Late and Kiss || Part 5

69.8K 4.1K 62
                                    

Kita berada di bagian 6 dari 37 bagian, masih berminat membaca? Okeh, terima kasih untuk Votenya.

Ditatapnya pantulan diri pada cermin dihadapannya. Pria itu meremas kuat pinggiran wastafel. Wajahnya basah karena basuhan air yang berulang kali ia lakukan.

Entah kemana kesadarannya, setiap melihat bibir yang begitu manis dicecapnya tadi. Akal sehatnya mendadak tak berfungsi, ia memejamkan mata frustasi.

Ini benar-benar diluar dugaan, jika saja kesadarannya hilang. Sesuatu pasti akan terjadi, yang menyebabkan masalah baru dihidupnya.

"Bodoh, apa yang barusan aku lakukan?!" Gertakan itu untuk dirinya.

Sekali lagi ia mematut dikaca, kemejanya sedikit berantakan. Dan dengan basuhan terakhir. Ia siap melangkah keluar, meninggalkan jejak tetesan disetiap langkahnya.

Derga yang tak sengaja melewati kelas Vita, mencoba mengintip dari celah jendela. Namun, gadis yang dicarinya tak terlihat. Dimana gadis itu?

Sedikit panik jika hal aneh akan dilakukan muridnya itu. Ia berjalan menyusuri beberapa lorong. Namun, tak dapat ia temukan keberadaannya.

Puncak terakhirnya adalah taman belakang. Saat larinya mengarah pada taman belakang, disana gadis itu tengah meringkuk dengan isakan tangis.

Langkahnya kian melaju, membawanya pada Vita yang masih terduduk dibawah pohon. Ia ikut berjongkok menyamai tingginya, tangannya menarik Vita dalam pelukan.

"A-apa yang bapak lakukan? Lepaskan saya pak!"

Vita mencoba berontak, tapi itu hanya akan berakhir sia-sia. Tenaganya tak cukup kuat untuk sekedar mendorong tubuh tegap yang masih meringkuk tubuhnya.

"Maaf, sekali lagi maaf."

Bukannya terdiam, Vita makin menambah isakan tangisnya. Membuat Derga makin merapatkan pelukannya, kemeja yang ia kenakan bahkan telah basah karena air mata.

"B-bapak jahat, hiks...."

Tangan Derga beralih mengusap pelan puncak kepala Vita dengan lembut. Keduanya tengah berpelukan dibawah pohon rindang dengan angin sepoi-sepoi yang mau tak mau membuat, Vita terkantuk dan tak sadar tertidur.

Dipandangnya wajah polos milik Vita, membawa dirinya untuk mengecup pelan puncak kening Vita yang benar-benar tertidur.

"Maafkan saya."

Tanpa membangunkan, Derga menggendong Vita secara perlahan. Dibawanya Vita ala bridal style, Derga berniat mengantar pulang Vita.

Banyaknya pandangan aneh beberapa siswa dan guru pada keduanya. Membuat Derga hanya menampilkan wajah datar andalan.

Ia menuju parkiran dan menyuruh petugas piket sekolah yang tak sengaja melewati keduanya. Untuk membuka pintu mobil.

Dengan perlahan, Derga membaringkan pada kursi mobil yang telah ia buat terbaring.

***

Dua hari setelah kejadian itu. Batang hidung Derga tak pernah terlihat disekitaran sekolah. Tapi, itu sedikit membuat Vita khawatir. Dan juga sedikit rindu?

"Vit, kenapa sih? Kangen sama pak Derga ya?"

Vita mengabaikan rayuan teman sebangkunya itu.

Kringg... Kringgg....

Jam pelajaran berakhir, digantikan dengan istirahatnya para siswa-siswi. Dengan langkah gontai, Vita membawa bekal yang selalu bi Mina siapkan untuknya. Jangan tanya, Vita orangnya sangat berkecukupan, bahkan lebih. Tantenya yang setiap bulan mengirimi uang jajan, dan juga gaji para pembantu dirumahnya yang megah layaknya istana, hanya saja tidak benar-benar ada kehidupan didalamnya.

Tante atau saudari ibunya, memiliki usaha butik di Singapura dan London. Tak heran, walaupun kedua orang tuanya telah wafat. Saat menikah kelak, warisan akan jatuh kepadanya.

Setiap jam istirahat, Vita lebih banyak menghabiskan waktunya di taman belakang, makan dan juga tidur selalu di taman belakang. Seperti saat ini, ia tengah sibuk membolak-balik novel yang masih setengah ia baca.

Tapi karena tenangnya suasana, membuat kantuknya tak tertahan. Ia tertidur dengan tubuh yang bersandar pada pohon.

Tidak menyadari kehadiran sesosok pria yang selalu ia rindukan. Disibaknya helaian rambut yang menganggu pandangan matanya, untuk melihat gadis yang selama ini berani memporak-porandakan hatinya.

Derga mengangkat tubuh ringkih Vita dalam gendongannya. Ia membawanya melewati kerumunan siswa yang heboh disetiap koridor. Membawanya pada ruangan pribadinya, yang selama ini dirahasiakan.

Diletakkan pada kasur nyaman dengan nuansa putih. Tapi, disaat ia ingin pergi. Tangannya ditahan, tangan mungil milik Vita membuatnya berbalik. Dan satu hentakan, Derga jatuh disamping gadis yang bahkan tak sadar apa yang telah ia lakukan.

"Hem... dingin," gumam kecil Vita dalam tidurnya. Kedua tangan kecilnya, menarik tangan Derga untuk dijadikan bantal, dan memeluknya bagai guling.

Derga sedikit terkekeh, ia merapatkan tubuhnya dan mulai memeluk sang gadis. Kepalanya menghirup leher jenjang secara dalam-dalam, wangi semerbak shampo yang digunakan Vita membuat Derga tak tahan untuk sekedar mengecup singkat bagian leher dan bibir yang tengah tersenyum tanpa sadar itu.

"Ehmm...." protes Vita dalam mimpi.

Dan keduanya tertidur dengan saling memeluk. Senyum Derga bahkan masih terpantri walau matanya ikut terpenjam. Menyusul Vita dalam alam mimpi.

Late and Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang