Part 18

151 8 0
                                    

"Happy birthday to you! Happy birthday to you! Happy birthday, happy birthday, happy birthday to you." Sorak mereka semua serempak saat Alana baru membuka pintu kamarnya dan langsung di kaget kan oleh teriakan ucapan ulang tahun dari temen-temennya itu.

Alana tersenyum bahagia. Mereka semua mengingat hari ulang tahunnya. Bahkan mereka merayakan dan rela datang kesini hanya untuk membuat kejutan untuk dirinya. "Ayo tiup lilinnya." Teriak Keenan sambil mendekatkan lilin berangka 18 yang berada diatas kue yang ia bawa. Diikuti oleh Regina dan Vier yang juga memegang kue ulang tahun yang sama.

"Make a wish dulu dong." Suruh Regina sambil tersenyum hangat ke arah sahabatnya ini.

Baru saja Alana ingin meniup lilinya, tapi Sagara langsung menahan cewek itu agar menunggunya. "Foto dulu dong buat kenang-kenangan." Tahan Sagara yang membuat para sahabatnya itu menghembuskan napas melihat kelakuannya.

Tanpa sepengetahuan sahabat-sahabatnya, Sagara sebetulnya mengambil foto Alana karena ia sudah berjanji kepada Bian untuk memberikannya pada cowok itu. Karena jika Sagara berkata disuruh Bian, mereka semua akan marah padanya.

Karena semua orang yang berada di kamar Alana sekarang sudah sangat kesal, kecewa, dan marah kepada Bian. Ya tentu saja dengan alasan karena cowok itu tidak berada disini bersama mereka.

"Ayo tiup lilinnya!" Ujar Sagara heboh

"Satu, dua, tiga!" Teriak mereka semua berbarengan ketika lilin di tiga kue itu bersiap ingin ditiup.

"Yeey!" Teriak mereka lagi ketika semua lilinnya sudah padam ditiup oleh Alana.

"Happy birthday sayangku." Regina langsung memeluk Alana penuh sayang.

Sagara menoleh ke arah sekitarnya dan keluar dari kamar Alana untuk menelfon Bian.

"Sesuai ekspetasi lo, Berhasil dong." Cowok itu menyenderkan tubuhnya di dinding belakangnya.

"Thanks ya, Gar." Ucap Bian sambil tersenyum tipis.

Kalau boleh jujur dalam hatinya, Sagara merasa kasihan oleh Bian. Cowok itu yakin pasti sahabatnya ini punya alasan tersendiri mengapa ia tidak bisa hadir diacara ulang tahun ceweknya. Mengapa semua orang tidak bisa melihat dari sisi Bian juga?

"Have fun ya, Gar. Makasih sekali lagi foto-fotonya." Detik itu juga sambungan telfon mereka terputus karena Bian memutuskan sambungannya secara sepihak.

Sagara menghela napasnya dan berjalan masuk kembali ke dalam kamar Alana. Ternyata semua yang berada disana sudah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Seperti Keenan, Dimas, Danillo, dan Darrel yang sedang duduk di balkon kamar Alana sambil memakan salah satu kue yang dibeli oleh Bian.

Sementara Regina sedang memeluk Alana dan mengucapkan selamat ulang tahun pada sahabatnya itu. Setelah melepas pelukannya, mata Regina sedikit sembab entah karena apa.

Sagara berjalan menghampiri Alana yang sedang duduk diatas kasurnya. "Happy birthday, cantik!" Sagara memeluk Alana penuh sayang.

"Makasih, Sagara." Jawab Alana sambil melepaskan pelukannya dari Sagara.

Cowok itu tersenyum sambil menatap Alana. Sangat terlihat jelas dimata cewek itu bahwa ia merasakan kesedihan yang luar biasa. Sagara memang suka melawak, tapi cowok itu tahu disituasi apa ia harus menghibur orang. Untuk sekarang sepertinya Sagara tidak akan menghibur Alana.

"Bian dimana ya, Gar." Alana menahan suara tangisannya. Cewek itu tidak bisa membohongi perasaannya bahwa ia sangat kecewa Bian tidak berada disini.

Karena tidak tega, Sagara langsung membawa cewek itu kedalam pelukannya. Cowok itu mengelus punggung Alana yang masih terus menangis didalam pelukannya.

XA's BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang