Dengan langkah yang malas, Bian berjalan menelusuri koridor sekolah menuju lapangan indoor. Tempat yang biasa ia gunakan bersama sahabat-sahabatnya untuk berkumpul sebelum masuk ke kelas masing-masing. Karena Bian dan sahabatnya memang selalu berbeda kelas.
Sama seperti biasanya, ia selalu menjadi perhatian saat melewati koridor sekolah. Apalagi kalau bukan karena Bian cowok yang masuk kalangan cogan disekolahnya. Ditambah lagi ia cukup berprestasi dan paling disegani oleh orang-orang disekolah. Dan terakhir, kedua orang tuanya adalah salah satu petinggi sekolah.
"Ganteng banget ya Tuhan." Ucapan yang Bian dengar saat melewati salah satu kelas. Memang sangat banyak yang menyukainya. Tapi tanpa diketahui oleh orang banyak, ada cewek yang berhasil mengambil hati Bian setelah adiknya. Dan sekarang ia ingin bertemu dengan cewek pujaan hatinya itu.
Bian otomatis tersenyum ketika mendorong pintu lapangan dan melihat apa yang ada di depannya. "Alana." Panggil Bian, cowok itu melangkahkan kakinya mendekat ke arah cewek yang ia sayangi itu.
Senyumnya makin melebar saat Bian memeluk Alana dengan erat. Yang Bian rasakan adalah ia seperti menemukan tempat berpulang. Berada dipelukan Alana membuat Bian merasakan kenyamanan.
Alana tersenyum dan membalas pelukan Bian. Menghirup aroma parfum maskulin yang menjadi ciri khas pacarnya. Sama seperti yang Bian rasakan, Alana juga merasakan kenyamanan saat berada dipelukan Bian.
Tidak lama setelah itu, Alana melepaskan pelukannya ketika melihat teman-teman Bian sedang tersenyum meledek ke arahnya. "Malu ah, tuh sahabat kamu pada ngeliatin." Ucapnya sambil tersenyum malu
Bian langsung menoleh kebelakang dan melihat sahabat-sahabatnya langsung memasang muka datar dan mulai berjalan ke arah tribun untuk duduk disana.
"Aku bawain makan siang buat hari ini." Bian langsung mengalihkan pandangannya pada Alana. Cowok itu tersenyum dan menerima uluran tangan Alana yang memberikannya kotak bekal.
"Kamu masakin aku apa?" Tanya Bian
"Nasi goreng sosis, kesukaan kamu." Jawab Alana sambil mendongakkan sedikit kepalanya. Karena tingginya dengan Bian bisa dibilang lumayan jauh.
Senyum Bian memudar. "Ini enggak sampe makan siang. Abis ini juga pasti dimakan sama mereka." Bian menunjuk sahabatnya yang sedang duduk santai di tribun.
"Aku buat porsinya banyak kok. Jadi kalau pada minta, kamu tetep bisa makan banyak." Alana makin melebarkan senyumnya
Bian menganggukkan kepalanya sambil ikutan tersenyum. Bagaimana ia tidak makin jatuh cinta dengan cewek yang berada di depannya ini? Senyum Alana sangat candu baginya.
"Nanti kamu latihan saman?" Tanya Bian yang dijawab anggukan oleh Alana.
"Pulang sama supir, kan?" Tanya Bian yang dijawab anggukan lagi oleh Alana.
"Nanti kalau ada sesuatu kabarin aku ya." Bian sedikit menundukkan kepalanya lagi untuk melihat lebih dekat muka pacarnya.
"Aku ke kelas ya. Kamu jangan telat masuknya." Pamit Alana
"Oke cantik." Jawab Bian sambil merapihkan sedikit rambut Alana.
"Dadahh.." cewek itu melangkahkan kakinya menjauh dari Bian. Dan Bian benar-benar baru mengalihkan pandangannya ketika Alana telah hilang dari pandangannya. Setelah itu, Bian baru menghampiri sahabatnya yang sedang berada di tribun.
"Dibawain makanan apaan nih sama mbak pacar?" Tanya Keenan sambil mencoba mengambil kotak bekal itu dari tangan Bian.
Bian dengan cepat langsung menepis tangan Keenan. "Gue duluan. Cewek gue kan bikin buat gue, bukan buat kalian." Bian berkata sinis sambil menyembunyikan kotak bekal itu dibelakangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/281033426-288-k503157.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
XA's Brother
Teen FictionXabian Elzavero, cowok yang biasa disapa Bian ini adalah ketua dari perkumpulan orang yang paling disegani disekolahnya. apalagi kalau bukan Altair crew. anak pertama yang mempunyai dendam kepada orang yang telah membunuh adik kesayangannya. dengan...