Setelah melihat pantulan dirinya dicermin, Bian tersenyum senang. Cowok itu hanya mengenakan kaos putih polos dan celana jeans hitam untuk pergi siang ini. Tidak mau ribet karena tujuannya hanya satu.
Bian melihat jam di ponselnya sebelum mengambil benda pipih itu dan ia masukan kedalam saku celananya. Sekarang pukul sebelas siang. Ia sudah berjanji kepada Rania untuk mengantarkan cewek itu membeli buku latihan soal karena ulangan yang akan diadakan dua hari lagi.
Sebenarnya hari ini juga bertepatan dengan sahabatnya itu akan datang kerumah. tapi karena ingin pergi sebentar, Bian menyuruh mereka agar datang lebih sore karena harus mengantar Rania. Dan sahabatnya itu menurut saja.
Setelah memastikan penampilannya sudah benar-benar baik, cowok itu pergi turun ke lantai bawah. Ia memutuskan untuk sarapan dulu sebelum menjemput Rania. Walaupun sudah siang, Bian tetap menyebutnya sarapan karena ia belum mengisi perutnya sama sekali.
"Mau kemana lo?" Manusia kepo yang melihat abangnya dengan baju rapih itu bertanya. Ia juga sedang sarapan karena baru bangun tidur dan perutnya terasa lapar.
"Nganterin Rania beli buku." Jawab Bian sambil duduk di kursi makan yang berhadapan langsung dengan adiknya.
"Rania, Rania, Rania." Vier meledek Bian. Entah mengapa ia tidak terlalu suka dengan cewek itu. Mungkin karena Vier berpikir abangnya selalu mengutamakan cewek itu terus daripada pacar aslinya sendiri.
"Kenapasih lo? Gasuka banget." Bian melirik sinis Vier sambil menyendokan nasi goreng ke atas piringnya.
"Emang kenapa? Hak gue dong buat suka atau enggak sama orang." Jawab Vier sambil melirik cowok yang ada didepannya ini dengan sinis. Lagian pertanyaan Bian aneh-aneh saja.
Tidak ada bantahan dari Bian lagi ketika ia mendengar ucapan adiknya. Cowok itu lebih memilih untuk makan daripada beradu mulut dengan Vier. Hanya membuang waktu saja.
Setelah selesai, tanpa mengucapkan sepatah katapun atau pamit, Bian langsung saja melangkahkan kakinya keluar dari ruang makan menuju garasi.
Cowok itu menghidupkan mesin mobilnya dan segera pergi menuju rumah Rania. Ia memutuskan untuk menjemput cewek itu dulu dirumahnya. Walaupun sebelumnya, Rania memaksa untuk janjian langsung saja ditoko buku. Tentu saja Bian menolak.
Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai dirumah cewek itu. Karena tidak ingin membuat Bian menunggu, Rania langsung keluar dari rumahnya ketika Bian berkata bahwa cowok itu sudah didepan.
"Yuk, langsung aja." Ajak Rania saat cewek itu sudah berada didalam mobil Bian.
"Toko buku yang mana?" Tanya Bian. Jujur ia tidak tahu akan pergi kemana karena Rania tidak memberitahunya.
"Deket sama sekolah lo kok. Yang sebelah cafe Neverland." Bian terdiam mendengar jawaban Rania. Itu adalah toko buku langganan Alana. Sebulan sekali Bian pasti akan kesana untuk menemani cewek itu membeli koleksi novel fiksi terbaru.
"Yang lain gaada?" Tanya Bian yang membuat Rania menatap cowok itu dengan bingung.
"Emang kenapasih? Itu langganan gue sama Sasya juga. Kita kalau beli apapun selalu disitu."
"Yang didalam mall aja mau nggak?" Tanya Bian menawari Rania alternatif lain.
"Malah kejauhan. Udah sih disana aja." Tolak Rania tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Malah cewek itu berpikir mungkin Bian tidak mau bertemu dengan teman sekolahnya karena ketahuan sedang berada di toko buku.
Sepertinya cewek ini tidak bisa dibantah. Jadi mau tidak mau akhirnya Bian menuruti saja apa kemauan Rania daripada harus membuang waktu berdebat.

KAMU SEDANG MEMBACA
XA's Brother
Ficțiune adolescențiXabian Elzavero, cowok yang biasa disapa Bian ini adalah ketua dari perkumpulan orang yang paling disegani disekolahnya. apalagi kalau bukan Altair crew. anak pertama yang mempunyai dendam kepada orang yang telah membunuh adik kesayangannya. dengan...