"Nan, Bian kok gamasuk sekolah?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Alana saat cewek itu melangkahkan kakinya menghampiri Keenan yang sedang duduk dipinggir lapangan bersama sahabatnya yang lain.
Memang hampir seharian ini Alana sama sekali tidak melihat Bian. Cowok itu biasanya selalu bersama sahabat-sahabatnya dan tentu saja Bian yang paling terlihat diantara mereka semua.
Keenan yang tadinya sedang memainkan ponselnya langsung mendongakkan kepala menatap Alana. Cowok itu sempat melihat sekitarnya takut ada yang mendengar pertanyaan Alana. Tapi untungnya lapangan indoor ini sepi dan hanya ada mereka. Anak basket lainnya belum datang karena ekskul basket dimulai masih lima belas menit lagi.
Keenan diam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Alana. "Bian lagi sakit, lo mau ikut kita buat jenguk dia?" Cewek itu diam sebentar sebelum menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan Keenan.
"Sakit apa?" Tanya Alana lagi. Karena jujur ia sama sekali tidak tahu apapun tentang Bian sekarang. Bahkan sekarang Bian sama sekali tidak membalas pesannya.
"Gue tunggu di parkiran setengah enam ya." Keenan tidak menjawab pertanyaan Alana. Cowok itu malah menyuruh Alana untuk menunggunya diparkiran karena mereka harus ekskul basket dulu.
Alana hanya menganggukkan kepalanya dan kembali pergi. Sambil menunggu Keenan dan yang lain basket, cewek itu memutuskan untuk menunggu di perpustakaan bersama dengan Regina. Sekalian menemaninya mengerjakan tugas.
"Lo udah izin sama Bian kalo mau ngajak Alana kesana?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Dimas karena daritadi cowok itu menyimak pembicaraan mereka berdua.
Keenan menatap Dimas dengan bingung. "Emang perlu?" Dimas terdiam mendengar pertanyaan Keenan. Benar juga apa yang cowok itu tanyakan, Alana kan pacar Bian.
"Nanti kalo malah ga sesuai ekspetasi gimana?" Kedua cowok itu langsung menoleh ke Sagara.
"Mereka berdua aja udah enggak chatan, kalo ketemu bakalan awkward gimana?" Tanya Sagara
Keenan terdiam sebelum membantah ucapan Sagara. "Tapi kan Alana berhak tahu gimana kondisi pacarnya."
Sagara menghembuskan napasnya. "Gue enggak tanggung jawab ya kalo Bian marah." Ucap cowok itu pasrah.
Keenan tersenyum miring. "Itu biar jadi urusan gue."
Setelah semua urusan basket selesai, mereka langsung melangkahkan kakinya keluar dari area lapangan dan pergi menuju parkiran. Mereka semua akan mengunjungi Bian untuk melihat kondisi cowok itu.
Dari kejauhan, Keenan sudah melihat Alana yang sedang memainkan ponselnya sambil bersandar pada mobilnya.
"Sorry kelamaan ya, Na. Tadi gue nagihin uang kas dulu." Sapa Keenan yang membuat Alana tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Regina gaikut?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Sagara karena cowok itu hanya melihat Alana sendirian. Biasanya Regina suka ikut kemanapun Alana pergi.
"Dia mau les." Jawab Alana yang membuat Sagara menganggukkan kepalanya.
"Lo udah izin nyokap belum?" Dimas bertanya pada Alana. Mereka semua tahu kalau orang tua Alana adalah tipe yang overprotektif pada anaknya. Jadi untung jaga-jaga, sebelum mengajak Alana pergi mereka akan meminta izin pada ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
XA's Brother
Novela JuvenilXabian Elzavero, cowok yang biasa disapa Bian ini adalah ketua dari perkumpulan orang yang paling disegani disekolahnya. apalagi kalau bukan Altair crew. anak pertama yang mempunyai dendam kepada orang yang telah membunuh adik kesayangannya. dengan...