Bian dan anak basket lainnya sedang berada di lapangan indoor melaksanakan pertandingan basket dadakan.
"Bi, sini kasih ke gue!" Teriak Keenan sambil memberikan kode pada Bian.
Bian langsung mendribel bola basket dengan tatapan yang dingin dan fokus pada lawannya saat ini. Siapa lagi kalau bukan Vier. Adiknya sendiri yang ia tantang untuk bermain.
Bian melempar bola basket itu pada Keenan. Dengan cepat Keenan langsung menangkapnya. Bian mengatur napasnya sambil berkacak pinggang memperhatikan Keenan yang membawa bola oranye itu dan sedang dihadang oleh Zidane dan Rafa yang satu tim dengan Vier. Keringat membanjiri tubuhnya membuat baju putih polos yang dikenakan Bian memperlihatkan bagian atas tubuhnya.
Cowok itu menjilat bibirnya yang terasa kering dan membenarkan tataan rambutnya yang basah terkena keringat. "Bian tangkap!" Teriak Keenan sambil melempar bola itu ke arah Bian.
Kini dihadapan cowok itu ada Daffa yang bersiap merebut bola yang ada ditangan Bian. "Bang, gue dong yang megang bolanya. Gantian." Gerutu Daffa yang membuat Bian tertawa meledek. Saat Daffa hampir merebut bola itu, dengan gesit Bian langsung berlari menuju ring basket. Sekali shoot bola itu masuk ke ring basket dengan mulus.
"Fokus, Daf!" Teriak Vier yang mendapat anggukan dari Daffa.
Bian yang daritadi memperhatikan kedua cowok itu kini mulai memfokuskan kembali pada bola basket yang sedang dipantulkan oleh Keenan. Tapi Bian mengalihkan tatapannya pada seorang cewek yang sedang berjalan dipinggir lapangan.
"Bian tangkap!" Teriak Keenan sambil melempar Bola dari arah belakang Bian.
Karena kaget dengan teriakan Keenan, akhirnya Bian tidak fokus dan bola itu dengan mulus menghantam kepala cewek yang Bian perhatikan daritadi. Cewek itu terdiam karena merasa semua yang berada di sekitarnya berputar sampai akhirnya tubuh cewek itu tumbang.
"Rasya!" Teriak Vier dari tengah lapangan. Cowok itu langsung berlari menghampiri cewek yang sudah tumbang dipinggir lapangan itu.
Bukannya menghampiri Vier untuk membantu Rasya, Bian dan Keenan hanya saling pandang melihat apa yang terjadi di depan mereka.
"Stop dulu mainnya. Gue mau bawa dia ke uks." Teriak Vier dari pinggir lapangan. Dengan gesit cowok itu langsung menyelipkan tangannya dikaki Rasya dan tangan satunya memegang punggung cewek tersebut. Setelah itu ia berlari keluar dari lapangan sambil membawa cewek itu.
"Gue enggak tahu dia emang gentle atau karena cewek itu Rasya." Bisik Keenan sambil merangkul Bian berjalan menuju tribun untuk istirahat sebentar.
Bian mengambil sebotol air mineralnya dan meneguknya hingga tersisa setengah. Setelah itu, ia mengambil handuk kecil yang berada di tasnya dan menyeka keringat di dahinya.
"Adik cowok lo gentle juga ya, Bi. Dia reflek bawa cewek yang pingsan tadi ke uks." Ledek Sagara sambil tersenyum jahil ke arah Bian.
"Iya, emang. Tanpa mikir panjang langsung lari terus cabut ke uks. Takut ceweknya kenapa-napa." Tambah Keenan
"Beda banget sama abangnya yang malah diem aja nih. Gimana sih." Zidane menyenggol lengan Bian tambah meledek kakak kelasnya ini.
"Bacot lo semua." Omel Bian sambil menyiram Keenan, Sagara, dan Zidane sisa air minumnya.
"Eh, Ne. Si Vier cerita sama lo kalo dia lagi deket sama Rasya?" Tanya Bian mencari informasi lewat Zidane karena Zidane teman dekatnya Vier. Mungkin cowok itu lebih memilih cerita ke sahabatnya daripada sama Bian.
"Enggak sih. Tapi gelagat dia nunjukin kalo dia emang lagi deketin si Rasya menurut gue." Jawab Zidane satu pemikiran dengan dirinya.
"Nah bener kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
XA's Brother
Teen FictionXabian Elzavero, cowok yang biasa disapa Bian ini adalah ketua dari perkumpulan orang yang paling disegani disekolahnya. apalagi kalau bukan Altair crew. anak pertama yang mempunyai dendam kepada orang yang telah membunuh adik kesayangannya. dengan...