Part 10

287 22 0
                                    

"Itu yang pager putih sebelah kiri rumah gue." Bian menghentikan motornya tepat didepan rumah yang dimaksud Rania.

Rania segera turun dari motor Bian. "Makasih ya." Ucap cewek itu sambil berusaha membuka pengait helmnya yang ternyata susah juga.

Bian tersenyum tipis dan hanya menganggukkan kepalanya. Cowok itu sibuk memperhatikan Rania yang masih berusaha melepaskan pengait helm itu.

"Sini gue bantu." Bian menarik tangan Rania untuk mendekatkan jarak mereka berdua. Cowok itu menyingkirkan tangan Rania dan hanya beberapa detik, pengait helm itu langsung terpisah.

Rania hanya tersenyum sambil memberikan helm itu pada Bian. "Lo mau apa dari gue?" Tanya Rania yang langsung membuat Bian menggelengkan kepalanya.

"Gue bakalan lepasin lo. Urusan kita abis ini udah selesai." Rania menatap Bian tidak percaya dengan apa yang cowok itu ucapkan padanya.

"Serius?" Tanya Rania.

Bian tersenyum mendengar pertanyaan Rania. "Muka gue keliatan lagi bohong?" Tanya Bian

"Makasih banget ya." Ucap Rania tersenyum senang.

"Xabian kan?" Tanya Rania meyakinkan nama cowok itu.

"Panggil Bian aja." Jawab Bian dan Rania menganggukkan kepalanya.

"Makasih sekali lagi, Bian." Ucap Rania sekali lagi dan Bian kembali tersenyum.

"Gue masuk duluan ya? Hati-hati dijalan." Pamit Rania sambil berjalan masuk kedalam rumahnya.

Setelah memastikan Rania sudah benar-benar masuk kerumahnya, Bian baru menghidupkan mesin motornya dan segera pulang kembali kerumahnya.

Hanya perlu lima belas menit dengan kecepatan motor yang sedang, Bian sudah memarkirkan motor di garasi rumahnya. Bian belum melihat mobil Vier, tandanya cowok itu belum pulang kerumah. Mungkin ia masih di markas berkumpul bersama teman-temannya.

Tidak mau terlalu mikirkan, Bian langsung segera memasuki rumahnya untuk mengistirahatkan dirinya dikamar tercintanya. Ia sudah sangat lelah sekarang.

"Anak bunda udah pulang." Rose menyambut Bian saat melihat anaknya baru masuk kedalam rumah.

Bian tersenyum hangat dan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Rose.

"Tumben bunda jam segini udah dirumah." Bian duduk disebelah Rose yang sedang memangku buku tebal dipahanya.

Rose cemberut mendengar ucapan yang diberikan Bian kepadanya. "Abang gasuka bunda ada dirumah?" Pertanyaan yang keluar dari mulut bundanya langsung membuat Bian panik.

"Enggak gitu, nda. Maksud Bian biasanya kan bunda pulang tengah malem terus kalo udah berurusan sama rumah sakit." Jawab Bian membuat Rose tersenyum maklum.

"Namanya juga dokter, Kalo udah berurusan sama rumah sakit pasti jadi sibuk." Bian hanya menganggukkan kepala saat mendengar ucapan bundanya.

Rose memindahkan buku tebal itu dari pangkuannya dan menghadap ke arah Bian. "Eh Abang Bian tahu kan kalo si adek ada cewek?" Tanya Rose yang dijawab gelengan oleh Bian.

"Bian tahunya dia deket sama cewek. Gatau kalo udah jadian atau belum." Jawabnya

"Katanya sih Vier mau kenalin ceweknya ke bunda, tapi sampe sekarang belum ada kabar lagi tuh."

Kedua cowok itu memang sangat dekat dengan bundanya. Jadi kadang mereka suka cerita tentang kegiatannya selama disekolah, kegiatan Altair belakangan ini, bahkan tentang kisah percintaan mereka saat bundanya itu sedang tidak sibuk.

XA's BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang