Part 16

186 10 0
                                    

Kedatangan Bian membuat sahabatnya yang sedang berkumpul langsung menatap cowok itu.

"Orang sibuk baru dateng nih." Sindir Dimas sambil melirik Bian San tersenyum licik.

Mereka memang tidak membicarakan Bian dibelakang, tapi Dimas dan Keenan yang paling yakin bahwa pasti ada yang direncanakan oleh cowok itu. Sisanya hanya merasa kalau ada yang aneh dari ketua Altair ini.

"Sibuk ngapain sih lo?" Tanya Keenan saat Bian sudah duduk di sebelahnya.

Bian tidak menjawab dan hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sahabatnya itu.

"Ditanya malah senyum. Lo bisu?" Tanya Sagara yang langsung mendapat pukulan ditangannya karena Sagara terlalu berkata apa adanya.

"Lo kalo sibuk bagi-bagi dong jangan sendirian doang. Gue kan juga mau berguna di ultah cewek lo." Ucap Keenan

"Tenang aja. Udah gue atur semuanya." Hanya itu jawaban yang Bian berikan pada temannya.

Bian menghela napas lagi. Ultah Alana tinggal besok. Semalam Bian sudah izin kepada tante Airin sekalian membeli beberapa alat dekor untuk besok. Sisanya Bian akan membelikannya nanti malam ditemani oleh Vier.

"Ada yang lo rencanain ya?" Tanya Keenan penasaran. Sebenarnya ia sudah yakin ada yang direncanakan Bian.

"Gue belum bisa bilang sekarang. Nanti kalau udah waktunya gue bakalan kasih tahu kalian." Jawab Bian yang membuat Sagara melirik Bian dengan sinis.

"Sok misterius banget sih lo." Ucap Sagara tidak suka.

"Lo belum bunuh Raiden kan?" Tanya Keenan memastikan. Bian tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.

"Nanti. Gue mau cari kelemahan dia dulu." Jawab Bian membuat sahabatnya itu pada penasaran.

"Kalo Raiden mati, Azriel gabakal tinggal diam. Jadi mending musnahin dua-duanya." Ucap Sagara asal sambil memakan cemilannya.

"Kalo ngomong jangan ngasal." Megan menoyor Sagara.

Bian tersenyum. "Emang itu rencana gue." Keenan dan Dimas langsung saling pandang mendengar ucapan Bian.

Cowok itu menoleh ke arah Megan dan Deff. "Gimana rencana kemarin?" Tanya Bian

"Seperti biasa, berjalan dengan mulus tentunya." Bian tersenyum mendengar jawaban Megan. Meski muka cowok itu ada sedikit lebam, tidak masalah baginya.

"Kalo kemana-mana usahain minimal bertiga ya. Gue gamau sahabat gue kenapa-napa."

"Azriel juga gabakalan tinggal diam anggotanya diserang." Perkumpulan cowok itu menganggukkan kepalanya mendengar peringatan dari Bian.

"Gue harap rencana lo enggak bikin orang lain terluka ya, Bi." Bian langsung menoleh ke arah Keenan yang berada di sebelahnya. Ucapan Keenan mampu membuat perhatian para sahabatnya itu.

"Maksud lo?" Tanya Bian bingung dengan ucapan Keenan yang sangat ambigu menurutnya.

"Jangan sampe ada orang yang menderita demi obsesi lo buat balas dendam ke Raiden." Jelas Keenan yang masih membuat Bian tidak mengerti.

"Anak Altair maksud lo?" Tanya Bian memperjelas ucapan Keenan.

"Entah." Jawab Keenan.

"Tenang aja. Semuanya udah gue atur." Ucap Bian menenangkan sahabat-sahabatnya. Ia akan jadi orang paling depan yang melindungi sahabatnya dan mereka tahu itu.

Keenan sama sekali tidak tahu apa yang direncanakan Bian sekarang. Tapi yang Keenan tahu, rencana cowok itu akan melibatkan penderitaan untuk orang sekitarnya.

XA's BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang