Part 24

131 8 0
                                    

Keenan dan Sagara yang sedang berjalan berdua menuju lapangan indoor tiba-tiba saja dihalangi oleh Regina dan Alana.

"Gue mau ngomong sama lo berdua." Regina menarik tangan Keenan dan Sagara dan mengajak kedua cowok itu menuju kantin yang sudah sepi.

"Ada Apaansih?" Tanya Sagara yang risih tangannya ditarik paksa oleh Regina. Sementara Keenan hanya diam. Cowok itu sudah pasrah apa yang akan diperbuat oleh Regina.

"Duduk lo berdua." Suruh Regina sesampainya mereka didalam kantin. Lebih tepatnya Keenan dan Sagara dipaksa, bukan disuruh.

Keenan dan Sagara duduk bersamaan. Didepannya sudah ada Regina dan Alana yang menatap mereka berdua dengan tajam.

"Jelasin ke gue kenapa Bian sikapnya berubah sama sahabat gue?" Tanya Regina menatap kedua cowok Dihadapannya ini dengan tajam.

Sagara yang mendengar pertanyaan Regina langsung menghembuskan napasnya. "Kalau lo tanya tentang Bian, tanyain aja langsung ke orangnya. Jangan ke kita." Jawab Sagara malas-malasan.

"Lo berdua kan sahabatnya, pasti tahu kenapa dia berubah." Cecar Regina kesal sendiri. Ia tidak bisa sahabatnya diperlakukan seenaknya oleh Bian.

"Lagian urusannya sama lo Apaansih? Kan Alana yang pacaran sama Bian." Keenan menyenggol bahu Sagara. Bermaksud menyuruh cowok itu diam.

"Kok lo jadi.."

"Udah jangan ribut." Keenan meleraikan keduanya sebelum keduanya mulai beradu mulut lagi.

"Emang Bian kenapasih, Na?" Tanya Keenan sambil menoleh ke arah Alana yang malah menggelengkan kepalanya.

"Gue juga gatau. Tapi akhir-akhir ini gue jarang banget kontakan sama dia." Jawab Alana.

"Kemarin gue ajakin dia ke toko buku. Biasanya dia selalu mau, tapi chat gue malah enggak dibales sama dia." Keenan terdiam mendengar ucapan Alana.

Keenan menghembuskan napasnya. "Saran gue, mending lo kasih Bian jarak dulu. Ada yang lagi dia rencanain." Ucap Keenan yang membuat Sagara menoleh menatapnya.

Tatapan cowok itu seakan berkata "kok lo kasih tahu sih?"

"Dia lagi ada suatu masalah yang rumit. Mungkin dia gamau diganggu dulu, Na."

Alana menggelengkan kepalanya lagi mendengar ucapan Keenan. "Dia gapernah kayak gini kalau lagi ada masalah. Bisanya gue selalu dijadiin tempat keluh kesah dia."

"Ini tentang Altair, Alana." Ucapan Keenan mampu membuat kedua cewek itu langsung terdiam.

"Walaupun gue gak pernah tau masalah Altair, tapi Bian gapernah sampai kayak gini kalau lagi ada masalah." Alana terus saja membantah ucapan Keenan.

"Gue kenal Bian hampir tiga tahun, Nan."

"Alana..."

"Gue kenal dia banget kalau lagi ada masalah cara dia hadapin masalahnya kayak gimana."

"Alana..."

"Dia gapernah kayak gini sebelumnya, Keenan."

"Ini demi keselamatan lo!" Tanpa sadar, Keenan membentak cewek yang ada Dihadapannya ini.

Alana maupun Regina langsung membeku mendengar ucapan Keenan. Mereka kaget mendengar bentakan Keenan. Cowok itu tidak pernah seperti ini sebelumnya.

"Tolong, masalah ini enggak kayak sebelumnya." Ucap Keenan dengan halus. Ia tidak bisa terus dibebani seperti ini oleh kedua cewek yang ada Dihadapannya.

Tadi saat istirahat, Bian menerima telefon dari Sasya, cewek itu memberi kabar bahwa Azriel tahu kemarin mereka pergi mengunjungi rumah sakit tempat abangnya dirawat. Dan Bian berkata kepada Keenan untuk mengatur anggota Altair karena sepertinya anggota Nuanza akan melakukan penyerangan. Sementara Bian akan kerumah sakit untuk menghabisi nyawa Raiden.

XA's BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang