Late and Kiss || Part 31

22.6K 1.7K 115
                                    

07:39 am

Kakinya melangkah bebas, menyusuri tiap kelas. Menarik perhatian banyaknya siswa-siswi. Namun, dengan tujuannya itu, semua tatapan bingung yang mengarah padanya terabaikan.

Ditengah kesibukan Derga, bahunya ditepuk. Membuat langkahnya terhenti.

"UKS, Vita ada disana," tutur Arion lalu beranjak pergi.

Walaupun sedikit lelah, Derga tetap melangkahkan kakinya menuju UKS. Dan disana, Tiara yang sibuk menyuapi Vita.

"Ayo, Vit. Sesendok aja," bujuk rayu Tiara diabaikan. Vita tengah berada dalam kesibukannya, melamunkan sesuatu. 

"Ekhem."

Deheman Derga menarik perhatian Tiara. Namun, tidak membuat Vita tersadar dengan lamunannya. Derga memberi isyarat Tiara untuk mendekat padanya. Dihampiri Derga dengan bubur ditangannya.

"Loh, pak Derga? Kok disini?" Bisik pelan Tiara.

"Kamu keluar dulu," jawab Derga mengambil alih semangkuk bubur ketangannya.

Dan dengan langkah linglung menuju kursi yang tepat berada disamping Vita. Dan dengan pelan menyodorkan sesendok bubur menuju bibir yang tampak pucat milik Vita. Namun, tangan kurus itu menahan lengan Derga.

"Tiara, gue gak mau!" Protes Vita, menatap tajam sang pemilik tangan.

Namun, mendapati orang yang berbeda membuatnya tertegun. Pak Derga? Vita melepas tangannya, ia menggeleng kecil. Ah, ini halusinasi. Namun, suara itu tampak nyata.

"Makan," titah itu membuat Vita tak tahan untuk menitihkan air mata.

"Hiks... b-bapak ngapain kesini?"

"Saya sedang merawat, murid nakal yang sedang sakit."

Lagi, air itu mengalir deras. Vita merengkuk mencoba menyeka kristal bening yang masih asik terjatuh. Ia memandang Derga dengan kesal. Pria ini, Vita merindukannya.

Berikan Vita pelukan!!

"Bapak, p-pulang aja. Hiks, saya udah gak papa."

"Jangan bandel Vita, habiskan sarapanmu. Saya gak mau ada sisa makanan," titah mutlak itu membuat Vita menampilkan wajah cemberut.

Ia memandang Derga memelas, menatap sendok ditangan Derga dan wajahnya secara bergantian. Untuk itu, Derga paham. Vita ingin disuapi dan dinikahkan sesegera mungkin.

Aww, halalkan aku~

**

Setelah Vita tertidur, Gathan dan Arion berada tepat didepan pintu UKS. Memperhatikan tiap tindakan yang Derga lakukan. Arion, pria itu menghembuskan nafas lega sekaligus kecewa.

Melihat keduanya tengah sibuk berdiri bak patung. Derga menghampiri keduanya.

"Apa yang kalian lakukan, tidak ada kelas?"

"Ah, ehm. Itu pak, mau jenguk Vita." Ujar pelan Gathan kikuk.

"Kamu teman, Vita?"

"Ehh, iya pak. Saya sepupunya saudari Vita binti Abima."

Gathan dengan cengiran itu merangkul Arion. Bermaksud mengajaknya kembali ke kelas. Namun, pemuda itu masih menetap ditempatnya.

Ia memandang Derga, dan pada akhirnya mengeluarkan sepatah kata yang tak Gathan paham artinya.

"Jaga Vita pak, saya gagal. Love her and take good care of her."

Setelahnya Arion lekas pergi, dan Gathan yang sibuk mengotak-atik ponselnya. Lalu menyusul Arion.

"Woii, apa tadi? Lope apaan. Arion, artinya apaa?" Tanya Gathan, yang masih sibuk membuka translate gugel diponsel miliknya.

***

"Arion, lo napa sih?"

Merasa diabaikan, Gathan menarik kerah baju Arion. Membuat langkahnya terpaksa terhenti.

"Ingat broo. Cry, if you want to."

Tiara yang mendengar ucapan Gathan menepuk tangannya. Ia memandang Gathan dengan mata berbinar.

"Jago lo, Tan. Udah pro bahasa inggris ya?"

"Translate gugel tadi, lo dari mana? Tiba-tiba muncul kek tuyul."

"Yee, kirain lo udah pro. Kan mau gue sewa buat jadi guru gue kelak."

"Apa-apaan sewa, emang gue kos-kos'an"

Tiara mengabaikan celoteh Gathan, ia memandang Arion yang tengah bersandar pada dinding. Menutup wajahnya.

"Udah, Ri. Kalau mau nangis, nangis aja. Gak papa kok, gue gak ember kok."

Arion menatap balik Tiara, ia menarik nafas dan setelahnya berucap datar.

"Lo tau 'kan? Ginjal butuh air minum, bukan air mata."

Lagi-lagi Arion meninggalkan keduanya dalam keadaan bingung dengan tanda tanya.

"Emang susah ya. Ngomong sama orang pinter, gak paham gue sama bahasa mereka," curhat Gathan merangkul Tiara.

"Lo gak tau, Tan. Gue juga pinter, kita gak selevel untuk saat ini."

Gathan menatap Tiara, "Yaudah yuk, ajarin gue."

Tiara menatapnya balik. "Yaudah ayok, traktir gue tapi."

"Etss, tenang aja. Uang merah banyak didompet, apa aja yang mau lo pesan gue beliin."

Wajah Tiara bebinar dengan bahagia, ia menarik Gathan menuju kantin.

"Traktir gue seblak!"

"Kebiasaan nih betina."

****

Dilain sisi, Derga masih menatap lurus pada gadis yang berbaring dalam keadaan tertidur. Ia mengacak rambutnya kesal, ia harus mencari tau kegiatan sebelum ia mengalami kecelakaan.

Mencari Tiara, ia membiarkan muridnya itu menjaga muridnya. Maksudnya menyuruh Tiara menjaga Vita, ngerti 'kan?

Ruangan UKS tampak senyap, Tiara merapikan bekas mangkuk makanan. Bersiap menyuruh siapa saja yang lewat dan meminta tolong mengantarnya menuju kantin.

Namun, pintu UKS mendadak terbuka. Menampilkan pria jangkuk tinggi semampai, membuat Tiara menjatuhkan mangkuk yang dipegangnya.

Pranggg!

"B-bara?"








Ada yang kangen adegan kiss-kiss gak nih?
Astagfirullah, aku ini berdosa bangett.

Jangan lupa Voment, and happy 16k vote♡♡♡

Late and Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang