Late and Kiss || Part 9

53.8K 3.3K 83
                                    

Saya rasa kamu telah menyukai cerita ini:)

Kring... Kring....

Bunyinya bel, petanda berakhirnya pelajaran dan hidup Vita. Dia tau, alasan gurunya memanggil untuk keruangan, pasti memiliki niat terselubung.

Vita sudah menebak sejak awal, tapi mau bagaimana lagi. Bisa-bisa nilai jelek yang sudah jelek itu jadi taruhan. It's not funny men!

"Vit, kalau jalan hati-hati. Takut si dedek dance didalam."

Vita mendengus, awal niat mengerjai. Malah ia yang terjebak jebakan batman buatannya.

"Dasar gak waras." Berlalu pergi, meninggalkan Tiara dengan wajah cengirnya.

Dihembuskan napas secara teratur, Vita memperbaiki ikatan rambut dan sedikit menepuk kedua pipinya. Kedua tangannya ia renggangkan.

"Vita, go go!" Yel-yel penyemangat itu, menambah keraguan Vita.

***

Dengan wajah tertekuk, Vita melangkah masuk menuju ruang tamu. Dan tanpa sengaja, Maura tante Vita melihatnya dari arah dapur. Sepertinya pekerjaannya diluar telah selesai.

"Sudah pulang, Vit?"

"Hemm, tante kapan pulang?" balas dan tanya Vita lalu merebahkan tubuhnya disofa.

Maura menghampiri Vita, dengan segelas jus nanas kesukaan Vita. Ia juga membawa sepiring buah sebagai cemilan sehat.

"Tadi pagi setelah kamu berangkat sekolah. Nih, minum, tumben keliatan lesu?"

Vita beralih mengambil jus nanas untuk ia minum. Tapi, ia mengingat bahwa ia sedang hamil ralat hamil bohongan. Dan selanjutnya ia terkekeh geli.

"Kenapa sih, Vit? Kamu aneh hari ini. Gak biasanya cengar-cengir kayak orang gila," tutur Maura keheranan.

"Vita mau cerita, tan."

Maura menggeser duduknya semakin dekat. Ia merasa Vita sangat aneh, tapi Maura rasa itu tidak buruk. Dibanding dengan Vita yang lebih banyak berdiam diri.

"Cerita apa?"

Flashback

Vita yang merenggut kesal itu hanya memandang malas pintu dihadapannya. Dan langkah selanjutnya, Vita membuka pintu tanpa suara. Ia melangkah lalu terduduk disofa.

"Pak?"

Sibuknya Derga membuatnya tidak mengetahui kehadiran Vita diruangannya. Ia mendongak, menyatukan alisnya lalu berdehem.

"Sejak kapan kamu disini?"

"Sejak bapak menjilat jari untuk membuka lembaran kertas." Derga sedikit canggung.

"Itu kebiasaan saya."

Vita mengangguk paham, "apa itu terasa enak?"

Alisnya menyatu dengan perasaan bingung.

"Maksud kamu?"

"Ah. Rasa dijari kita terkadang asin, itu biasanya disebabkan keringat. Dan juga terkadang hambar, seperti es teh yang saya beli tadi. Mungkin karna es batunya terlalu banyak."

"Lalu?"

"Apa tangan bapak rasanya asin? Apa saya bisa mencobanya juga?"

Derga mengerjap matanya, otaknya terasa loading. Tapi sesaat ia tau maksud Vita. Ia memandangnya dengan geli, anak muridnya benar-benar agresif.

Late and Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang