Part 13

197 14 1
                                    

Mobil sedan putih itu terparkir didepan toko kue. Bian keluar dari dalam mobil itu diikuti oleh Keenan dan Sagara. Tadinya memang Bian hanya mengajak Keenan tapi Sagara memaksa untuk ikut karena ia akan membeli kue juga untuk tantenya yang akan datang besok.

"Ini aja yang frozen lucu." Sagara menunjuk kue bulat berbentuk karakter frozen yang berada didalam kulkas itu.

"Lo aja yang gue beliin mau?" Tanya Keenan yang membuat Sagara menganggukkan kepalanya.

"Beneran ya?" Tanya Keenan lagi yang dijawab anggukan Sagara.

"Gapapa, gue makan lah. Lagian kue disini enak." Sagara tersenyum meledek ke arah Keenan.

"Gajadi. Buang-buang duit gue aja." Keenan melirik Sagara sinis. Kemudian kedua cowok itu menyusul Bian yang sudah didepan kasir untuk membayar kue yang sudah ia pesan.

"Jadinya yang mana?" Tanya Keenan penasaran

"Makasih ya mba." Bian menerima kembali kartu debit berwarna hitam itu bersama dengan struk yang diberikan kasir tersebut.

"Tiramisu satu, double coklat satu sama cheese cake." Jawab Bian sambil berjalan keluar dari toko tersebut.

"Lo gajadi beli kue buat tante lo?" Tanya Bian sesampainya mereka didepan mobil.

Sagara menggeleng. "Gaada yang menarik." Jawabnya

"Perlu cari ditempat lain?" Tanya Bian yang dijawab gelengan oleh Sagara. "Gue bisa cari sendiri." Tolaknya

"Mau cari dekorasi?" Keenan bertanya setelah ketiga cowok itu sudah memasuki mobil.

"Gue beli sendiri aja pas mau balik. Lo bantuin Reval sama anak-anak aja." Tolak Bian.

Anak Altair memang sedang berkumpul di markas untuk melakukan penyerangan kepada Nuanza, perkumpulannya Azriel. Karena Bian sudah menyerahkan semuanya kepada Deff dan Megan, jadinya Bian bisa izin untuk menyiapkan rencana ulang tahun Alana.

"Yakin nih bisa sendiri?" Tanya Keenan meyakinkan Bian.

"Tahun lalu juga gue bisa kan." Tolak Bian yang akhirnya membuat Keenan menganggukkan kepalanya mengerti.

Bian akhirnya mengantar kedua sahabatnya itu ke markas mereka. Kedua cowok itu tadinya membawa kendaraan masing-masing. Tapi kedua cowok itu rela menemani Bian, mereka menyuruh supirnya untuk mengambil kendaraan mereka disekolah. Memang sahabat terbaik.

Hanya perlu dua puluh menit mobil Bian sudah berhenti tepat didepan rumah yang sering ditempati untuk mereka singgah itu.

"Salamin sama anak-anak ya." Keenan dan Sagara menganggukkan kepalanya.

"Hati-hati ya, men." Ucap Keenan sebelum mobil Bian berlalu dari hadapan mereka.

Setelah mengantarkan kedua sahabatnya, tadinya Bian ingin segera mampir membeli dekorasi. Tapi bundanya mengirim pesan kepada Bian agar segera pulang kerumah karena teman bundanya sudah datang. Akhirnya Bian menurut dan menunda pembelian alat dekor itu. Ia akan beli pada malam hari saja daripada kena omelan bundanya.

Mobil Bian tidak bisa masuk ke garasi karena dihalangi oleh mobil asing berwarna hitam ini. Akhirnya Bian memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya.

"Ini mobil tamu bunda ya, pak?" Tanya Bian kepada pak Adi, satpam rumahnya.

"Iya, nanti mobil mas Bian biar bapak yang pindahan aja." Bian menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan pak Adi.

"Biar Bian aja pak. Lagian nanti malem Bian mau keluar lagi." Tolak cowok itu sambil tersenyum ramah.

Setelah mengobrol sebentar dengan pak Adi, Bian kemudian melangkahkan kakinya memasuki rumah.

XA's BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang