"Sagara, sini balikin hp gue!" Keenan menoyor kepala sagara setelah cowok itu merebut paksa hp yang sedang ia gunakan untuk bermain game online itu.
"Lo sih gamau nungguin gue. Gue aja waktu mau naik ke epic nungguin lo dulu." Jawab Sagara sambil terus menepis tangan Keenan yang berusaha mengambil ponsel berwarna hitam itu.
"Ah anjing! Lagian kan belum tentu menang juga." Ucap Keenan sambil berusaha meraih ponsel miliknya itu.
Bian, Edgar, Danilo, dan Dimas hanya menggelengkan kepalanya melihat dua cowok itu yang saling bertengkar.
Suasana Kantin di jam istirahat pertama sekarang memang sedang ramai-ramainya. Kelakuan kedua cowok itu memang sedikit membuat perhatian orang-orang sekitarnya.
Melihat kelakuan kedua sahabatnya makin menjadi-jadi, Bian akhirnya buka suara. "Lo berdua ngapain sih?" Tanya Bian sambil menatap kedua sahabatnya itu secara bergantian.
"Gausah kaya anak kecil. Balikin hp Keenan." Tegur Bian yang langsung membuat Sagara mengembalikan hp Keenan. Dan Keenan tersenyum menang melihat perilaku Sagara.
"Lagian masalah rank doang sampe berantem. Malu tolol!" Dimas yang duduk di sebelah Sagara langsung menoyor kepala cowok itu.
"Aduh!" Teriakan cewek dari ujung kantin mampu membuat perhatian seisi kantin tertuju pada suara tersebut. Termasuk keenam cowok yang tadi meleraikan perkelahian Sagara dan Keenan.
Disana ada Regina yang sudah tergeletak dilantai dengan seragam sekolahnya yang sudah basah karena ketumpahan kuah bakso.
Bian, Keenan, Dimas, dan Danillo yang melihat itu langsung segera menghampiri Regina dan menolongnya.
"Lo kalo jalan bisa lihat sekitar dulu enggak sih?" Tanya Regina setelah berdiri dibantu oleh Danillo.
"Sorry. Gue nggak sengaja." Jawab cewek itu dengan muka bersalahnya.
Dimas menoleh ke arah cewek yang tadi menumpahkan kuah bakso dibaju Regina. Ternyata cewek itu adalah Rasya.
"Lo emang hobi numpahin sesuatu di baju orang ya?" Tanya Dimas sambil menatap tajam cewek didepannya ini.
Rasya menoleh ke arah Dimas. Cewek itu menatap Dimas dengan kesal. "Gue kan udah minta maaf, Adimas." Jawabnya sedikit kesal.
Dimas sempat kaget beberapa detik ketika cewek itu menyebut nama depannya. "Kemarin baju teman gue yang lo tumpahin. Sekarang baju Regina." Dimas berjalan satu langkah untuk mendekat ke arah Rasya.
Bukannya takut, cewek yang berada didepan Dimas ini malah balas menatap Dimas dengan berani. "Sorry deh kalo baju cewek lo basah." Ucap Rasya tanpa rasa bersalahnya.
Baru saja Dimas ingin melangkahkan kakinya lagi, tapi dengan cepat Bian langsung menahan tangan cowok itu. "Gausah diladenin. Dia cuman lagi caper aja." Bian tersenyum tipis sambil menatap Rasya yang dari ekspresinya terlihat kaget dengan ucapan Bian.
Bian mengalihkan pandangannya kearah Alana dan memberikan kunci lokernya pada cewek itu. "Di dalem loker gue ada hoodie, lo suruh Regina pake dulu hoodienya daripada baju dia basah." Alana menganggukkan kepalanya dan mengambil kunci loker itu dari tangan Bian.
"Thanks ya, Bian." Cowok itu menganggukkan kepalanya menjawab ucapan Regina. Setelah itu, kedua cewek itu langsung pergi menuju loker Bian untuk mengambil hoodie miliknya.
"Lo mending ngasih kesan yang bagus sebagai anak baru." Dimas masih saja melontarkan kata-kata jahat kepada Rasya.
Entah ada keberanian darimana cewek itu malah menjawab ucapan Dimas. "Kenapa harus gitu? Emang ini sekolah punya nenek moyang lo?" Tanya Rasya dengan nada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
XA's Brother
Teen FictionXabian Elzavero, cowok yang biasa disapa Bian ini adalah ketua dari perkumpulan orang yang paling disegani disekolahnya. apalagi kalau bukan Altair crew. anak pertama yang mempunyai dendam kepada orang yang telah membunuh adik kesayangannya. dengan...