Late and Kiss || Part 32

20.2K 1.6K 122
                                    

"B-bara?"

Jederrrrrrr!!

Pria dengan hoddie itu, menatap Tiara datar. Ia mendekat menuju Vita yang tengah tertidur nyenyak. Setelahnya kembali menatap Tiara yang juga menatapnya dengan ngeri.

"Keluar."

Mata Tiara membulat. Ia menatap Bara protes, tanpa disuruh juga dia akan keluar sendiri. Namun, mata itu tetap mengawasi Bara yang masih berdiri disisi ranjang.

"Kalau lo macam-macam ama, Vita. Lo orang kedua yang gue santet setelah si Atan," cibir Tiara.

"Gak banyak macam kok, cuma satu macam aja. Sekarang keluar."

Suara serak basah itu memenuhi indra pendengaran Tiara. Ia bergidik ngeri lalu menunggu diluar ruangan.

Menatap gadis itu yang masih sibuk dengan mimpinya, ia melirik pada bibir pucat itu. Menyentuhnya bibirnya dengan pelan.

"Ini harusnya punya gue."

Melanjutkan menelusuri tiap wajah Vita, hingga tangannya jatuh menggenggam tangan kurus Vita.

"Semua ini emang seharusnya punya gue, Vita."

Bara kian menggenggam erat tangan keduanya. Mencium satu-persatu setiap jari-jari, dan pada akhirnya menghembus nafas kasar.

"Lo harus nunggu sebentar lagi. Dan diwaktu yang tepat itu, ada nama kita dikartu yang sama."

Uwu kartu apa tuh, man?
Kartu keluarga~

Tanpa sadar, kristal bening menetes pada sudut mata Vita. Membuat Bara tertegun sejenak.

"Hey, jangan n-nangis."

Diusapnya lembut kulit mulus yang menjadi sedikit basah. Bara beranjak, mengecup pelan dahi Vita dan berlalu pergi. Namun, suara lirih itu menahannya. Langkahnya terhenti, menatap Vita yang nyatanya tengah mengigau.

"J-jangan ," lirih kecil Vita.

Dan dengan pelan Bara melepaskan tangan Vita lalu beranjak pergi. Melihat Tiara yang berjongkok didepan pintu. Ia menatap Tiara dengan senyum yang kecil.

"Ingat, rahasiakan ini dari Vita. Paham?"

Dan dengan anggukan tegas Tiara berlari masuk menuju Vita. Dan Bara benar-benar meninggalkan tempat itu.

Dilain sisi, Arion kian menggila menatap pria yang baru saja keluar dari ruangan UKS. Ia tidak akan kalah, biarkan ia juga merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya.

**

"Gathan!"

"Napa, maemunah?"

Tiara melambai pelan, meminta Gathan untuk mendekat.

"Lo ingat Bara gak?"

"Siape?"

"Mantannya, Vita. Masa lo lupa sih?"

"Lah, kapan gue satu sekolah ama lo pada."

Menepuk kening petanda lupa, Tiara menunjukkan cengiran khas miliknya.

"Hehe, lupa gue. Tapi intinya adalah, Bara datang dan nyusul ke UKS. Lo bayangin gak? Si mantan yang over posesive nemuin, Vita. Pasti dia mau minta balikan dan buat Vita sulit lagi."

Gathan menatap Tiara bingung. Kecepatan bacotnya mengalahkan lajunya sepeda motor miliknya.

"Bukannya mau sok tau atau gimana. Tapi kalau ku pandang kerlip bintang nan jauh disana."

Gathan menyanyikan salah-satu lagu faforitnya.

"Sayup kudengar melodi cinta yang menggema," lanjut Tiara menepuk meja kantin.

"Terasa kembali gelora jiwa mudaku."

"Karena tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut!" Nyanyi keduanya bersama.

Dan pada akhirnya, keduanya tengah menjadi pusat perhatian. Namun, tatapan seseorang itu menatap keduanya iri dan dengki.

Nah tinggal dikucek aja tuh biar ilang dengkinya.

***

Dilain sisi, Derga masih menatap ruangan yang tampak kecil ini dengan bungkam. Ditelusuri tiap sudut ruangan.

Menarik beberapa laci meja, sebuah foto berteger disana. Dan menemukan seorang gadis yang sama, dia adalah Vita.

Dan dibelakang foto, beberapa tulisan rapi berjejer. Dimana isinya berupa hal tentang Vita. Mulai usia hingga tahi lalat yang ada dijempol kaki Vita juga tertulis.

Senyum geli Derga dan mulai berdecak, ia tidak percaya akan menulis hal aneh seperti ini tentang gadis yang tak lain adalah muridnya sendiri. Apa, dia benar-benar segila itu?

Drrtttt!

Suara ponsel petanda pesan masuk terdengar, diraihnya ponsel pada saku celana. Mengeceknya dan menemukan bahwa Vita mencarinya.

Pesan itu berasal dari Gathan. Yang membuat Derga juga heran, kapan ia mengumbar nomornya sembarangan.

Namun, yang membuat Derga tetap bingung adalah. Mengapa ia tidak dapat menolak semua ini, ia secara sukarela datang dan merawat seorang gadis. Ini bukanlah dia yang biasanya, apa benar ia lupa ingatan?

Tapi mengapa rasanya, ini semuanya tidak biasa dan hanya seperti mimpi. Ini terasa tak nyata.

Lalu, bagaimana hubungannya dengan Cantika? Mengapa dia menghilang, ia ingat bahwa mereka masih merayakan Aniv terakhir kali.

Dan siapa sebenarnya Vita ini?











Yang setuju untuk membunuh Derga, angkat tangan!

Late and Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang