meletakkan tangan dibelakang. Ia mendongak lalu menjawab manis kali ini.

"Iya ayah Dera tersayang?"

"Masuk, jangan ganggu mama."

Mendengar itu Dera bergegas meninggalkan keduanya.

"Kenapa sih mas, kok diusir?"

"Ganggu."

Setelah hening beberapa saat, hanya terdengar suara sendok dan piring yang beradu. Ditemani anggur merah, Derga menuang perlahan pada gelas kaca.

Keduanya minum perlahan, menghirup wangi anggur merah yang mengisi tiap rongga pernapasan.

Derga menatapnya, mengeluarkan kotak beludru merah. Menaruh tepat didepan istrinya.

"Ini apa mas?"

"Buka aja."

Dengan rasa penasaran yang besar, Vita membukanya dengan semangat. Namun, senyum yang tadi terlihat perlahan redup.

Mengambil benda berwarna itu, lalu melirik pria didepannya.

"Mas?"

"Ekhem! Dera sepertinya butuh adik."

**

"Yang sebelah situ mas!"

"Eh, bukan. Itu yang gede!"

Brak!

Kaki panjang pria itu mendarat dengan selamat. Lehernya agak gatal akibat gigitan semut saat asik memanjat pohon mangga.

"Kenapa tiba-tiba sih Vita?"

"Ya mana aku tau mas, pengen aja makan yang asem-asem."

Dera yang hanya memperhatikan keduanya akhirnya menunjukkan senyum.

"Tapi ma, ketek pak Supri juga asem."

Derga yang berdiri didekatnya, meraih sang anak menggendongnya ala karung beras.

"Kamu gak boleh ngomong gitu," tutur Derga memberi nasihat. Namun, tangannya sibuk memukul pelan bokong sang anak.

"Mama tolongin Dera ma! Ayah mau jahatin Dera!"

Late and Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang