Late and Kiss || Part 36

16.6K 1.4K 88
                                    

Maaf manteman, author lagi dilanda rasa galau. Ini gak curhat kok, cuma ngasih tau aja. Selama ini author cuma pengen kalian, kasih jawaban sejelas-jelasnya. BENGEK itu artinya APA?!
Sekian, terima kasih.











Seperti keinginan Vita dikantin tadi. Ketiganya telah berdiri tepat di dalam Mall. Lagi pula, Vita sedikit kesal saat mendapati Gathan dan Tiara berboncengan mesra. Sedangkan ia harus menunggu ojek online, dan juga helm hijau milik kang ojek benar-benar mengganggunya. Mengingatkan Vita pada kolor ijo milik Derga.

Ah, sial. Dimana ada kolor ijo, disitu ada Derga.

"Mau ngapain sih, Vit?" Tanya Gathan penasaran.

"Motong rambut," ucap Vita singkat.

"Lah, lo undang kita buat apa?"

"Biar lo tau, gimana gue jadi makin paripurna hanya dengan menggunting rambut. Saksikan sebentar lagi!"

Melangkah pergi dengan semangat membara, kedua pasangan itu hanya menatap Vita malang. Kasihan ya, padahal masih muda.

Saat Vita telah sampai pada tujuannya, ia segera duduk manis. Memandangi pantulan dirinya pada kaca.

"Hem, aku melihat gembel. Apakah itu diriku?" gumam Vita pada dirinya.

Sampai, seorang pria berparas wanita mendekatinya.

"Mau ekeuh apain dek? Diblonde aja, cantik nih. Cat warna hijau juga keren dek, lagi trend."

Wajah Vita mendadak judes, lagi-lagi hijau. Ia mendadak phobia warna hijau!

"Potong pendek aja. Ehm, m-mas."

"Eeettt! No, no. Gak boleh panggil ekeuh macem tuh. Panggil kakak."

"K-kakak?"

"Okeh, adek manis. Itu temennya gak disuruh masuk?"

Vita menoleh, melirik keduanya yang berjongkok di depan menghalangi jalan masuk. Berdecak malu, Vita menyoroti keduanya menyuruh masuk. Dan mendapati keduanya menyengir setan.

Saat proses potong-memotong dimulai. Vita mulai berselancar pada gamenya. Setengah jam dihabiskan, akhirnya selesai sudah. Vita melirik pada cermin, ia sedikit terpukau menemukan wajahnya yang tampak sedikit berbeda dan jauh lebih fresh.

Kedua pasangan yang sedari tadi merasa bosan, berbalik melihat Vita yang tengah bergaya didepan cermin.

"Vita, buruan. Laper nih," protes Tiara. Cukup sudah rasa sabarnya menahan lapar.

"Iyee, ini udah beres."

Saat selesai membayar, Vita menyusul keduanya yang berjalan terlebih dahulu.

Saat sampai didepan salah-satu makanan cepat saji. Ketiganya duduk tepat didekat kaca. Melihat para manusia yang sibuk berlalu-lalang. Sambil menikmati makanan yang telah diantar.

Sampai, mata Vita mendapati sesosok asing. Yang terlihat tak lagi sendiri, seseorang menemaninya. Dan seseorang itu bukanlah orang yang Vita kenal.

"Vit, itu bukannya om Derga?"

Vita menarik tatapannya saat pria itu juga balik melihatnya mendadak.

"Kok, om sih?" tanya Gathan pada Tiara.

"Yakan, dia bukan guru kita lagi. Nothing, normalitas untuk orang jahat."

"Lo gak papa 'kan? Abaikan aja, ayam crispy punya Atan lebih menggoda. Bagiin, Tan."

"Enak aja lo, punya lo 'kan ada."

"Oh, gini lo. Mau ngelawan?"

"Ish, apa sih. Gak ada romantisme dalam hubungan kita."

Ketika keduanya bertengkar, Vita hanya membungkam. Mencoba menikmati makanannya. Namun, pertanyaan kecil terus berputar diotaknya.

Siapa wanita itu? Apa yang mereka lakukan? Apakah dia adalah sesosok wanita bernama Cantika?

Oke, abaikan Vita. Ingatlah untuk melupakan makhluk dajj*al itu. Jika saja. Ah, sudahlah. Ini mungkin saja bukan takdir yang diberikan tuhan, mungkin saja jodohnya tengah tidur siang. Atau, tengah mencarinya juga.

**

Merebahkan diri pada kasur, cukup melelahkan menantang nyali dengan bertemu mantan. Jika dia bisa, mengapa ia tidak?

Vita juga bisa menggebet siapapun untuk menjadi kekasihnya. Itu hanya soal waktu, cinta juga akan datang tanpa diminta.

/Jadi, si Arion ama Bara mau lo apain bgs*t!

Memandang langit-langit kamar, rasa sesak mendadak memenuhi relung hatinya. Kalian tau, Vita itu tidak cengeng. Hanya... air matanya begitu kurang ajar. Keluar tapi tanpa aba-aba.

Hingga rasa kantuk menyerang, Vita tertidur dengan posisi kaki dibantal. Dan, guling yang menjadi sandaran kepalanya.

Have nice dream, Vita. Masih ada sakit yang lebih dihari esok.








Maap pendek, seperti tinggi badan ini. Namun, satu hal yang harus kalian tau. Saya nulis cerita ini sambil keringat dingin, soalnya lagi mati lampu. Gak penting bjirr-_
Dah, lah. Author udah mutusin buat mutilasi Derga. Dan Author juga kecewa berat sama Gathan:(
Bisa-bisanya. Ah... udahlah, bukan takdir kita. Kalian gak mungkin paham, dari nemenin si Atan mandi tanpa busana, dan ngajarin dia ngepet. Ujung-ujungnya, dia barengnya sama siapa? Ini sakit, rasanya tuh axhsoagfoapqldvs.

Late and Kiss [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang