Late and Kiss || Part 11

49.1K 2.9K 34
                                    

Waww, kita akan kedapatan teman baru dalam story:)

Siang panas seperti ini, Vita akan nongkrong manis dirumah Tiara. Menghabiskan segala jenis cemilan, dan menggunakan wifi sepuasnya. Nikmat tuhan mana yang engkau dustakan, wahai kaum rebahan.

"Ra?"

"Heum?"

"Kira-kira kalau gue pacaran ama Ifan, lo setuju gak?" Tiara melotot manja, ia mencibir lalu mendengus.

"Gak! Yakali adek gue mau ama emak-emak kayak lo."

"Adek lo cakep sih. Putih, tinggi, glowing pula."

"Ingat Vit, lo punya anak tuh dirahim lo. Pak Derga mau lo kemanain?" Nasehat Tiara membuat tawa Vita pecah.

"Yakali lo percaya gue hamil, Ra? Gue masih mau sekolah kali."

"Lah, 'kan lo yang bilang markonah!"

Vita menepuk-nepuk pahanya, ia tidak tau sahabatnya akan segoblok dan sepercaya itu.

"Gini ceritanya...."

Flashback on

"You late and i'm kiss you, i'm late and you kiss me. Bagaimana, Vita?"

Vita mendengus tak percaya. Ia tidak tau gurunya akan semes*m itu.

"Bapak mencari kesempatan dalam kesempitan yah?"

Terkekeh pelan, Derga kembali duduk manis dikursi.

"Ini kesepakatan, Vita. Bukannya kita sama-sama diuntungkan?"

"Ya gak bisa gitu dong pak, itu namanya pelecehan terhadap anak dibawah umur!"

"Kamu sudah bisa mengandung anak saya, bukannya kita akan segera menikah?"

"Saya gak pernah sudi menikah sama bapak!" Tutur geram Vita beranjak pergi.

Flashback off

"Tamat~"

Tiara menutup mulut, menahan umpatan yang akan ia lontarkan secara langsung. Pak Derga benar-benar berbeda disaat mengajar, dan disaat berdua dengan Vita.

Mereka jika diperhatikan lebih jeli, seakan memiliki hubungan yang tak kasat mata bernama cinta. Dan sahabatnya terjerat kuat dengan itu, cinta juga tidak pandang bulu. Tua maupun muda, yang namanya cinta, yaudah jalani aja.

Ah, taik. Filosofi macam apa ini!

"Vit, l-lo seriusan. Maksudnya, pak Derga ngomong gitu? Lo gak ngarang, dan pas lo bilang kalau lo di kiss itu beneran?"

Mengangguk mantap sebagai balasan, Tiara merasa jantungnya akan traveling keluar kota.

**

"Sepupu kamu mau tinggal sementara disini."

Seketika, jiwa iblis Vita bergejolak, menahan amarah, umpatan dan rasa benci yang mendalam.

***

"Atan...!"

Gubrak!

Pintu berwarna coklat ditendang kuat, menghasilkan bunyi dan rasa sakit yang dasyat.

"Aduh, kaki gue! Atan keluar gak lo!"

Dibalik pintu terbuka, sesosok makhluk tampan tengah menguap lebar menahan kantuk.

"Lo napa sih? Gangguin orang tidur aja."

"Lo tuh ya, gue udah bilang. Jangan pake barang gue! Mana heandset gue?"

Gathan Apella, pemuda tampan yang akan tinggal sementara bersama tante Maura dan Vita, sepupunya. Akan memulai aktivitas baru disekolah baru, tempat Vita bersekolah.

"Hehe, gak sengaja putus."

"ATAN!!"

Dari arah tangga, tante Maura yang tengah menyiapkan sarapan terlonjak kaget. Walaupun ini hari minggu, kedua keponakannya itu bangun lebih awal dan membuat keributan.

"Brantem tross! Turun sarapan sekarang!" pekik keras tante Maura.

Membuat Vita mendengus, ia menyoroti Gathan dengan tatapan membunuh.

"Sekali lagi lo pake barang gue." Vita menggerakkan tangan menyentuh leher, seakan memotongnya. "Gue mampusin lo," tutur tajam Vita dan mulai melangkah turun.

Gathan meringis ngilu, ia mengikuti langkah kaki Vita. Memberi jarak, takut-takut sepupunya itu mendadak menerkamnya dan menggigit dia habis-habisan.

"Vita?"

Vita yang telah siap dengan sepotong roti mendadak terhenti. Ia menatap om Bram, suami tantenya dengan tanya.

"Kenapa om?"

"Ada yang nyariin kamu tuh didepan."

Mengerutkan alis, Vita beranjak dan mulai mencari siapa gerangan orang yang mencarinya sepagi ini.

Menemukan sesosok manusia, Vita menghampiri tatkala orang itu membalik duluan.

"Pagi, Vit!"

"Kok...?"

Late and Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang