part 06

359 26 0
                                    

Bian tersenyum ketika cowok itu baru saja membuka pintunya dan melihat Alana bersama dengan Regina sudah berdiri didepan pintunya.

Hari ini hari sabtu. Sekolah mereka memang libur dan sekarang waktunya bermain. Iya, Bian menyebutnya bermain bukan pacaran. Karena didalam rumahnya sudah ada sahabat-sahabatnya dan sekarang Alana malah diantar Regina. Sahabat cewek itu juga.

Bian sengaja mengundang sahabatnya dan Regina karena minggu kemarin ia sudah menghabiskan waktu berdua bersama Alana. Dan kebetulan Regina adalah adik dari ketua Altair sebelumnya, Raga antariksa. Jadi sebelum Alana berpacaran dengan Bian, Regina memang sudah dekat dengan anak-anak Altair. Sekaligus Altair menjaga Regina disekolah sesuai dengan pesan Raga kepada mereka.

"Ayo masuk. Anak-anak udah nungguin daritadi." Bian menggeser tubuhnya dan mempersilahkan kedua cewek itu masuk kerumahnya.

Ketiganya berjalan memasuki ruangan bermain Bian. Ayahnya memang sengaja membuatkan ruangan khusus untuk kedua anaknya itu berkumpul bersama teman-temannya. Karena ayahnya tahu Bian dan Vier temannya banyak.

"Wihh yang ditunggu-tunggu akhirnya dateng juga." Keenan meletakan gitar akustik yang sedang ia mainkan itu di sebelahnya.

"Ada makanan apaan tuh?" Tanya Dimas sambil melirik bingkisan yang berada ditangan Regina.

Kedua cewek itu duduk sambil meletakan bingkisan yang berisi minuman segar yang dibawa. "Kalo ada sesuatu aja cepet tuh mata ngeliatnya." Sindir Regina sambil melirik Dimas dengan sinis.

"Lo kaya baru kenal Dimas setahun aja. Orang rakus kaya dia kan gabisa ngeliat makanan nganggur." Ledek Sagara yang membuat Dimas melemparkan bantal yang sedang berada dipangkuannya itu kemuka Sagara.

Edgar dan Keenan hanya tertawa melihat kedua temannya saling meledek. Sementara Danillo sedang memperhatikan satu persatu sahabatnya itu dan berpikir. 'Gue gabakalan bisa ngerasain moment kayak gini lagi kalo udah lulus pasti.' Cowok itu mellow sendiri.

"Bunda kamu dirumah, Bi?" Tanya Alana yang membuat Bian menatap ceweknya itu tidak suka.

"Pacarnya ada disini yang ditanyain malah bunda."

Alana tersenyum manis. "Aku kan udah lama enggak ketemu bunda, Kalo sama kamu kan tiap hari." Jawabnya

Bian mengacak rambut Alana gemas. "Bunda lagi ada jadwal operasi, Kayaknya sore pulang. Aku bilang ada kamu mau kerumah."

"Cin bucin." Ledek Sagara yang daritadi memperhatikan keduanya yang sama sekali tidak sadar bahwa banyak orang memperhatikan mereka.

Bukannya marah Bian malah tersenyum dan merangkul Alana. "Tujuan gue ngundang lo semua kan buat ngeliatin gue bucin sama Alana."

Keenan melempar sendok yang sedang ia pegang ke arah Bian. "Sialan lo!"

"Makanya lo pada punya pacar gih. Daripada bosen ngeliatin gue pacaran mulu mending lo juga pacaran." Suruh Bian seenaknya.

Sagara melirik Bian dengan sinis. "Lo enak nyuruh doang. Gue jalaninnya males." Jawab Sagara Yang disetujui oleh Keenan.

"Males ngasih kabar, Males beli paketan internet, males kemana-mana harus izin." Tambah Keenan.

"Makanya cari cewek yang kaya Alana. Enggak ribet." Bian tersenyum bangga. Berbeda dengan Alana yang tersenyum malu.

"Kalo Alana bisa dibagi dua gue baru mau deh." Jawab Dimas

"Apa nggak Alana aja buat gue deh, Bi. Lo cari lagi." Ucap Edgar asal.

Bian melirik Edgar sinis. "Gue gebukin aja deh, Gar. Mau gak?" Tanya Bian yang membuat Edgar menatap Bian dengan takut. Iya, Edgar meledek Bian. Dan Edgar tahu kalau Ucapan Bian bercanda.

XA's BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang